Happy reading 😊---------------------------
Tania terus melihat ke arah belakang barisan. Ia mengedarkan pandangannya mencari sosok Chelsea. Kini semua siswa sudah berkumpul di posko pertama. Bersiap-siap akan kembali ke tempat perkemahan.
Kevin dan Vita berjalan ke arah barisan kelas X.4 dan betapa tercengangnya Tania mengetahui bahwa Chelsea tidak ada di situ.
“Vit, Chelsea mana?” tanyanya pada Vita yang baru saja berbaris di belakangnya.
Vita menepuk jidatnya. Ia terlupa akan keadaan Chelsea, gara-gara kegugupannya tadi.
“Buaya empang, lo jelasin dong ke mereka.” Vita mulai panik.
“Ih. Kita kan udah jadian. Masa lo masih aja manggil gue buaya empang. Gak takut kualat lo?” balas Kevin. Tania, Ara, dan Maureen terkejut mendengar pernyataan Kevin itu. Namun, yang mereka khawatirkan saat ini hanyalah Kevin.
“Please. Gak udah bahas itu dulu. Gue khawatir sama Chelsea, Vin,” ucap Vita menghela napasnya.
Kevin langsung berlari ke arah Devan yang yerlihat sedang mendiskusikan sesuatu dengan anggota Osis lainnya .
“Kak, gawat. Chelsea hilang di hutan. Kita gak tau dia nyasar kemana,” ucap Kevin tanpa jeda.
Devan langsung meraih jaketnya pada kursi yang berada di sampingnya. “Kalian lapor sama pembina dulu. Gue mau ke hutan,” katanya.
“Kita bantu juga deh, Van. Bahaya,” sahut Zero dengan cemas.
“Kalian semua lapor ke pembina dulu. Terus siap-siap. Gue duluan,” jawab Devan tak terbantahkan.
Mereka segera berpencar dan bersiap-siap untuk melakukan pencarian ke hutan setelah melapor kepada pembina.
***
Tes..
Rintikan hujan mulai terdengar dari dalam tenda.
Tania terus menghela napasnya. "Jadi, kita cuma diem aja?" tanyanya pada ketiga sahabatnya.
"Kita tunggu kabar dulu, Ta," sahut Vita.
"Gak guna kali kalo Cuma nunggu kabar tanpa melakukan apa-apa," balas Tania.
"Lo batu banget sih. Terus, kalo kita bantu cari ke hutan bakal nyelesain masalah gitu?" kesal Ara karena sedari tadi Tania bersikeras ingin membantu mencari Chelsea ke hutan.
"Kok malah ribut sih," ucap Maureen yang sedari tadi hanya terdiam dan mendengarkan ocehan sahabat-sahabatnya itu.
Tania mendengus dan menyenderkan punggungnya pada tas ransel.
"Assalamualaikum, cantik," ucap seseorang menyembulkan kepalanya ke dalam tenda.Vita yang sedang mengunyah camilannya pun tersedak.
"Uhukkk..." Ia segera mengambil air mineral di dalam tasnya.
"Ngagetin banget sih Kak," ucap Vita setelah meneguk air mineralnya.
"Chelsea mana?" tanyanya tanpa memerdulikan Vita.
"Kak Reza gak tau?" tanya Maureen.
"Kenapa?" tanyanya balik.
YOU ARE READING
Love Destiny
Teen FictionTakdir, Satu kata singkat yg sering diabaikan banyak orang Namun, Takdir... Satu kata singkat yg tak pernah ku sesali Bertemu denganmu, Adalah suatu takdir yang tak bisa ku hindari. Melupakanmu, Adalah suatu takdir yang tak ingin kujalani. Dan b...