Rambut check!
Make up check!
Parfum check!
Heels check!
Gaun? Luar biasa!
Aku bahkan jatuh cinta pada baju yang Naruto berhasil dipesan beberapa hari yang lalu. Tepatnya setelah aku memaksa dia untuk mencarikan baju dari Gucci. The stunning burgundy Gucci Dress. Really love it!
Dulu, selama aku aku menjadi model, aku selalu ingat bahwa Ten Ten sangat menyukai rancangan dari Gucci. Tapi selama aku ada di agensi, hanya aku yang terpilih memakai baju rancangan dari Gucci. Katanya, kriteria tinggi badan dan wajah Ten Ten kurang sesuai untuk Gucci.
Wajar saja, wajah oriental Ten Ten yang manis kurang pas untuk gaun-gaun Gucci yang membutuhkan garis wajah kuat yang menonjol. Seperti aku salah satunya. Wajahku jarang ditemukan ditambah rambut pink kesayanganku menjadikan nilai tambah untuk Gucci.
Sangat disayangkan menjadi model sangat melelahkan dan selalu banyak aturan. Jujur saja, Sakura yang bebas seperti aku tidak akan pernah cocok dengan dunia seperti itu.
Ah, aku jadi semakin ingin melihat wajah Ten Ten jika aku datang menggunakan Gucci. Rasanya tidak sabar memamerkan gaun ini di pesta pernikahan Ten Ten.
Drrrt Drrrttt
Ah, itu pasti dari Sai. Sebelumnya aku sudah mendapatkan pesan dari Ino yang mengatakan dia sudah siap, yang tentu saja aku langsung mengabari Sai untuk menjemputnya. Sekarang Sai pasti sudah sampai.
Begitu melihat ponsel ku, benar saja dugaanku. Itu memang dari Sai.
Terima kasih untuk membiarkan aku berkenalan dengan Ino. Dia 100.
Aku tertawa pelan membaca pesan yang dia kirimkan. Tentu saja Ino akan mendapat nilai 100. Dia model yang sedang naik daun untuk Louis Vuitton. Dia juga sangat tipe Sai sekali.
Dada dan pinggul yang besar. Wajar saja, Ino bukan orang Jepang asli. Wajahnya sangat Eropa sehingga wajar kalau dada dan pinggulnya besar seperti orang Barat.
Dan tentu saja, sangat Sai sekali.
Aku melihat jam di layar ponselku. Sudah pukul 15.55 seharusnya Naruto sudah sampai sejak lima menit yang lalu. Apa dia terjebak macet?
Baru saja aku akan meneleponnya, suara pintu yang diketuk membuatku mengurungkan niat. Aku yakin sekali pasti itu adalah Naruto.
"Kenapa lama seka...li?" Aku hanya mampu mengaga melihat sosok yang TIDAK SEHARUSNYA DI SINI MALAH DI SINI. "Kenapa kau yang ada di sini? Mana Naruto!" Aku berkacak pinggang melihat Sasuke dalam balutan formal berdiri di depanku.
"Tampaknya Naruto belum mengabarimu kalau--"
Suara nada dering panggilan terdengar dari ponsel yang ada di tanganku. Sasuke menghentikan kalimatnya dan mengedikan kepalanya untuk mengangkat panggilan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny to Meet You [SasuSaku] ✔
FanficSatu kesalahan besar yang pernah dilakukan oleh Sasuke membuatnya dihantui rasa bersalah pada tetangga masa kecilnya. Tetangganya tidak lagi sama seperti dulu, tidak ada senyuman manis, tidak ada lagi canda tawa, dan tidak akan pernah ada lagi Sakur...