11. Alkohol Oh Alkohol

4K 405 18
                                    

"Turunkan aku di sini." Kataku. Aku tidak mau Sasuke melihatku dalam keadaan lemah seperti ini. Sangat memalukan, sungguh.

Sasuke diam dan tetap fokus menyetir. Dia bahkan tidak menoleh padaku semenjak masuk ke dalam mobil.

"Sasuke, aku mau turun." Aku mengeraskan suaraku dan menatapnya lagi.

Aku butuh berendam dan menenangkan diri. Aku juga butuh berbotol-botol alkohol agar aku lebih tenang.

Dan aku tidak butuh berdebat dengan Sasuke karena aku sedang dalam kondisi yang memprihatinkan.

"Sasuke, aku mau tu--"

"Tidak. Kau akan ikut denganku." Katanya dengan tegas. Aku bahkan bisa melihat rahangnya yanh mengeras dan tangannya yang mulai mengepal secara tidak dia sadari.

Aku pada akhirnya hanya bisa pasrah dan menyender lagi ke belakang. Aku tidak mau berbedat dengan Sasuke karena otakku buntu dan aku sangat gelisah.

Aku benci menyadari bahwa keadaanku sekarang sudah tidak aman. Aku benci karena aku sudah mulai merasa nyaman di Tokyo tetapi orang-orang dari tempatku dulu semakin lama semakin bermunculan di Tokyo.

Aku tidak butuh mereka semua dalam hidupku saat ini. Hidupku sudah jauh lebih baik dari yang dulu. Aku bahkan sudah bisa menyadari kekuranganku dan menjadikannya sumber pundi-pundi uang.

Aku sudah sangat baik saat ini.

"Kau mau membawaku ke mana?" Aku bertanya pada Sasuke lagi. Semoga saja kali ini dia mau menjawabnya. Jujur saja, satu mobil dengan Sasuke bukan pilihan yang baik. Aku lebih memilih jalan kaki daripada hidup bertambah runyam.

"Kita akan ke apartemenku."

Aku menggeleng dan menatapnya dengan kesal. Ingin aku memaki tapi aku tidak dalam keadaan yang baik. Aku tidak bertenaga lagi saat ini. Sungguh, aku bahkan menyesali datang ke pesta Ten Ten.

"Aku tidak suka di sana. Lagipula, aku butuh alkohol saat ini."

"Kau tidak akan ke mana-mana lagi, Sakura. Di sana ada bourbon, kau bisa meminumnya."

Sebenarnya aku kurang suka dengan bourbon. Favoritku adalah tequila, tapi seperti kataku tadi, aku sudah tidak peduli lagi bahkan jika aku meminum yang bukan kesukaanku. Apapun itu asal memiliki kandungan alkohol, akan ku terima saat ini juga.

Aku memang pecandu alkohol, tapi aku tidak mengkonsumsi narkotika maupun rokok. Entah mengapa, aku selalu menganggap kecintaanku pada alkohol selalu masih lebih baik karena aku bukan perokok dan pengomsumsi narkoba.

"Setelah itu bawa aku ke rumah."

"Kita lihat saja nanti."

***

Aku selalu mengira bahwa Sasuke memang orang kaya. Tapi aku tidak pernah mengira Sasuke benar-benar se kaya ini.

Jika Sasuke bukan Uchiha aku pasti akan mengajaknya berkencan dan mengeruk semua uangnya. Sayangnya, dia Uchiha dan sumber semua malapetaka yang ada padaku.

"Kau bisa berjalan?" Sasuke bertanya padaku setelah aku menghancurkan rencananya untuk membukakan pintu dengan keluar lebih dulu. Walaupun pikiranku kacau, aku tetap tidak akan mau menerima perlakuannya berlama-lama.

Aku mengangguk dan masih takjub memandangi bangunan tempatku berpijak saat ini. Demi kepala pirang Naruto yang selalu nyentrik, ini Homat Royal!

Aku saja selama ini belum pernah ke sini. Astaga, seketika aku merasa lupa bahwa aku bertemu dengan Pein.

My Destiny to Meet You [SasuSaku] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang