2

73 11 9
                                    

"Eh.... Refat" Tanisha kaget dan salah tingkah.

"Ummm kamu gak papa? Ada yang luka? Sini aku bantuin" tanya Refat.

"Hmmm... Gak usah, aku gak papa kok" ujar Tanisha.

"Beneran? Aku minta maaf Tanisha" sahut Refat. Saat Tanisha ingin bangkit

"Awwww...aaw" Tanisha menjerit kesakitan.

"Tuh kan, aduhhh Tanisha kenapa sih bohong" sahut Refat dengan geram. Ternyata kaki Tanisha terkilir, Tanisha pun digendong Refat menuju UKS.

Saat di perjalanan menuju UKS, Tanisha menatap bola mata hitam yang galak itu. Tanisha semakin takut, semakin takut untuk jatuh kembali. Semua orang melihat Tanisha dengan tatapan yang iri. Secara Refat adalah laki-laki yang tampan,baik hati, Sholeh, tetapi dia adalah seorang laki-laki yang dingin. Tanisha hanya bisa diam membeku bibir nya kelu saat ditanya Refat.

"Tan, aku minta maaf ya gara-gara aku kaki kamu terkilir"ujar Refat dengan nada yang merasa bersalah.

"U-udah gak papa kok, aku gak sakit, aku baik-baik aja setelah ditolong...."
Tanisha malah salah tingkah

"Hah? Ditolong aku? "tanya Refat.

"Ughhhhhh mampussss jawab apa ya" Tanisha menggerutu didalam hati.

"Owh...gak papa" sahut Tanisha dengan suara lemah

Tanisha merasa sangat bahagia ketika ada sosok laki-laki yang bisa membuat nya terlahir kembali.

"Ya Tuhan..... Laki-laki ini sungguh membuatku lemah, lemah dalam kekuatan nya yang begitu kuat sampai-sampai aku speechless". Tanisha menatap dalam mata Refat

Sesampainya di UKS para petugas langsung membawa ku ke kasur.

"Kamu kenapa? sakit nya dimana? ada keluhan selain nyeri di kaki? Ada luka? " Tanya para petugas dengan cerewet.

Tanisha pusing mendengar ocehan para petugas itu dan Tanisha menjawab dengan singkat

"cuma terkilir saja" jawab Tanisha.

Para petugas segera mengobati kaki nya yang terkilir. Saat sudah selesai, Tanisha mencari Refat di luar ruangan UKS. Tetapi Refat sudah pergi, padahal Tanisha ingin mengucapkan terimakasih.
Tanisha segera pergi ke kelas nya, dan lagi-lagi Syifa mengangetkan Tanisha.

"Tanisha. Gak papa? Udah mendingan?"tanya Syifa.

"Iya" sahut Tanisha dengan singkat.

"Siapa orang yang buat elu gini ca?"tanya Syifa lagi.

"Enggak, tadi gak sengaja ke tabrak aja" sahut Tanisha. Tanisha dan Syifa menuju ke kelas.

______•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°_____

12.00 A.M
Semua mahasiswa dan mahasiswi kembali berbaris, saat nya penutupan PKKMB.

12.30 A.M
Tanisha pulang, saat dia keluar menuju gerbang Tanisha bertemu dengan Refat.
"Tanisha,mau aku anter?" Tanya Refat.

"Hmmm aku gak bisa, aku udah janji sama temen" sahut Tanisha dengan sedih.

Tanisha sebenarnya ingin sekali pulang diantar Refat, tetapi Tuhan berkata lain. Mungkin belum jodoh.

"Owh..ya udah, duluan" jawab Refat. Dari kejauhan Syifa melihat Tanisha sedang berbicara dengan Refat. Saat Refat sudah pergi Syifa baru saja menghampiri Tanisha.

"Eheemmm ada yang baru nih" Sapa Syifa dengan muka yang nge receh.

"Ihhh apaan sih, gak ada apa-apa kok" Tanisha menjawab dengan malu ditambah pipinya yang memerah.
Setelah itu mereka berdua pun OTW

______________________________________

Mentari pun tenggelam di ufuk barat, petang menuju malam. Sunset yang indah menghiasi langit yang biru, dari sebelah mata pun terlihat sangat indah

Tanisha menunggu sang bintang jatuh, saat malam tiba dia selalu berdiri di dalam pagar yg membatasi balkon nya itu. Berharap bintang akan jatuh, Tanisha berharap bisa membuat wish dia menjadi kenyataan.

Malam yang sepi pun datang menjemput setiap malam Tanisha, Tanisha berdiam di keheningan malam sambil membayangkan Refat didepannya dengan aura Refat yang mempesona. Tanisha hanya bisa berkhayal, dan berharap semua itu akan terjadi. Sudah sangat larut malam, Tanisha belum bisa memejamkan matanya. Tanisha hanya berguling-guling di tempat tidurnya.

"Ahhh.... Sh*t, sampai kapan aku merasakan rasa yang aneh ini. Perasaan ini apa namanya?" Tanisha menggumam dengan perasaan yang sedikit kesal, dia sendiri tidak mengetahui perasaan itu sendiri

Tanisha sudah mulai lelah dan mencoba untuk memejamkan matanya

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ketika fajar mulai naik, saat itu Tanisha menghirup udara segar dan mulai menghembuskan dengan perlahan. Segala sesak di dada hilang sekejap, Tanisha memulai hari-harinya seperti biasa.

Kosong ? Iya

Lelah ? Sungguh

Ingin lari namun tak bisa lari? Ini sangat menyiksa

Dunia ini tampak seperti tidak ada apa-apa nya bagi Tanisha. Dia memang menikmati hidup nya namun tak begitu indah saat dia masih bersama Yanuar :)

07.00 A.M

Tiba-tiba hujan mengguyur kota Jakarta. Tanisha hanya bisa diam menatap air yang terus jatuh. Tanisha sangat suka dengan hujan, karena hujan adalah teman yang bisa mengerti dia. Tanisha bangga dengan hujan, walau dia jatuh berkali-kali tetapi dia tetap bangkit dengan semua kekuatan nya. Tanisha percaya akan ada pelangi setelah hujan. Tiba-tiba pesan singkat masuk dari Syifa di ponselnya

"ca" tanya Syifa

"iya?" Sahut Tanisha

"Aku jemput yaa"ujar Syifa

"Ah gak papa Syif? Ntar ngerepotin"Sahut Tanisha

"Gak lah... Oke gua OTW ya" jawab Syifa

"Eh tapi Syif" ujar Tanisha dengan sungkan

Tetapi Syifa tidak membalas pesan nya sama sekali, tiba-tiba ada bunyi klakson mobil dari luar rumah

Tinnnnnnn.... 🔊

Tanisha segera turun dari kamar nya, saat Tanisha membuka pintu ternyata Syifa

"Eh... Syif, ya ampun basah baju kamu... Masuk dulu kedalam"ajak Tanisha

"Aku cuman basah sementara aja kok, don't worry, Ca ;)" sahut Syifa

"Ya udah, berangkat yuk. Ntar masuk mobil pake payung kok" ujar Syifa lagi

"Oke deh, pamit dulu yuk sama mamah" sahut Tanisha

Setelah itu mereka pergi, untungnya Tanisha masih memiliki sahabat yang baik.

"Jadi ngerepotin deh" ujar Tanisha dengan merasa bersalah

"Udah deh, Sans ae kaleee... Kaya baru kenal aja. Jangan ngerasa bersalah deh ca, ini nih sifat kamu yang dari dulu yang susah banget dikendaliin. Dikit-dikit gak enak an :v" balas Syifa dengan sedikit bumbu candaan

"Hehehehe,,, ya gitu deh :v"sahut Tanisha dengan ketawa kecilnya

08.00 A.M

Mereka berdua sudah sampai dimuka gerbang Universitas mereka. Saat keluar dari mobil Tanisha kaget

"Astaga !!!" Tanisha bingung harus berbuat apa

"Eh kenapa ca?" Tanya Syifa

Tanisha terdiam seperti patung, bibirnya membeku tak sanggup untuk berkata

"Siapa sih????" Tanya Syifa lagi dengan nada penasaran

"Dia..." Tanisha menjawab dengan singkat

Syifa bingung dan sudah tidak bisa menebak lagi

Apa yang dilihat Tanisha???







To be continued :)

Jangan lupa kasih komentar+vote yaaa teman ;)

See you 🌠

Remembering His NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang