kesal

7.1K 343 2
                                    

Bell pulang sekolah berbunyi,semua murid yang sedang berada di kelas langsung berhamburan,saling mendahului untuk sampai keluar dan pulang.Rora sendiri kini terlihat merapihkan buku bukunya kedalam tas.gadis itu baru saja selesai menulis materi yang Pak Bowo berikan,Rora tidak mau jika ia tertinggal pelajaran sedikitpun.Rora memang cukup Rajin jika menyakut pelajaran

"Rora kami duluan ya"Teriak Hana saat didepan kelas,gadis cantik berambut sebahu itu melambaikan tangan bersama Mega yang berada di sampingnya.Rora mengangguk serta membalas melambaikan tangannya kepada kedua temannya itu

Rora berteman dengan keduanya namun tak terlalu akrab bahkan Rora tak memiliki yang namanya sahabat,karena Rora tak percaya tentang hal itu.selesai dengan buku bukunya Rora menyampirkan langsung kebelakang tubuhnya tanpa melihat kebelakang.

sehingga suara dentuman yang cukup keras Rora dengar.Rora merasa ia baru saja menghantamkan tasnya pada sesuatu tapi yang pasti bukan punggungnya

penasaran Rora menoleh dan terkejut mendapati Rion yang terlihat cemberut
"Lakukanlah lagi.aku sangat menyukainya"Ujarnya Sarkatis.entahkah Rora bingung..apa Rion berkata jujur atau tidak tentang ucapanya tadi tapi dari nada bicaranya Rion terdengar cukup kesal

"Maaf aku tidak tau kau ada di belakang.aku pikir kau sudah pulang"ujar Rora dingin Rora tak terlalu menyesalinya,kan bukan dia juga yang salah disini.Rion saja yang berdiri di belakangnya seperti itu tanpa pemberitahuan.

"Aku menunggumu jika kau ingin tau"Rion kembali berucap kini keduanya berjalan keluar kelas,Rora menoleh kaget"Menungguku"Ucapnya ragu.Rion mengangguk"Aku tidak mau tawananku kabur begitu saja sehingga membuat kesempatanmu untuk membokar rahasiaku semakin terjadi"Rion berujar acuh namun penuh penekanan.di tuduh yang tidak tidak Rora menghentikan jalanya gadis itu menatap Rion sengit tak lama kakinyapun menendang kuat kaki Rion yang terbaluti kasa di balik celana yang dikenakannya

Rion meringis ia merasa sedikit ngilu namun ada perasaan senang di sana.Rora sepertinya suka sekali menyakitinya .itu cukup menyenangkan"Dasar menyebalkan aku tidak terlalu gila dan bodoh hanya untuk membokar kelainanmu itu"ujarnya ketus seraya melipat tangan di dada

"Dan apa katamu tadi.tawanan oh yang benar saja.aku ini bukan seorang penjahat dan kau bukan polisi"Geram Rora seraya menunjuk nunjuk dada Rion dengan telunjuknya.Rion terkekeh dan menangkap jemari Rora pria itu langsung memepet tubuh Rora kedingding membuat Rora terkesiap kaget.oh tuhan Rora lupa siapa yang dihadapinya.kenapa ia bisa seberani itu tadi

gugup Rora hanya bisa menunduk"kau jadi berani padaku ya"Rion membelai pipi Rora dengan tangannya,entah kenapa Rion jadi suka melakukannya apalagi melihat kegugupan yang ia lihat pada diri Rora membuatnya ingin tertawa"Apa aku harus menperingatimu lagi dengan siapa kau berhadapan"Ujarnya lagi,namun kini bibirnya ia majukan kearah telinga Rora

"Aku rasa sedikit hukuman bisa membuatmu mengerti sayang"Rion mengecup telinga Rora membuat Rora merinding.ya tuhan Rora tidak tau jika Rion bisa semesum ini.dengan tangan sedikit gemetar Rora berusaha menjauhkan dada bidang Rion.

dengan sigap Rion meraih kedua tangan itu dan memegangnya dengan erat.kedua mata hazelnya pun kini memandang tajam gadis didepannya

"Ri..Rion lepasin,kita masih dilingkungan sekolah"Pringat Rora dengan berusaha melepaskan genggaman dari genggaman tangan Rion

"sudah sepi,jika kau tak melihatnya"Rion memperlihatkan senyum smirknya,tubuh Rora semakin merinding di buatnya.meski terlihat tampan saat seringai itu muncul.aganya bukan waktu yang tepat untuk terkagum kagum

"Apa ya hukuman yang pantas kau dapatkan"Ujar Rion,pria itu kembali mengelus pipi Rora,semburat merah mulai muncul di kedua pipinya.membuat Rion tak tahan untuk tak melakukan apa yang kini tengah dipikirkanya

dengan cepat Rion meraih tengkuk Rora lalu melumat bibir gadis itu dengan lembut,kembali Rora hanya bisa mematung.ini sangat de javu sekali.Rora jadi ingat kembali tentang kejadian yang sama saat tadi siang di roftop.ya tuhan dada Rora berdebar sangat kencang sekali.ini kedua kalinya Rion mencium dirinya.bahkan tak pernah terlintas di pikiranya jika ia akan berciuman dengan Rion.tidak bukan berciuman namun Rion yang memaksanya.Rora saja masih mematung tanpa bisa membalas.nafasnya kini juga mulai terasa habis.pasokan oksigenya mulai menipis

"Ri..Rio..Rion leummmp.."Rora berusaha susah payah untuk bicara.Rion begitu menggebu saat menciumnya lama lama Rora bisa pingsan juga ini

disaat merasa nafasnya mulai habis,Rion langsung melepaskan ciumannya,memberikannya dan Rora kesempatan untuk bernafas.bahkan Rora sudah mengap mengap bagai ikan koi.kesal dengan kelakuan Rion yang mencium seenaknya,Rora langsung menonjok wajah Rion membuat wajah tampan itu terhempas kesamping

beberapa saat keadaan menjadi hening,Rora yang tersadar hanya bisa menatap kepalan tangannya nanar,gadis itu menjadi gugup luar biasa.terlebih saat menatap Rion yang memandangnya sangat tajam.

bahkan bibir pria itu sobek dan berdarah"Aku rasa kau benar benar harus aku hukum Rora"Desisnya seraya menyeka bibirnya kasar,Rora langsung menjerit.ia takut terlebih kini Rion membawa tubuhnya.Bukan diseret atau di gendong ala bridal style.bukan

Rion menggendongnya layaknya karung beras.Rora berusaha meminta tolong namun tak ada yang menjawab Rion malah menampar bokong Rora keras membuat gadis itu memekik lagi

Rora takut dan malu.takut karena ia tak tau apa yang akan Rion lakukan dan malu jika Rion bisa melihat dalamannya.ya meski Rora memakai langing pendek hitam namun tetap saja ia malu bukan main

Rion menurunkan tubuh Rora di samping mobilnya,mendorong gadis itu masuk.Kemudian Rion menyusul dan membawa mobilnya pergi dari area sekolah

Rion sudah tak sabar lagi dengan apa yang akan dilakukannya nanti...

************

jangan lupa vote and commentnya...

Masokis Boy a.k.a RionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang