Rora terdiam gadis itu tak berani membuka suara saat ini.Rora cukup terkejut saat Rion menjemputnya di sekolah pria itu terlihat biasa saja meski bisa Rora lihat dengan jelas,jika ada luka baru di tangan kanannya sebanyak lima goresan.mungkin Rion kembali menyakiti diri sendiri lagi seperti biasa
"Apa kau baik baik saja"Rora tersentak,Rion tiba tiba bertanya padanya setelah hening beberapa saat menguasi mereka,Rora menaikan alis merasa bingung dengan pertanyaan Rion.seharusnya yang bertanya seperti itu kan dirinya pada Rion.kenapa jadi Rion yang bertanya padanya seperti itu.Rora mengangguk seraya menoleh ke arah Rion
"Ya aku baik baik saja seperti yang kau lihat"Ucap Rora menatap Rion lekat.Rion mengangguk tanpa menoleh.pria itu sibuk menatap kedepan tatapannya dingin tak terbaca,Rora sempat menelan salivanya karena gugup,Aura Rion terasa tak bersahabat saat ini namun tak mengurungkan niatnya untuk bertanya kembali
"Lalu kau sendiri,apa kau baik baik saja"Rion menghentikan laju mobilnya,kini mereka menemui lampu merah Rion mendesah dan menatap ke arah Rora tatapan dinginya kini berubah melembut
"Ya aku baik"Jawabnya singkat,Rora mengangguk mesti tak yakin.Rora yakin jika Rion tak baik baik saja pria itu seperti ada masalah namun Rion seperti menyembunyikannya.jadi Rora lebih memilih diam
"Apa dia menemuimu"Rora tersentak,lagi lagi ia melamun.Rora menaikan alisnya
"hah"Ucap Rora bingung
"Apa dia menemuimu"Ulang Rion
"Siapa"Tanya Rora,Rora tidak tahu dengan Dia yang di maksud Rion.Rora juga tidak mengerti sebenarnya mereka sedang membahas apa atau siapa
Rion melajukan mobilnya kembali saat lampu merah itu berubah menjadi hijau,Rion tidak menjelaskan apa yang ia pertanyakan tadi pria itu kembali sibuk menyetir menghiraukan Rora yang mencebik kesal
gadis itu merasa tak di anggap,seenaknya saja Rion bertanya tapi saat Rora bertanya balik Rion tak menjawabnya
mereka pun sampai di tempat yang Rion tuju.Rora ingat ini adalah apartemen Rion.untuk apa pria itu mengajaknya kesini tak bertanya,Rora lebih memilih mengikuti langkah Rion.hingga langkahnya berhenti tepat di pintu bernomor 444 nomor apartemen Rion
Rion menekan kombinasi angka untuk membuka pintu tersebut lalu terdengar suara klik...menandakan pintu itu sudah terbuka.Rion masuk begitupun Rora sesampainya di dalam Rora memdudukan dirinya di sebuah sofa yang pernah ia duduki dulu ketika pertama kali datang kesini
Rion melenggang pergi ke arah dapur melihat itu Rora merasa de javu apa Rion alan menyuruhnya lagi untuk melakukan hal keji seperti waktu itu.memikirkannya Rora jadi bergidik ngeri jadi Rora memilih beranjak sebaiknya ia pulang saja.lagi pula kenapa Rora mau mau saja saat di ajak kesini
namun belum sempat Rora memutar knop pintu suara Rion terdengar"Mau kemana"Tanya Rion.intonasinya dingin tak bersahabat,Rora meneguk salivanya kuat tiba tiba saja ia menjadi gugup
Rora tak berani menoleh namun Rora bisa merasakan jika saat ini Rion tengah berjalan ke arahnya.pegangannya di knop pintu semakin Rora eratkan,demi tuhan saat ini Rora benar benar takut.keringat dingin mulai membanjiri pelipisnya
"Aku membawamu kesini bukan untuk melihatmu pergi"Bisiknya,tubuh Rora merinding.Rion kini berada di sampingnya bahkan parfum yang Rion gunakan bisa Rora cium dengan jelas.Rora meringis saat Rion membalikan tubuhnya.tatapan pria itu sangat tajam ada kobaran amarah di matanya
"Berani sekali kau mau pergi tanpa seijinku.lancang"Sentak Rion dingin,dagu Rora bahkan kini di cengramnya dengan erat.Rora meringis merasakan perih di dagunya.Rion tidak main main rupanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Masokis Boy a.k.a Rion
RomanceRion Drey Orlando.terkenal tampan,kaya,baik dan Ramah.pria itu terlihat normal dilingkungan sekolah ataupun masyarakat namun tak ada yang mereka ketahui tentang sisi lain seorang Rion hingga suatu saat Rion bertemu dengan gadis yang bernama Rora,gad...