Kecemasan

3.6K 224 6
                                    

Rora tak hentinya mondar mandir di depan kamar Rion,semenjak Mr Jake datang pria itu tak mengijinkannya untuk masuk,entah apa yang Mr Jake lakukan tapi Rora yakin itu ada hubungannya dengan penanganan untuk Rion sendiri

ternyata Mr Jake adalah Dokter pribadi keluarganya,bahkan Mr Jake membawa dua orang bersamanya,mungkin kedua orang itu adalah asisten atau perawat yang akan membantu kesembuhan Rion

Rora menoleh saat ia mendengar suara decitan pintu,Mr jake baru saja keluar dari kamar Rion,Rora langsung saja mendekat

"Bagaimana keadaan Rion"Rora bertanya dengan cemas,terlihat sekali dari air mukanya yang tak tenang.Mr Jake tersenyum dan mengangguk

"Jangan khawatir.Rion baik baik saja,sekarang Rion hanya butuh istirahat mungkin akan pulih dalam beberapa hari"Jelas Mr Jake,Rora menghela nafas lega perasaanya kini sedikit melega setelah mendengar ucapan Mr Jake.Rora rasanya masih tak bisa percaya jika dirinya terjebak dalam situasi seperti ini.Rion benar benar seperti sebuah ardenalin yang harus Rora hadapi.banyak kejutan yang tak bisa di tebak oleh gadis pirang itu pada diri Rion.terkadang Rion bisa lembut namun ganas bersamaan.namun yang paling membuatnya ngeri adalah.saat ia melihat Rion melukai dirinya sendiri

terkadang Rora takut bagaimana menghadapinya,Rora bukanlah psikiater yang bisa paham menghadapi seseorang pengidap kelainan jiwa seperti Rion

"Syukurkah,jantungku rasanya mau copot di tempat tadi aku tau Rion slalu menyakiti dirinya.tapi aku tidak tau bisa sampai separah ini"Lirih Rora,gadis itu tertunduk tak sanggup jika harus membayangkan keadaan tadi.terlebih terjebak dalam situasi yang sama

Mr Jake tersenyum merasa senang ternyata masih ada yang perduli juga dengan Anak itu.Mr Jake pikir Rion tidak akan pernah bisa dekat dengan yang namanya wanita.terlihat dari sifatnya yang ramah namun tertutup saat berbaur di dalam lingkungan masyarakat

"Baiklah,sebaiknya sekarang aku pulang.jika ada sesuatu lagi kau bisa memanggilku"Ucap Mr Jake.Rora mengangguk,gadis itu tersenyum lembut ke arah Mr Jake.kedua orang yang tadi datang bersama Mar Jake akhirnya keluar dari kamar Rion

"Baiklah kalau begitu kami pamit"Lanjut Mr Jake seraya beranjak,Rora mengangguk seraya mengantarkan ketiga orang itu sampai depan pintu

"Kalau begitu berhati hatilah dan sabar saat menghadapi Rion"Mr Jake akhirnya benar benar pamit setelah mengatakan hal itu pada Rora,Rora hanya bisa mengangguk seraya tersenyum menanggapinya

Rora pun kembali masuk setelah melihat Mr Jake memasuki Litf.Rora kembali berjalan ke dalam Apartemen.gadis itu ingin melihat keadaan Rion saat ini.namun saat di depan pintu kamar Rion,Rora berhenti gadis itu menatap ke arah jam dingding yang melekat di ruang keluarga

sekarang jam menunjukan pukul lima sore dan Rora belum pulang.jika Rora pulang Rion tidak ada yang menemani nantinya dan itu membuat Rora cemas.Rora akhirnya memasuki kamar Rion setelah bergelut dengan pikirannya

Rora mengambil tasnya yang tergeletak di atas sofa kamar Rion,Rora merogoh ponselnya yang ada di sana sebelum menekan tombol panggilan.saat ini Rora tengah menelepon kerumahnya

beberapa saat panggilan belum ada yang menjawab sehingga Rora harus mengulangnya beberapa kali.gadis cantik itu sempat berdecak kesal.kemana semua orang rumahnya hingga tidak ada yang mengangkatnya satupun

pada panggilan kelima barulah telepon itu di angkat

Selamat siang,dengan kediaman Mr Hinggins

Sambut sebuah suara di sebrang sana yang rora tau bernama Mrs Edward kepala pelayan dirumahnya

"Ini aku Mrs Edward,apa Mommy dan Daddy sudah pulang"Tanya Rora langsung tanpa basa basi

Belum Nona sepertinya Tuan dan Nyonya tidak akan pulang hari ini

Balasnya,Rora mendesah gadis itu sudah tau pasti begini.tapi ia juga hanya ingin memastikan saja

"Mrs Edward hari ini aku tidak akan pulang,aku akan menginap di rumah temanku dan jangan bilang pada Mommy juga Daddy.aku juga minta pakaianku dikirim kemari aku tidak ada baju ganti"Ujar Rora panjang.Mrs Edward di sebrang sana hanya mengangguk menyanggupi permintaan Nona Rumahnya itu

Baik Nona.

balasnya.Rora pun akhirnya menyebutkan alamat yang ia tempati sekarang.setelah selesai Rora nenyimpan lagi ponselnya di dalam tas lalu gadis itu mendekat ke arah ranjang Rion.di kamar ini sekarang terlihat seperti ruang inap Rumah sakit saja

ada alat alat yang biasa Rora temui di rumah sakit ia temui disini.awalnya Rora bingung mengapa Rion tak di bawa saja kerumah sakit itu akan lebih baik,namun sekali lagi Rora berpikir jika kerumah sakit itu akan menjadi masalah.seperti yang di pikirkannya mungkin akan ada banyak pertanyaan dari beberapa orang jika Rion di bawa kesana tapi untunglah Mr Jake sangat cekatan

Rora duduk di sisi ranjang itu,menatap Rion yang tertidur dengan lelapnya.Rora sedikit miris saat menatap beberapa alat medis menempel di tubuh pria itu.belum lagi tubuhnya yang di balut dengan kasa yang banyak.Rora menghela nafas ia mengangkat satu tangannya membelai wajah Rion lembut.tak menyangka hidupnya akan banyak kejutan seperti ini saat mengenal Rion lebih jauh

pria yang dulunya hanya bisa ia pandangi dari jauh meski mereka satu kelas,Rion memang terkenal Ramah namun juga tertutup dalam waktu bersamaan.banyak yang menyukainya,banyak yang memujanya termasuk wanita menyebalkan yang bernama Grace itu

mengingat gadis itu saja sudah membuatnya kesal,apalagi gadis menyebalkan bak medusa itu sempat memanggilnya jalang.apa Grace tak sadar siapa yang terlihat jalang sebenarnya

"kenapa kau begitu banyak misteri"Gumannya sendiri seraya merapihkan anak rambut Rion yang menghalangi dahi pria itu.Rion sungguh tampan saat seperti ini,terligat tenang dan polos tak seperti saat Rion membuka mata pria itu bisa berubah menjadi menyebalkan dan menakutkan.membuat Rora tersenyum sendiri saat memikirkannya

Namun ada semyum getir disana"Jangan membuatku cemas lagi.kau tau betapa takutnya aku tadi.awas saja jika kau melakukannya lagi"Ucapnya pada pria yang mungkin tak bisa mendengar omelannya ini

"Aku tak mengerti mengapa aku bisa seperti ini,seharusnya aku benci dan tak perduli padamu mengingat kelakuan menyebalkanmu saat tadi.tapi aku tak bisa ada yang mendorong hatiku untuk tak melakukannya.kau membuatku bingung dengan semua ini.rasanya aku ingin teriak"Ujarnya panjang lebar dengan kesal namun terselip lirih disana

"Lihatlah sekarang aku berbicara sendiri seperti orang gila,ah kau benar benar menyebalkan"Lanjutnya lagi seraya menghela nafas.sudah cukup rasanya Rora bicara bak orang gila.sebaiknya sekarang Rora pergi kedapur dan membuat bubur.Rora yakin tak lama lagi Rion akan bangun dan pria itu pastinya tak bisa memakan makanan yang berat dulu

sehubungan dengan keadaanya yang tak memungkinkan seperti itu.Rora pun beranjak keluar dari kamar Rion meninggalkan pria itu sendiri

di saat pintu sudah tertutup.pria yang sedari tadi memejamkan matanya itu membukanya secara perlahan.pandanganya pun jatuh kearah pintu dimana Rora menghilang tatapannya kini tak terbaca namun seulas senyum langsung terbit dibibirnya

Rion merasakan perasaan aneh saat gadis itu membelainya tadi,mebuat detak jantungnya tak normal dan rasa hangat menjalar keseluruh tubuhnya membuatnya sangat nyaman dengan perasaan itu

apalagi saat mendengar semua kicauan yang gadis itu tujukan padanya tadi.ada rasa haru dan tawa bersamaan yang Rion rasakan. Rion sangat bersyukur bisa mengenalnya meski di awal pertemuan mereka sangat jauh dari kata baik,namun perlahan hal itu berjalan begitu saja

"Terima kasih Rora"Ujarnya tulus lalu menutup mata kembali dengan senyum yang masih menghias bibirnya

*************

Ada yang baper..ada yang baper gak..😳😳

duh babang Rion bikin Rora cemas aja.😅😅

jangan lupa cepet sembuh ya biar bisa gangguin Rora lagi..😂😂

jangan lupa vote and commentnya semua🙏🙏😘😘😘

Masokis Boy a.k.a RionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang