Apartemen

6.5K 344 2
                                    


Rora mencengkram roknya erat.Rora sangat gugup luar biasa.ia tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukannya setelah ini.bahkan beberapa kali Rora berdoa,berharap jika pria di sampingnya saat ini amnesia dan tak mengingat dirinya lagi.Rora sungguh takut tuhan

"Turun"Sentak Rion dingin.pria itu entah sejak kapan sudah berada di luar mobil.Rora begitu tak menyadarinya.mungkin karena rasa takut yang sedang menderanya membuat Rora tak bisa fokus

"Aku bilang keluar,apa kau tak dengar"Sentak Rion dingin,pria itu terlihat masih kesal tatapannya juga masih tajam,di dalam mobil Rora menggeleng Rora tak mau keluar dan malah mencengkram jok mobil yang di tumpanginya saat ini

geram,Rion langsung membuka pintu mobilnya lebar lebar,dengan sedikit paksaan Rion berhasil membawa tubuh Rora keluar dari mobilnya,lalu menggendong Rora dengan bridal style.Rora tentu saja tak tinggal diam gadis cantik itu terus meronta di pangkuan Rion.

mengharuskan Rion memberikan tatapan tajamnya dengan geraman tertahan"Rion aku mohon maafkan aku"Sesal Rora,gadis itu kini menunduk lesu di gendongan Rion.Rora tak kuasa lagi untuk mendongak menatap manik hazel itu.Rion tak menjawab,pria itu langsung memasukan dirinya dan Rora kedalam lift.

Rion menurunkan tubuh Rora dan beralih merangkul pinggangnya"Jangan macam macam,jika kau tak ingin aku melakukan sesuatu yang buruk"Ujarnya lalu pintu lift terbuka,Rion menyeret tubuh Rora menuju pintu apartemennya.setibanya di sana Rion langsung memencet kombinasi angka dan taraaa..pintupun terbuka

"Rion kau mau apa membawaku kesini"tatap Rora takut pada Rion,bukannya menjawab Rion malah menyeret kembali tubuh Rora untuk ikut bersamanya masuk.di hempaskannya Rora kesebuah sofa,sehingga Rora terbenur cukup keras,hal itu membuat Rora meringis lalu Rion berlalu kearah dapur

Pria itu kembali dengan sebuah pisau di tangannya mata Rora terbelalak kaget,keringat dingin mulai membanjiri pelipisnya,Rora sangat ketakutan sekarang apa yang akan pria itu lakukan padanya,demi apapun tolonglah Rora Tuhan,jerit gadis itu dalam hati

langkah Rion semakin mendekat pria itu mencengkram kuat pisau di tangannya,seringai dinginnya ia munculkan membuat gadis di depannya ketakutan setengah mati

"Ri..Rion apa yang akan kau lakukan.kumohon jangan sakiti aku"Lirihnya,isakannya mulai terdengar,bahkan Rora semakin beringsut kesisi sofa menghindari Rion,yang semakin mendekat padanya

Rion tak mengidahkan ketakutan serta ucapan gadis yang semakin beringsut itu,Rion semakin mendekat kini salah satu tangannya telah berhasil meraih tangan Rora.Rora meringis ia merasakan sakit akibat remasan yang Rion lakukan pada tangannya

"Pegang ini"Ujar Rion seraya menyerahkan pisau itu kearah Rora,Rora menatap ngeri pisau yang disodorkan Rion.apa maksud pria itu menyuruhnya untuk memegang pisau tersebut

"Apa kau tidak dengar apa yang aku katakan tadi.cepat ambil pisau ini"tekannya tegas tak ingin di bantah.dengan tangan gemetar Rora mengambil pisau tersebut dari tangan Rion.Rion tersenyum lalu membenarkan letak duduknya agar lebih nyaman

pria itu kini menatap lekat Rora yang memandangnya takut,entahlah itu terlihat menyenangkan,Rion membuka jaketnya lalu terpangpanglah bekas sayatan yang masih memerah akibat tadi pagi,Rora bergidik ngeri,wajahnya Rora palingkan ke arah lain.demi tuhan bekas sayatan itu terlihat panjang dan tajam bahkan daging di dalamnya saja hampir terlihat.Rion benar benar sakit jiwa dan Rora menyesal mengenal pria gila itu

Rion terkekeh pria itu merasa lucu dengan reaksi mengerikan yang Rora berikan padanya tapi tentu saja itu belum seberapa karena apa yang akan mereka lakukan kini pasti akan lebih terlihat mengerikan di mata gadis tersebut dan Rion tak sabar melihat reaksinya

"Rora"Panggil Rion lembut,lambat lambat Rora kembali menoleh,ekpresi di wajahnya masih menunjukan rasa takut namun kini ekpresi itu diabaikan oleh Rion,Rion menyodorkan salah satu tangannya yang tak memiliki luka sama sekali.pria itu kini memandang lekat dan tajam mata Rora

Rora menelan ludahnya kasar,Rora menatap bingung tangan kanan Rion yang kini terulur kearahnya.apa yang akan dilakukan pria itu.Rora hanya bisa berharap jika Rion tak memerintahkan yang aneh aneh jujur saja Rora takut dengan pemikiran gila.pria tampan nan sakit jiwa di depannya ini

"Sayat aku dengan pisau yang kau pegang sekarang"Mata Rora terbelalak,gila apa barusan pria itu menyuruhnya untuk melukai pria itu

Rora tentu saja menggeleng dengan kuat,pegangan di pisau itu semakin Rora eratkan.melukai seseorang tentu saja tak pernah di lakukan Rora sebelumnya dan lihat pria gila itu kini menyuruhnya untuk melakukan hal keji seperti itu

"A..Aku tidak mau Rion"Ujarnya terbata,Rion menatap Rora tajam namun ada senyuman disana,membuat Rora bergidik ngeri.rasanya ia ingin pingsan saja jika bisa

Tolong selamatkan aku Tuhan.aku tak sanggup menghadapi Rion

Rora membatin dalam hati,Rion semakin mencengkram tangan Rora,Rora yakin pergelangan tangannya pasti memerah sekarang

"Lakukan jika tidak,aku yang akan melakukannya padamu"Ancamnya,Rora memejamkan kedua matanya erat demi Tuhan Rora tak bisa tapi jika ia tak menurut makan,dirinyalah yang akan merasakan rasa sakit tak tertahan itu di tangannya

sedangkan Rion kini menatap dengan tak sabar,gadis itu mulai mengikis rasa sabarnya.apa gadis itu tidak tau jika dirinya sudah tak sabar ingin merasakan sensasi tersebut.sensasi saat Rora lah yang menyayat lengannya

dengan tangan gemetar Rora mulai mendekatkan tangan yang tengah ia gunakan untuk mengenggam pisau itu ke arah tangan Rion yang masih terulur.perasaanya sangat berkecamuk Rora sangat membantin

"Cepat kau lelet sekali,dasar Keong"Cecar Rion tak sabar,Rora menoleh dengan pandangan kesal,demi Tuhan hal ini tak mudah baginya.jika dirinya seorang sikopat atau apapun itu pasti dengan senang hati Rora melakukannya.membunuh bila perlu.tapi harus di garis bawahi sekarang.jika dirinya adalah gadis normal manusia normal yang akan ngeri atau takut melakukan hal seperti ini

dan Rion dengan mudahnya menyuruh untuk melakukan kegilaan tersebut,seolah olah ia akan memotong atau mengiris ayam.dasar pria gila sialan.namun sayangnya teramat tampan

"kau ini,ayo cepat"Sentak Rion membuat Rora terkaget kaget"Iya sabar sabar,aku sedang perang batin ini"Ujarnya geram,Rion menaikan alisnya lalu tersenyum

"Perang batin"Ujarnya ambigu,lalu tersenyum,lebih tepatnya seringaian.bulu kuduk Rora langsung meremang di tempat

"Kau tau,dari pada perang batin.bagaimana jika kita perang saja di ranjangku.aku ingin tau bagaimana kau mendesah di bawahku"Ujarnya menggoda blak blakan.Rora langsung bersemu merah,dasar pria masokis gila,bukan hanya jiwanya saja yang geser tapi otaknya juga

"Dasar menyebalkan,dasar mesum aku benci padamu"Tekannya pedas,seraya menekan pisau yang ada di tangannya tanpa sadar dan hal itu tentu saja mengakibatkan luka di tangan Rion,membuat darah merembas keluar dari tangannya

Rion pria itu malah tersenyum dan tertawa berbeda dengan Rora yang kini sudah pingsan di tempat akibat ulahnya sendiri tadi

"dasar payah"cibirnya lalu meraih tubuh Rora untuk ia alihkan kedalam kamar miliknya

*************

ih Rion,Rora kan gak kaya situ yang Masokis,Rora itu normal loh..ujar Author😒😒😒

Rion mendelik tajam seraya mengacungkan pisau ke arah Author🔪🔪🔪

Author takut langsung lari terbirit birit..😨😨😨

jangan lupa vote and commentnya..😊😊

Masokis Boy a.k.a RionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang