Apartemen 2

6.4K 309 5
                                    

Rora mengrejapkan beberapa kali matanya,ia menggeliat tak nyaman saat sinar matahari dari celah gorden membias wajahnya,membuatnya mau tak mau harus terbangun

saat Rora akan beranjak ia merasa aneh,merasa pinggangnya jadi berat belum lagi Rora baru menyadari jika sekarang ruangan yang di tempatinya bukanlah kamar miliknya

Rora menurunkan pandangannya kebawah,kedua alisnya menukik naik saat satu tangan kekar memeluknya dari belakang,di tangan tersebut ada satu luka sayatan,yang terlihat masih baru dan belum mengering.beberapa saat Rora terdiam sebelum akhirnya gadis bernetra biru itu menjerit dan turun dari ranjang

Rion yang mendengar suara teriakan di dalam kamarnya pun terbangun,pria itu membuka matanya secara perlahan dan mulai duduk,kedua matanya menatap heran gadis yang kini tengah berdiri dengan pandangan horornya kedua tangannya di silangkah di depan dada,seperti menutupi tubuhnya

Rion mendengus ia menyadari apa yang terjadi"Jika kau berpikir aku melakukan sesuatu yang buruk padamu.kau salah.jika kau ingin tau.kau masih perawan aku tidak melakukannya atau lebih tepatnya belum"Ujar Rion lalu tersenyum,pria itu bangkit dari ranjangnya dan memilih berjalan kekamar mandi.menutup pintu lalu membersihkan tubuhnya dengan segera

Rora yang masih mematung di tempat langsung mendelik,gadis itu kesal luar biasa.pria itu apa apaan pikirnya.ucapannya sangat frontal namun disisi lain dia sangat lega.lagi pula jika di pikir pikir seragamnya masih melekat.hanya pria itu saja yang bertelanjang dada

memikirkan itu,pipi Rora langsung bersemu merah,demi kantungnya doraemon yang memiliki banyak alat ajaib baru pertama kali ini Rora melihat tubuh telanjang seorang pria,meski hanya dada saja namun tetap saja matanya terkontaminasi dengan hal tersebut

"Berhenti bertingkah menggelikan seperti itu,dasar gadis mesum"Sentak Rion yang lewat di sampingnya,pria itu hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya.rambutnya juga terlihat basah dengan tetesan air yang turun kebawah bahunya.mengesankan betapa sexy nya pria itu saat ini

namun terlanjur mengesalkan bagi Rora,ia jadi tak terlalu mengidahkan tampilan pria gila tersebut.kata kata pria itu barusan menohok hatinya.membuatnya kesal saja.mesum katanya dia pikir siapa yang membuat dirinya berpikiran mesum seperti ini

dasar masokis boy gila umpat Rora dalam hati

"Sekarang aku mau pulang,dimana tasku"Tanya Rora saat tersadar dari rasa kesalnya itu,Rora mengedarkan pandangannya kesegala arah namun tak melihat tasnya di mana mana

Rion yang sedari tadi berada di walk in closet langsung keluar.pria itu sudah terlihat rapih dengan pakaian santainya.Rion hanya mengenakan thisrt hitam polos dengan celana pendek loreng ala tentara

Rion mengedikan bahunya dan beralih mendekati meja rias.mengambil hair drayer di dalam sana sebelum ia gunakan untuk mengeringkan rambut

gerak geriknya itu juga tak lepas dari pandangan Rora,pria itu terlihat tampan dan sexy dengan semua yang di lakukanya.Rora sungguh mengakui jika pesona Rion tidak bisa terbantahkan.meski terkadang pria itu sangat mengesalkan

"Aku tau aku tampan,jadi berhenti menatapku dengan wajah bodohmu itu"Rion berujar geli,pria itu mengakhirinya dengan memakai pomade,membuat jambulnya menjadi tegak berdiri

malu karena tertangkap basah,Rora lebih memilih keluar dari kamar tersebut.merutuki kebodohannya yang sempat terpana akan pesona Rion.ah salah Rion juga yang memiliki wajah terlampau tampan seperti itu.ia juga semakin kesal saat mendengar tawa menggelegar Rion,saat ia berlari keluar dari kamar tersebut

oh ya ngomong.ngomong dari kemarin ia kesini.itu artinya Rora tak pulang seharian.ya tuhan kenapa Rora baru menyadarinya.kedua orang tuanya pasti sangat cemas sekarang.apa yang harus di katakannya nanti

dengan cepat Rora kembali mencari tasnya,ia harus mengecek tasnya takut ada beberapa panggilan namun tak dilihatnya juga.ya ampun di mana Rion meletakan tasnya.seingat Rora,kemarin siang ia masih mengenakan tasnya itu,tapi saat terbangun di pagi hari tasnya sudah tidak ada

"Berhentilah berkeliaran seperti monyet di apartemenku.apa kau tak bisa diam"Sentak sebuah suara.Rora menghentikan kegiatanya dan menoleh.bibir gadis itu mencibir diam diam lalu menyusul Rion yang berjalan ke arah dapur

disana Rora melihat Rion mengeluarkan beberapa bahan makanan dari lemari pendingin.apa Rion akan memasak

"Apa kau akan memasak"Tanya Rora,gadis itu kini mendudukan dirinya di sebuah meja memanjang dengan beberapa alat dapur tetata di atasnya.Rion menoleh lalu menutup pintu pendingin tersebut.diraihnya sebuah apron lalu ia pasang di tubuhnya.Rora ingin tertawa,geli juga melihat Rion seperti itu

"Kenapa kau tersenyum seperti itu"tanya Rion,pria itu mulai mengambil pisau dan mengupas bawang

"Tidak,kau terlihat lucu jika seperti itu"Ujar Rora geli,Rion mendengus tak menjawab,pria itu tetap fokus mengupas bawang yang ada di tanganya

"Shirrtt...apa kau sudah gila"Teriak Rora,seraya beranjak.gadis itu langsung meraih pisau yang Rion gunakan tadi dan meletakannya di atas meja

"Apa kau gila.apa kau mau memasak tanganmu juga"Ujarnya kesal lalu menyeret Rion ke arah wastafel,dikucurkannya air keran dan membasuh luka yang Rion buat dengan sengaja.Rion tak protes pria itu menurut saja.ia juga merasa sedikit senang dengan perlakuan spontan Rora padanya

seharusnya Rora tau jika itu tak masalah baginya.apa gadis itu lupa jika ia penderita masokis jadi wajar saja kelakuannya itu

"Sekarang,sebaiknya kau diam saja.biar aku yang memasak"Ucap Rora,seraya melepaskan paksa apron yang dikenakan Rion.setelahnya menuntun Rion untuk duduk di kursi yang di tempatinya tadi.Rion diam memperhatikan setiap apa yang di lakulan oleh Rora

entahlah gadis itu terlihat menggairahkan saat melakukannya.apalagi rambut panjangnya kini di cepol asal keatas.membuat leher jengjangnya terlihat dengan jelas.pikiran kotor mulai bermunculan di kepala Rion saat ini.bagaimana rasanya jika ia mencium dan mengisap leher putih itu dan akhh...

Rion jadi gila rasanya.sebaiknya ia pergi saja dan menonton tv"Jika sudah selesai panggil aku"Ucap Rion seraya beranjak dari duduknya.Rora yang tengah sibuk mengiris sosispun menoleh dan berdehem lalu melanjutkan acara masak memasaknya

sedangkan Rion kini duduk di depan tv,ia menyiarkan acara berita,sesekali Rion juga akan menengok ke arah dimana Rora berada,gadis itu masih sibuk saja memasak.bahkan bau masakan itu mulai menguar ke segala penjuru ruang

"Sudah siap!!!"Teriak Rora,gadis itu membuka apronnya setelah meletakan kedua piring tersebut di atas meja.sedangkan Rion kini duduk di depannya.pria itu meraih piring tersebut lalu memakannya.

sesekali Rion akan kembali melirik Rora yang terlihat lahap.Rion jadi ingat jika kemarin gadis itu tidak makan sama sekali,setelah insiden pingsan itu Rion tak membangunkan Rora bahkan Rora juga tidak sadar sadar,hingga malam menjelang dan Rion memilih tidur saja

"Setelah ini aku mau pulang.mamah sama papah pasti cemas.gara gara aku gak pulang semalaman"Ujar Rora yang kini selesai makan,cepat sekali makan gadis ini,padahal Rion saja setengahnya belum habis.oh Rion lupa cara makan gadis itu kan seperti orang yang tak pernah makan bertahun tahun,wajar saja jika lebih cepat

"Rion mendongak dan menghentikan makannya"Akan aku antar tapi mandilah dulu,badanmu bau seperti anak babon"Ujarnya lalu kembali makan

Rora mendengarnya hanya bisa mengepalkan tangan gemas,dasar kudanil busuk,berani sekali menghinanya seperti itu.kesal Rora langsung beranjak meninggalkan Rion kedalam kamar pria itu.meninggalkan Rion dengan kekehannya

**************
moga feling kalian dapet ya saat baca cerita ini..

jangan lupa commentnya ya..




Masokis Boy a.k.a RionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang