nen (edited)

18 6 4
                                    

Happy Eid Mubarak my lovely readers! Dont be silent reader k? :*

Ini baru udah saya edit sih, ya karena ceritanya kayak gak jelas gitu. Jadi semoga kalian suka x



Gue melihat seorang laki-laki yang berambut agak kecoklatan dan gondrong sedang menggayuh sepedanya yang berwarna merah ke arah sini.

"Ashton!" Teriak Calum tepat di sebelah kiri gue. Lalu manusia bersepeda merah itu menghampiri kami. Menyodorkan ikatan kabel ke tangan Calum yang mirip dengan charge gue di rumah.

"Ini kan?"tanyanya. Calum memperlihatkan apa yang diberi Ashton pada gue. Gue ngangguk.

"Ok, saya pinjem ya, Ash? Gapapa kan?"

Ashton mengangguk. "Iya, santai aja. Saya punya yang lain kok dirumah."kata Ashton sambil merapikan rambutnya.

"Eh, ini Dyanna. Kenalin,"kata Calum. Gue menyodorkan tangan gue, siap untuk dijabat. Dan Ashton pun membalas jabatan gue.

"Dyanna, Dyanna Smith."

"Ashton, Ashton Irawan. Namanya teh bule pisan."katanya. Ashton Irawan? Boleh juga.

"Yaudah, Calum. Saya masih harus beli paket kuota buat dijual. Duluan ya,"kata Ashton sambil menepuk dua kali bahu Calum. Calum mengangguk.

"Iya, hati-hati, Ash."

Hingga gue melihat Ashton udah gak ada di pandangan gue dengan sepeda merahnya. Gue memegang lengan bisep Calum yang keras.

"Makasih ya,"

"Sama-sama."

***

"Halo?"

"Siapa nih? Penculiknya Dyanna? Mau ditebus berapa? Saya ladenin sekarang!! Gak tau aja saya berurusan sama perusahaan Hemmings." Semprot bokap gue. Ciah, belum juga ngomong.

"Papah?"

"Dyanna?" gue diam.

"Mah!! Dyanna nelfon! Mah sini dong jangan nangis terus!"

"Dyanna? Nak? Kamu dimana sekarang? Kamu udah makan? Nak? Tolong, jangan tinggalin Mamah.." suara terisak nyokap gue terdengar jelas.

"Mamah? Dyanna gapapa. Mamah gausah tau sekarang Dyanna ada di mana, dan Dyanna udah makan, jangan tinggalin Mamah? Dyanna udah terlanjur kesini."

"Nak, kenapa kamu harus kabur? Mamah khawatir.. Mamah takut gak bisa--"

"Dapet harta dari tante Liz?"

"Sayang, kamu lebih berharga daripada itu.."

"Jadi?"

"Mamah pengen kamu balik sayang, Mamah kangen sama kamu."

"Mah, udah. Cukup kalian tau kalau kalian jangan khawatir sama aku, karena aku jauuuuh lebih baik dari sebelumnya. Aku suka disini."

"Dyann--"

"Take care, Mah." Gue mematikan sambungan telepon gue, dan menghela nafas dalam-dalam. Semoga Mamah dan Papah baik-baik aja.

From: Mamah ❤

Papa marah. Katanya, dia belum sempet ngobrol sama kamu.

Runaway ; cth.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang