4

9.1K 1.1K 10
                                    

Pagi ini berjalan persis seperti kemarin. Rachel dan Kenzie berangkat ke sekolah bersama keluarga Winterstorm, Gray kembali berubah pendiam layaknya tidak ada yang terjadi di antara mereka berdua, dan Rachel dapat menyimpulkan kehidupannya akan selalu seperti itu.

Setelah menyebut tetangganya itu berkepribadian ganda, Rachel kini mulai merutuki Gray dengan kata 'palsu' jika ia mengingat bagaimana lelaki itu menutupi kepercayaandirinya yang over dan hanya menunjukkan pada Rachel, namun tidak pada orang lain.

From: +8212041994
Temui aku di atap sekolah saat jam istirahat.

Adalah pesan yang Rachel terima di ponselnya saat ia baru saja selesai dengan pelajaran pertamanya. Dan walau nomor pengirimnya tidak ia simpan, Rachel tahu betul siapa orang itu. Karena nomor itu adalah nomor yang sama dengan yang mengajaknya video call kemarin malam!

To: +8212041994
Untuk apa?

Adalah yang Rachel balas. Dan tidak lama kemudian, sebuah pesan kembali masuk.

From: +8212041994
Aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu.

Rachel menekuk dahinya. Ia berpikir sejenak apa yang ingin orang itu perlihatkan padanya. Namun kemudian ia tersadar akan suatu kemungkinan. Apalagi kalau bukan abs?

To: +8212041994
Kau gila.

From: +8212041994
Aku serius.

To: +8212041994
Aku tidak mau.

From: +8212041994
Haruskah aku memperlihatkannya di kelasmu?

To: +8212041994
Terserah kau saja, kau hanya akan mempermalukan dirimu sendiri.

From: +8212041994
Yakin kau juga tidak akan malu?

To: +8212041994
Geez, Gray!

From: +8212041994
Temui aku di atap sekolah.
Atau aku akan pergi ke kelasmu.

To: +8212041994
K.

***

Ketukan-ketukan telapak kaki pada lantai itu jelas menggambarkan betapa tidak tenangnya Rachel dalam penantiannya. Ia melihat ke arah jam tangannya dan decakan lidah mencelos keluar begitu ia tahu bahwa ia telah menunggu cukup lama. Ia mendengus kesal, merutuki dirinya yang terlalu bodoh untuk mengiyakan ajakan orang aneh seperti Gray Winterstorm.

Rachel akhirnya memilih pergi dari sana ㅡatap sekolah. Bagaimanapun, seharusnya ia tahu kalau ini semua hanya akal-akalan tetangganya itu untuk mengerjainya. Gadis itu baru saja akan membuka pintu keluar dari atap sekolah saat tiba-tiba pintu itu terbuka dengan sendirinya. Seorang laki-laki jangkung yang sudah tidak asing di mata Rachel muncul dari balik pintu.

"Kau mau kemana?" tanyanya.

"Pergi dari omong kosong ini," jawab Rachel ketus, walau sebenarnya ia cukup terkejut lelaki itu benar-benar datang.

"Kau tidak boleh pergi, urusan kita belum selesai," kata lelaki itu sambil menarik tangan Rachel, mengajak gadis itu menjauhi pintu dan kembali ke tempat semula Rachel menunggunya.

"Tidak ada urusan di antara kita, Gray," tukas Rachel sambil menepis tangan si lelaki.

Gray mengarahkan telunjuknya tepat di depan wajah Rachel. "Kau mengatakan abs-ku biasa saja kemarin malam," desisnya.

Rachel memutar bola matanya. Ia tidak habis pikir orang di hadapannya ini benar-benar menganggap serius perkataannya kemarin itu. "Lalu sekarang apa?" tanyanya malas.

neighbor with benefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang