Minggu pagi
Suzy bergegas mengambil sepatu sneakers dengan tanda centang di sampingnya itu dari rak sepatu dan mulai memakainya dengan terburu. Berlari kecil menuruni tangga depan teras rumahnya dengan langkah pasti.
Sehun tengah asik nongkrong di atas motornya menyadari keberadaan Suzy yg mendekat langsung menyodorkan helm dan segera pergi setelah suzy siap di jok belakang.
"Tuh! teteh maneh aja minggu pagi ada yg ngajak jalan.. lah situ masih ileran," tunjuk Ten pada muka Joy yg memandang kepergian kakak dan entah siapanya itu. Sering melihat tapi Joy tak pernah tahu namanya siapa..
*maneh : kamu (sunda, tapi menurut saya itu kasar 😹)
*teteh : kakak perempuan"Berisik lah maneh! lanjutin tuh bersihin kuteknya!," titah Joy kesal pada Ten yg tengah membersihkan kuku kaki joy yg penuh kutek, eksperimen Ten.
Keduanya telah nongkrong depan teras rumah Joy dari sehabis subuh. Niatnya lari pagi, tapi Joy mager. akhirnya gelar kasur palembang yg gerinjul hasil nyeret dari kamar A Chanyoel plus selimut dengan motif garis² jadul kesayangan Joy jadi media anget²an keduanya.
Belum lagi gorengan bala-bala haneut ( bakwan hangat) bikinan bu Tifan yg bikin nagih. Beuhhhhh..
"Coba ada Doyoung, ga akan aing sendiri yg ngebabu.. Huft," keluh Ten pelan sembari membersihkan kutek di kelingking kanan Joy
"Heh tusuk gigi! Suruh siapa naroin kutek di kaki putri! Ya tanggung jawab lah! Cowo bukan??!!," pagi pagi udah bikin emosi. Mana tadi kepotong iklan kaka gua lagi, batin Joy panas
"Astaghfirullah, iya iya. Jangan marah marah terus atuh. Nanti putri jadi keriput. Udah atuh yahh cup cup," Ten membalas ucapan Joy dengan santai, tak mau ikut²an terpancing emosi.
"Ji, kok mirip sama Joy sih?," selama 15 menit perjalanan, baru inilah percakapan keduanya.
"Yaelah Hun, bikinya satu pabrik.." jawab suzy santai dengan mata fokus gadget di jok belakang
Sehun memelankan laju motornya dan berhenti di persimpangan jalan. Suzy segera turun dengan Sehun yg mengambil alih helm yg tadi ia kenakan.
"Makasih hun, gatau deh kalo ga ada lo gua kesininya gimana, nasi uduk kampus ya, ingetin gue kalo gua lupa buat neraktir lu! Bhay!!," ucap Suzy sambil berlalu
Sehun masih fokus pada layar handphonenya sambil ngangguk² denger ocehan kawanya tadi.
Memerhatikan sekitar lalu mendesah pelan tanda kecewa
Apa yg ia cari kini telah pergi
Apasih dangdut
Ia pun putar balik ke arah pulang, tak jauh dari rumah Suzy, apa yg ia cari nampak juga di pandangan mata.
"Kalo gak ada bubur kang Daesung, bubur kang Daniel juga gak apa apa.." itu bunyi sms yg tadi ia ingat dari sang ibu..
Selain jadi tukang bubur, kang Daniel nyaleg jadi gubernur Jabar juga loh!
Flashback
"Iya mah., sms ajaaa.." ucap Sehun yg asik cuci motor pada sang bunda.
Selesainya, ia periksa chat² spam atau grup di handphone, takut² ada hal penting. Di rasa cukup, ia ambil sepasang helm, satu helm bogo warna cream, dan yg satunya helem TRX putih, hadiah dari dealer kalo beli motor honda.
Yg kalo dipake berasa jadi astronot, logor tjoy..
bergegas menjalankan motornya melewati blok sebelah dan berhenti tepat di depan pagar rumah milik kawanya.
"Sst.."
"Sst sst.."
"A!! Aa!!..."
Sehun melirik ke asal suara, ke arah teras rumah kawanya dengan penuh tanya.
"Rumah sebelah udah kebuka belum pagernya???," tanya Joy yg tengah selonjoran dengan sedikit berbisik pada Sehun juga tangan yg menunjuk² ke arah kanan.
Sehun turun dari motor, mendekati dan menengok sedikit ke bangunan di samping kanan.
Joy menunggu kabar darinya
Sehun kembali dengan gelengan kepala.
Tak puas dengan jawaban yg diberikan,
"Gimana? Kebuka ga??,""Enggaaaaakk" jawab Sehun ikut sok berbisik dari depan pagar.
Mendengus pelan, bibir mengerucut.
Sehun setengah mati gemas dibuatnya. Mencoba menahan senyum sebisa mungkin melihat tingkah bocah yg kini dengan menghentak² kakinya di depan teras. Ia coba mengalihkan attensinya ke layar ponsel pintar yg menampilkan kolom chatnya dengan seseorang.
Kalem hun, gua belum mandi
Hm, buruan
"Ssst.... A, aa..!!,"
"Hm?," balasnya mencoba tak mengalihkan pandangan dari ponsel genggamnya.
"Liat sini atuh a!,"
Akhirnya mau tak mau, ia mencoba memandang wajah lawan bicaranya.
"Aa tau kan kalo teteh udah punya pacar? " Sehun mengangguk setuju sebagai jawaban.
"Trus kenapa masih digebet aja?," tanyanya sewot
Sehun diam, clueless.
"Beda emang, yang cantik mah udah punya doi aja masih ada yg gebet. Huuh," Joy malah merutuk sendiri depan teras.
Diam diam Sehun tersenyum mendengar ocehanya.
"Kamu juga cantik.."
"Hah? Gimana a??,"
"Engga..."
Flashback off
"Kang, bubur 3. Bungkus, kereseknya minta lebih mang.."
Sambil menunggu, dilihatnya kawan lelaki Joy yang lari terbirit-birit menuju rumah sebelah, disusul Joy yang mengejarnya pelan sambil berteriak,
" WOY TEN!!!! AWAS BERANI NGINJEKIN KAKI DI RUMAH AING LAGI!," serunya dengan dada kembang kempis menahan emosi.
Sehun menahan tawanya melihat pemandangan tersebut.
"A Sehun nih!, 3 komplit! Keresek lebihnya di dalem." ucap Kang bubur dengan cengiran khas bak kelinci miliknya.
"Oh, ini uangnya. Nuhun kang!," sambil memberikan sejumlah uang.
"Nitip motor dulu yah kang!,""Sst!! Sst!!,"
Joy yg masih jongkok sehabis marah²nya dekat pagar mendongakan kepalanya ke asal suara.
"Nih! - sambil menyodorkan keresek - jangan marah marah wae.." lantas berlalu ke tempat semula ia memarkir motor.
"Aa yg tadi?," tanyanya sambil memperhatikan keresek di tanganya. Buru - buru ia tengok isinya.
Sehun tengah memakai helm, refleks menengok saat mendengar teriakan,
"MAKASIH A BUBURNYA!!!!," Ucap Joy sambil melambaikan tangan dengan senyum lebar di wajahnya dari balik pagar.
Duhh senyumnya
Ia balas dengan anggukan pelan dan senyum kecil di wajahnya.
Fin
KAMU SEDANG MEMBACA
Oxymoron
FanfictionRANDOM mostly HUNJOY/sehun/joy Dimohon bijak saat membaca tulisan ini