Cerita 5 : Aldi!

2.2K 50 0
                                    

Aku sedang duduk bersama Yuli, Ica, dan Rani di tepi lapangan basket, sesudah kami mengikuti mata pelajaran Olahraga yang diajar Pak Samsul. Seperti biasa kami mengobrol saat itu, berbincang berbagai topik yang cukup seru, mulai dari kuliner, hingga percintaan yang lagi-lagi mengarah padaku dan Bayu.

Yuli yang memang pengurus OSIS mengatakan kepadaku bahwa salah satu temannya yang juga menjadi pengurus OSIS terus-terusan bertanya soal aku. Setiap kali Yuli sedang rapat selalu dia mendekat dan mulai bertanya ini itu pada Yuli. Pun lewat telpon dia selalu bertanya tentang warna favorit aku apa, makanan kesukaanku apa, sampai-sampai bertanya aku punya pacar apa belum. Saat aku mendengarnya aku hanya bisa tertawa, lebih sebatas seseorang yang mengagumiku. Mungikin.

"Emang iya ?" tanyaku pada Yuli.

"Iya beneran Bell, dia selalu tanya tentangmu, sampai bosen aku jawabnya" jawab Yuli.

"Siapa sih Bell ?" tanya Ica.

"Itu yang pakai kacamata, orangnya tinggi putih" ucap Yuli, mengusap keringat di pipinya.

"Oh, ya-ya aku pernah lihat"

"Yang mana sih ?" tanya Rani.

"Itu, yang dulu pernah traktiran pas ulang tahun" jawab Ica.

"Oh, ya-ya, siapa namanya, Aldi ya, kalau enggak salah" ucap Rani.

Aku benar-benar tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, mataku hanya tertuju pada Bayu dan yang lainnya yang tengah asik bermain Basket. Sebenarnya sedikit risih juga ada yang tanya ini-itu tentangku, namun apa daya aku tidak bisa melarang kan? Maksudnya, itu hak mereka, jadi, ya... aku hanya bisa menikmati saja, tanpa harus berfikir yang berlebihan.

"Gimana Bell ?" tiba-tiba Yuli bertanya padaku.

"Giamana apanya ?" ucapku.

"Itu Aldi" ucap Yuli.

"Ya, kan tanya-tanya biasalah, aku enggak begitu terganggu juga" ucapku, mencoba untuk menetralisir keadaan. Mereka bertiga saling bertatapan heran. Apa yang salah dengan ucapanku?

"Serius ?" tanya Ica.

"Iya ya"

"Padahal dia ganteng loh, orang punya lah" ucap Rani.

Sungguh pernyataan yang membuatku tidak tergerak sedikitpun. Apa hubungannya antara ganteng dengan mencintai, apakah orang ganteng dapat memberikan cinta yang kita inginkan? apakah orang ganteng dapat membuat kita nyaman saat berdua? apakah orang ganteng dapat menghibur kita dikala kita sedang bete atau galau?

"Ah, kalau itu mah relatif" ucapku.

"Iya bener juga sih" ucap Rani.

"Tapi kan modal udah mapan ya" saut Yuli.

"Yaudah buat kamu aja Yul" jawabku, tertawa padanya.

**

Kami semua sedang dikantin, aku, Yuli, Ica, dan Rani sedang duduk menikmati segelas es teh yang benar-benar membuat tenggorokanku jadi legah, akibat panas yang melanda Kota Probolinggo hari ini. Mereka betiga masih berbincang mengenai pengagumku itu, aku tidak peduli. Aku sekali lagi mencoba mencari Bayu untuk mengobrol dengannya, meski akhir-akhir ini dia suka pergi tiba-tiba entah saat periode pertama atau kedua, jadinya aku jarang ketemu dengannya.

"Yuli !" sapa seseorang, berjalan pada kami.

"Oh. Aldi" ucap Yuli. Dan ternyata Aldi yang datang, seseorang yang konon katanya mengagumiku, seseorang yang konon katanya ingin kenalan denganku. Aldi duduk bersama kami berempat, dia duduk disebelah Rani dan Ica, dan berhadapan denganku dan Yuli.

Rasa [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang