Cerita 22 : Dia pergi

1.7K 47 0
                                    

Hari-hari aku lewati dengan sendiri ketika aku sudah putus dengannya. Aku benar-benar sendiri sekarang, namun aku bangkit, aku harus move on, aku harus tetap melanjutkan hidup. Meski pertama berat, tapi lambat laun berkat dukungan sahabat-sahabatku aku kembali bisa ceria dan tertawa. Aku kembali bisa beraktifitas disekolah seperti biasa tanpa ada rasa beban.

Semenjak kejadian itu Bayu tidak perhah terlihat lagi. Semua teman-teman juga tidak ada yang tau kemana dia pergi. Bahkan Pak Jamal yang memang wali kelas kami juga tidak pernah diberitahu oleh pihak keluarga Bayu kemana dia pergi.

Apakah dia sudah pindah sekolah atau belum, aku juga tidak mengerti. Jujur aku merasa kehilangan, seperti separuh bagian hidupku hilang, sangat sepi dan sunyi tanpa dia. Tidak ada yang bisa menghiburku, tidak ada yang bisa melihatku saat aku sedang dikelas. Tapi, tetap aku harus melanjutkan hidup. Terus maju kedepan. Dan terus berharap suatu saat dia akan datang kembali padaku, meski sepertinya, akan sulit untuk dicapai.

**

"Emang kemana sih dia ?" ucap Yuli.

"Enggak tau tuh, udah beberapa hari ini ya, hampir 1 minggu" ucap Rani.

"Ron beneran kamu enggak tau ?" tanya Ica.

"Bener Ca, orang bapaknya juga nyariin" ucap Imron yang tengah duduk disampingku sambil memakan bakso.

"Udah pergi dia ?" aku bertanya pada Imron, aku penasaran. Aku mencoba mencari tau kemana dia pergi, yang terakhir kali aku bertemu, dia tidak memberitahukannya kepadaku.

"Ya kalian bisa liat sendiri kan, dia enggak hadir" jawab Imron.
"Siman juga enggak tau ?" tanyaku lagi.

"Iya, sama. Pada enggak tau semua" jawab Imron lagi.

Aku tidak tau bagaimana perasaan Bayu sekarang, apakah sakit, apakah dia sedih, tapi sekali lagi memang dia adalah salah satu cowok yang selalu membuat orang penasaran dengan tingkah lakunya, setelah kejadian putus lalu dan saat terakhir kali kami bertemu dia sudah tidak memberikan kabar lagi padaku, begitupun aku. Aku benar-benar tidak tau kondisi dia sekarang bagaimana.

Sedih, aku rasa ya, meskipun aku sudah putus dengannya, namun tetap aku ingin selalu melihatnya. Ingin selalu melihatnya tertawa dan membuat semuanya senang. Namun kenyataanya itu semua sudah tidak ada lagi. Sesekali aku menangis didalam hati, melihat Bayu kembali pergi. Setiap kali aku mencoba bangkit untuk move on, ketika aku teringat olehnya semua itu kembali runtuh, move on yang aku bangun semua kembali runtuh.

**

Sepulang sekolah aku pergi kewarung Mas Budi, mencoba bertanya kepada Mas Budi tentang Bayu. Aku masuk, duduk dikursi yang sudah disediakan diwarung."Mas Budi, bakwan, 1 sama es teh ya" ucapku.

"Siap nduk" jawab Mas Budi.

Tak lama Mas Budi datang membawakan semua pesananku.

"Mas Budi, Bella pingin tanya nih" ucapku.

"Onok opo toh Bell ?"

"Mas Budi keliatan Bayu enggak"

"Waduh, udah hampir seminggu dia enggak pernah kesini"

"Tapi tetep sering kesini Mas ?" tanyaku.

"Iya biasanya gitu, kan dia juga kadang suka bantuin Mas Budi kalau jualan, onok opo toh, dia bolos sekarang ?" kali ini Mas Budi yang penasaran. Berarti dia masih enggak tau dong perginya.  Ucapku dalam hati.

"Iya Mas, sudah 1 minggu ini dia enggak masuk"

"Emang kemana toh ?"

"Enggak tau, Bella juga enggak dikasih kabar" jawabku. Mas Budi tidak tau jika aku dan Bayu sudah putus.

Rasa [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang