Cerita 16 : Aldi (lagi!)

1.5K 40 0
                                    

Iya, pacarku sekarang adalah Bayu Pradana Ramadhan. Tapi tetap aku tidak akan lupa dengan Aldi, cowok pertama yang memberikanku perhatian, dan cowok pertama juga yang menyatakan cinta padaku, jadi mungkin menurut kalian aku tidak perlu membahasnya lagi, namun tetap saja meski aku sekarang sudah berpacaran dengan Bayu, dia masih tetap mencoba untuk dekat denganku.

Memang sih, itu salahku juga masih belum memberitahukan ini kepada yang lain, namun aku rasa dia pastinya sudah tau akan kedekatanku dengan Bayu, apalagi aku sudah menolak cintanya, jadi apalagi yang dia inginkan dariku? sungguh itu membuatku pusing, tapi aku tetap mencoba tenang, mencoba menyikapi sikapnya dengan santai.

Aku juga tidak habis fikir kenapa Aldi masih saja mengejarku, padahal, banyak siswi di sekolah ini yang tampangnya juga tak kalah denganku, bahkan lebih dariku, aku tidak tau apa yang spesial dari dalam diriku. Sampai-sampai Aldi begitu kekeuh untuk terus mendekatiku. Atau ini adalah perasaan kegeeranku saja padanya? Aku tidak tau.

"Bell ?" sapa Aldi. Aku duduk sendiri di kantin sekolah, kebetulan Yuli tidak masuk hari ini, sakit katanya, sedangkan Rani dan Ica sedang berada di kantor guru, aku tidak tau apa yang mereka lakukan.

"Ada apa Di ?" jawabku. Aldi duduk berhadapan denganku.

"Ada rapat tadi, kamu enggak datang ?" tanya Aldi.

"Rapat ? kan aku bukan OSIS" jawabku.

"Kan kamu panitia waktu itu"

"Terus ?"

"Ya, otomatis kamu ikut OSIS"

"Lah emang gitu ?" tanyaku.

"Menurutku sih gitu" jawab Aldi.

Aku juga tak begitu paham, mungkin kalian bisa membantuku. Aku hanya menjadi panitia cerdas cermat waktu itu, itupun mendadak karena ada salah satu anggota panitia yang mengundurkan diri, namun aku rasa bukan berarti aku otomatis menjadi anggota OSIS. Karena setauku untuk menjadi anggota OSIS kan harus ada seleksi dan segala macem, sedangkan aku tidak melalui tahapan tersebut.

Aku yakin ini hanya alibi Aldi yang memang hanya untuk berbicara padaku, aku tidak tau juga, namun aku tidak boleh berprasangka buruk padanya. "Di, kamu kok enggak pernah main sama temen-temenmu ?" tanyaku. Memang, selama aku mengenal Aldi disini, tidak pernah sekalipun aku melihatnya bermain atau bergaul dengan teman sekelasnya.

"Udah tadi, sekarang, mau ngobrol aja sama kamu" jawabnya.

"Oh,"

"Eh, yang lain mana ?"

"Yuli enggak masuk, Rani sama Ica ke kantor guru"

"Ngapain ?"

"Enggak tau tuh"

"Bell, nanti aku antar ya ?" pinta Aldi sekali lagi. Dia tidak pernah bosan menawarkan hal itu padaku, aku juga tidak tau mengapa. Apakah Aldi benar-benar masih mencoba mendekatiku atau bagaimana, yang pasti, dia tetap perhatian padaku.

"Aku bareng sama temen Di" jawabku.

"Bayu ?" tanyanya.

"Ehh, iya"

Aldi, kamu sudah tau kan pasti Bayu yang aku maksud, namun kenapa kamu masih menanyakan hal itu padaku? Aldi, aku benar-benar menghargai semua usaha kerasmu, namun sekarang prioritas utamaku adalah Bayu, bukan kamu.

"Di, maap ya"

"Ya enggak apa, santai aja. Pokoknya kalau kamu ada apa-apa atau kamu butuh bantuanku, kamu tinggal telpon aja ya, jangan sungkan" pinta Aldi padaku. Benar-benar membuatku terkejut dia masih saja perhatian padaku.

Rasa [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang