Cerita 20 : Rahasia

1.4K 42 0
                                    

Aku masih marah pada Bayu, aku masih belum bisa menerima alasannya yang katanya selalu ada urusan, aku juga tidak tau urusan apa itu. Aku pergi ke rumah Yuli, ada tugas yang harus dikerjakan hari ini. Aku berpamitan pada Mama kemudian menyetop angkot didepan untuk selanjutnya pergi ke rumah Yuli.

Sesampainya disana, sudah ada Rani, Ica, Imron yang sudah menunggu. Aku masuk, menyapa mereka semua kemudian duduk disamping Yuli. Aku mengeluarkan buku pelajaran Biologi dan mulai mengerjakan tugas itu bersama-sama.

"Gimana kemarin, disuruh ngapain aja sama Kelvin ?" tanya Yuli.

"Cuma suruh upload data di website sekolah" jawabku.

"Terus udah selesai ?"

"Iya udah, gampang kok. Jadinya cepet" jawabku lagi.

"Kan ini nih, dari gaya jawabnya aja udah enggak enak. Masih mikirin Bayu ?" tanya Yuli. Ica, Rani, dan Imron menoleh kearahku. Aku masih menundukkan muka.

"Enggak kok, cuma capek aja"

"Ada apa Bell ?" kali ini Imron bertanya.

"Ron ?" tanyaku padanya.

"Iya ?"

"Kamu sahabatnya Bayu kan ?"

"Terus ?"

"Aku mau kamu jujur" Imron sepertinya kaget mendengar permintaanku itu. Yang lain juga pada kaget, mereka semua berhenti mengerjakan tugas untuk fokus kearahku. Aku memandang Imron tajam, kali ini aku akan berbicara terbuka dengannya, dengan mereka semua. Aku tidak bisa menahannya lagi, semakinku menyembunyikan status hubunganku dengan Bayu, semakin aku tertekan dibuatnya. Apalagi dia adalah Bayu, yang mana selalu membuat kejutan-kejutan baik positif maupun negatif seperti yang sekarang aku hadapai ini.

"Jujur apa Bell ?" tanya Imron heran.

"Maap baru bisa ngasih tau ini ke kalian, tapi aku dan Bayu udah pacaran" jawabku. Mereka kembali menampakkan ekspresi kaget. Apalagi Ica yang memang stalker Bayu sejati. Dia langsung menghampiriku kemudian duduk disampingku, sepertinya dia mau nguping lebih dalam.

"Yang bener Bell ?" tanya Imron dan Rani berbarengan. Aku mengangguk. Yuli hanya terdiam.

"Sejak kapan ?" tanya Ica.

"Udah lama" jawabku singkat.

"Terus kamu mau aku jujur tentang apa Bell ?" tanya Imron padaku. Yuli berdiri kemudian pergi kedapur, entah apa yang akan dia ambil.

"Semua tentang Bayu"

"Eh,"

"Ron, please aku pacarnya kan, tapi aku tidak tau apa yang selalu dia kerjakan saat dia menghilang tiba-tiba. Dia selalu berbicara ada urusan dan berbagai alasan yang lain" aku berbicara penuh emosi, menatap Imron yang masih kaget.

"Ron, bantulah !" saut Rani.

"Iya Ron" tambah Ica.

"Eh, tapi Bell.."

"Ron, ayolah Bella kan temen kita, kamu mau terus ngeliat Bella kayak gini ?" Yuli datang membawakan es jeruk dan beberapa kue.

"Tunggu disini" Imron keluar, mengambil HP-nya. Kemudian menelpon seseorang. Aku masih melihatnya begitu juga yang lain. Jadi aku semakin yakin jika Imron benar-benar tau akan semua hal tentang Bayu.

"Ngapain dia ?" tanya Ica.

"I dont know" jawab Yuli.

Imron kembali kedalam, kemudian duduk kembali.

"Kamu tau sekarang dia dimana ?" tanya Imron padaku.

"Emang dia dimana ?" jawabku.

"Aku mau kasih tau, tapi cuma kamu aja yang ikut, yang lain enggak usah, tetep disini!" pinta Imron, Ica menggerutu kesal, mungkin dia kesal karena enggak diajak oleh Imron.

Rasa [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang