Thank You

404 42 22
                                    

Hujan gerimis mengawali pagi ini juga mengawali hari kepergian Taeyeon untuk jangka waktu yang cukup lama. Baekhyun menarik napasnya pelan dan membuangnya kasar, pikirannya melayang pada sosok gadis cantik berkepang kuda yang ada dilayar ponselnya. Taeyeon memotret dirinya sebelum ia meninggalkan Korea. Gadis itu juga memberi tahu pada Baekhyun kalau pesawat yang ia tumpangi akan berangkat siang nanti. Baekhyun memikirkan ucapan Jongin beberapa hari yang lalu, sampai sekarang laki-laki tampan itu masih belum bisa mendapatkan titik terang dari perdebatan hatinya.

Ponselnya bergetar, tertera nama Chanyeol tampan disana. Nama itu ditulis oleh Chanyeol sendiri saat Baekhyun meminta nomor ponselnya. Baekhyun menggeser tombol hijau itu.

"BAEKHYUN! APA KAU TIDAK AKAN MENGANTARKAN TAENG NOONA KE BANDARA?" teriak Chanyeol diseberang sana. Telinga Baekhyun rasanya seperti kemasukan banyak lebah.

"Tidak usah berteriak, aku juga akan mendengarkanmu." Terdengar kekehan Chanyeol diseberang sana, membuat Baekhyun mendengus kesal.

"Baek, kau tidak ingin menemui Taeng noona sebelum dia pergi?" Tanya Chanyeol kembali.

"Aku..." Baekhyun tak tahu harus berkata apa.

"Baekhyun..." Baekhyun tersentak kaget. Suara itu menyapa Baekhyun dengan halus.

"Kau sedang sakit eum?" Tanya Taeyeon dengan penuh perhatian.

"Iya, aku sedikit tak enak badan noona. Tapi akan aku usahakan untuk menemuimu hari ini." Jawab Baekhyun dengan penuh kebohongan.

"Kalau begitu cepatlah sembuh. Dan, sampai bertemu  4 tahun lagi." Ucap Taeyeon.

"Hmm."

Setelah itu sambungan terputus, Baekhyun mengakhiri panggilan itu.

Masih ada waktu satu jam lagi sebelum Taeyeon benar-benar pergi.

Dilain tempat, Taeyeon sedang menghibur Chanyeol yang merengek padanya agar tidak pergi. Namun nasi sudah menjadi bubur, segalanya sudah Taeyeon rencanakan dari jauh-jauh hari. Dirinya juga sudah mantap akan keputusan yang ia ambil. Juga karena mimpinya yang harus ia wujudkan.

"Di Korea ada banyak universitas yang menyediakan jurusan musik noona, kau bisa masuk dengan mudah. Tapi mengapa kau memilih negara lain." Chanyeol tetap bersikeras ingin menahan Taeyeon, membuat gadis itu menghentikan niatnya kuliah diluar negeri.

"Kau tidak mengerti Chanyeol," ucap Taeyeon sambil mengelus pipi adiknya itu. Chanyeol terdiam.

.

Jisoo mengecek ponselnya lagi, berharap hari ini Baekhyun mengajaknya pergi atau temannya yang lain. Teman? Jisoo tertawa sinis, bahkan ia tak punya teman selain Baekhyun dan Irene. Tiga hari yang lalu, Jisoo memutuskan Jonghyun yang telah menemani harinya dan menyandang status sebagai kekasihnya selama kurang lebih lima bulan. Jisoo memutuskan Jonghyun dengan penuh pertimbangan, perasaannya masih diselimuti rasa cinta untuk orang lain sedangkan untuk Jonghyun, sedikit. Jisoo tak mau terus menerus berbohong pada Jonghyun, Jonghyun berhak bahagia dan itu bukan dengan dirinya.

Suara ketukan pintu serta suara ibunya terdengar dari luar kamar. Pelan, pintu itu terbuka menampilkan ibunya dengan celemek memasak yang masih menempel pada tubuh rampingnya. Jisoo juga merasa heran, mengapa ibunya bisa ramping seperti itu saat usianya sudah memasuki kepala empat.

CoincidenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang