Kali Pertama

506 60 1
                                    

Baekhyun memandang malas Chanyeol yang tengah terbaring di tempat tidurnya. Satu jam yang lalu laki-laki jangkung itu menelponnya mengatakan bahwa dirinya sedang sakit dan di rumahnya sedang tidak ada siapa-siapa selain dirinya. Baekhyun berbaik hati dengan terburu-buru untuk sampai ke rumah Chanyeol malah mendapatkan hal seperti ini. Chanyeol tidak sakit, dia hanya mengeluh sakit hati. Melihat dia— perempuan rahasianya sedang berada di pelukan orang lain.


Baekhyun memarahi Chanyeol dengan penuh kasih sayang. Chanyeol terlalu takut untuk mengungkapkan perasaannya pada perempuan itu. Antara takut ditolak dan takut untuk mengungkapkannya. Sebenarnya memang sama saja. Baekhyun menasehati Chanyeol agar lebih berani dalam mengungkapkan perasaannya, Chanyeol sudah terlalu lama memendam perasaannya. Apa kabar Baekhyun yang menyukai sunbae-nim nya itu? Apa Baekhyun benar-benar menyukai Taeyeon?

Baekhyun berjalan menuju rumahnya dengan langkah gontai, ia lupa tidak membawa uang lebih jadi terpaksa ia harus berjalan kaki untuk sampai ke rumahnya.

"Baekhyun..." Ucap seseorang saat Baekhyun melewati kawasan pertokoan. Baekhyun menoleh kearah kiri tepat suara itu berasal. Baekhyun senang bukan main, wajahnya berubah menjadi cerah sumringah. Taeyeon memanggilnya di keramaian seperti ini.

"YA Baekhyun!" Ucap Taeyeon sekali lagi saat tidak mendapatkan jawaban dari Baekhyun.

"Ne nuna?" Baekhyun berjalan menuju Taeyeon yang sedang duduk di sebuah kafe yang khusus menyediakan kopi. Taeyeon duduk di bagian luar kafe, sendirian.

"Kau sendirian?" Tanya Taeyeon cepat saat Baekhyun telah duduk dihadapannya.

Baekhyun mengangguk cepat.

"Aku juga sendiri, temanku tidak jadi datang. Kekasihnya mengajaknya pergi padahal kami sudah membuat janji." Kata Taeyeon dengan ekspresi sedih.

"Begitu ya. Chanyeol memintaku untuk datang ke rumahnya, katanya dia sedang sakit parah. Dia berbohong padaku, dia hanya sakit biasa. Sakit hati. Ingin rasanya aku mencincang tubuh Chanyeol dan ku rebus untuk makan anjing milik hyung ku." Ucap Baekhyun dengan penuh ekspresi.

Taeyeon ingin tertawa kencang, namun dia urungkan karena menjaga image sebagai sunbae-nim.

"Mungkin ini ke seribu kali Chanyeol menghubungi temannya karena alasan sepele seperti itu,"

"Nuna juga?" Tanya Baekhyun. Taeyeon mengangguk. Baekhyun menggeleng tak percaya. Bisa-bisanya ia mendapatkan teman seperti Chanyeol.

Taeyeon meminum kopinya perlahan, kopi yang ia pesan beberapa saat yang lalu. Sementara Baekhyun sedang sibuk dengan ponselnya sendiri. Keduanya merasa canggung setelah obrolan terakhir tadi, tidak ada topik yang melintas di otak mereka. Awkward moment menyerang keduanya. Sesekali mata Baekhyun melirik kearah Taeyeon yang berada dihadapannya. Melihat betapa cantiknya dia hari ini. Polesan make up yang tipis namun sangat cocok dilihat. Dress selutut bermotif bunga-bunga yang Taeyeon pakai pun menambah kecantikannya. Baekhyun ingin terus memandang sembunyi-sembunyi perempuan dihadapannya itu namun sayang Taeyeon telah memergokinya. Baekhyun mengulum senyumnya dalam-dalam. Ia merasa malu saat ini.

Dering telefon menyelamatkan Baekhyun saat ini. Layar ponselnya menampilkan nama "Jisoo Babo". Baekhyun menggeser tombol hijau itu lalu menempelkan ponselnya di telinga.

"Ne... yeobeoseyo..." jawab Baekhyun dengan malas. Jisoo terkekeh pelan diseberang sana.

"Baek, aku butuh bantuanmu," kata Jisoo.

"Apa lagi sekarang? Jonghyun memutuskan mu atau kau yang meminta putus pada Jonghyun?" Jawab Baekhyun dengan amarah yang ia tahan. Bisa malu ia dihadapan Taeyeon.

"Tidak, bukan tentang Jonghyun oppa. Temani aku nanti malam ke suatu tempat."

Baekhyun diam tidak langsung menjawab. Jisoo mengajaknya ke suatu tempat?. "Kau ingin mengajakku kemana? Namsan tower malam-malam?" Jawab Baekhyun.

"Bukaan, nanti ku kabari lagi. Yang penting nanti malam kau harus temani aku titik!" Ucap Jisoo. Lalu sambungan terputus begitu saja.

Baekhyun mendengus pasrah. Permintaan Jisoo tak pernah bisa ia tolak. Ya selalu begitu, bukan karena ia menyukai Jisoo. Namun ia hanya merasa kasihan pada gadis itu. Walaupun ia sedang memiliki kekasih tapi Jisoo selalu merasa tidak memiliki kekasih. Tidak ada yang pernah bisa mengerti dirinya, semuanya berubah saat Jisoo mengenal Baekhyun. Jisoo selalu meminta bantuan Baekhyun.

"Siapa? Apakah kau harus pergi sekarang juga?" Tanya Taeyeon.

"Dia temanku nuna. Tidak, aku akan menemuinya nanti malam. Sepertinya dia sedang diabaikan kekasihnya haha," jawab Baekhyun asal. Taeyeon ikut tertawa. Taeyeon juga menertawakan dirinya. Kerap kali dia mendengar kata "diabaikan" dia juga akan merasa sakit.

"Nuna, aku akan ke sebuah toko kue. Bisakah nuna ikut denganku? Aku akan membelikan kue untuk eomma, ku harap nuna bisa memilihkannya untukku. Biasanya selera perempuan sama hehe," ucap Baekhyun. Sejujurnya Baekhyun hanya ingin berlama-lama bersama Taeyeon. Jadi, terlintaslah ide untuk membeli kue untuk ibunya. Idenya cukup cemerlang juga.

Taeyeon mengangguk setuju. Lalu keduanya pergi meninggalkan kafe menuju toko kue. Keduanya berjalan beriringan. Ada rasa terselip dibenak Baekhyun untuk menggandeng tangan yang milik Taeyeon. Namun itu sebuah hal yang lancang.

"Oh iya, kau lebih menyukai gitar atau piano? Kulihat kau pernah memainkan gitar, padahal kau memegang piano kan di klub?" Tanya Taeyoen.

"Aah itu, saat itu aku hanya iseng memainkan gitar Chanyeol. Aku hanya bisa bermain piano,nuna." Jawab Baekhyun. Ia merasa senang, ternyata memperhatikan dirinya.

"Oh kukira kau bisa keduanya. Belajarlah pada Chanyeol, dia akan membantumu aku yakin." Kata Taeyeon.

Baekhyun mengiyakan perkataan Taeyeon. Namun ia tidak sungguh-sungguh akan belajar menguasai alat musik itu.

Keduanya telah sampai di toko kue. Di etalase depan tersedia berbagai macam kue. Keduanya sibuk memilih kue-kue dihadapannya. Taeyeon menjatuhkan pilihannya pada kue tart berbentuk hati diatasnya terdapat kream berwarna-warni. Baekhyun menelan ludahnya saat ia melihat harga yang tertera dibawah kue itu. Ia merogoh kantong celananya berharap menemukan uang yang banyak di kantong celananya. Baekhyun menggigit bibir bawahnya. Apa yang harus ia lakukan? Apakah ia harus berhutang pada Taeyeon?

Taeyeon melihat jelas perubahan ekspresi Baekhyun. Taeyeon memberanikan diri untuk bertanya padanya. "Ada yang mengganjal pikiranmu,Baek?"
Baekhyun diam. Ia tidak tahu harus menjawab apa.

Hingga salah satu petugas toko kue itu menanyakan apakah mereka jadi membeli kuenya atau tidak.

"Tolong bungkus kuenya." Kata Taeyeon akhirnya.

Baekhyun terlonjak kaget. Bagaimana ia harus membayar kue itu. Apa ia harus mencuci segala perlengkapan didapur toko ini seperti di film-film atau drama yang sering ia tonton?

"Nunaaa," Baekhyun menggantungkan kalimatnya. "A—aku lupa membawa uang lebih..." ucap Baekhyun jujur.

Taeyeon tersenyum. Jadi ini yang menyebabkan Baekhyun murung.

"Gwaenchana, aku yang akan membayarnya. Anggap saja ini sebagai hadiah untuk eomma mu." Kata Taeyeon.

Baekhyun tak pernah menyangka hal ini akan terjadi. Ia sungguh senang bisa bertemu Taeyeon tadi.

Baekhyun mengantarkan Taeyeon sampai ke halte bus. Baekhyun menunggu sampai Taeyeon mendapatkan bus yang akan mengantarnya.  Taeyeon menaiki bus yang berhenti didepan mereka. Taeyeon melambaikan tangannya kearah Baekhyun, tanpa ragu Baekhyun juga membalasnya.

Baekhyun menjinjing plastik yang berisi kue itu dengan perasaan senang. Hatinya senang hari ini. Ia akan menamakan peristiwa ini sebagai kencan pertamanya dengan Taeyeon— kencan sepihaknya. Ibunya pasti akan senang kala Baekhyun memberikan kue itu padanya. Disepanjang jalan Baekhyun terus melebarkan senyumannya, ia kelewat bahagia.

CoincidenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang