Meet Again

414 41 3
                                    

Yixing sedang berbaring santai di sofa depan tv milik Baekhyun. Laki-laki itu memang suka bertindak semaunya seperti Chanyeol. Baekhyun ikut duduk di sofa sebelah Yixing, lalu melirik arloji yang melingkar dipergelangan tangan kirinya, dua jam lagi akan ada sesi pemotretan. Hari ini cukup melelahkan bagi Baekhyun. Istirahat di apartemen sendiri merupakan keajaiban dunia bagi Baekhyun.

"Kau tidak berniat menyuguhkanku segelas air putih?"

Baekhyun menggeleng cepat. "Ambil sendiri jika kau haus. Aku terlalu malas untuk bergerak sejengkal saja."

"Oke baiklah. Makanya sewa pembantu yang bisa tinggal di apartemen."

Baekhyun tak mempedulikan omongan Yixing. Oke Baekhyun memang punya pembantu namun hanya akan datang tiga hari sekali. Mungkin lain kali ia akan meminta manajernya untuk mencarikannya pembantu yang bisa tinggal di apartemennya.

Pikiran Baekhyun kembali melayang pada sosok gadis yang sudah lama tak ia temui. Rasa cintanya tak pernah mengurangi untuk gadis itu. Baekhyun merindukannya, sangat rindu. Apakah saat Chanyeol pulang ia juga akan ikut pulang?

"Baek," Baru saja Baekhyun akan memejamkan matanya, namun Yixing malah mengacaukannya.

"Besok temani aku bertemu temanku ya." Dahi Baekhyun berkerut. Untuk apa Yixing mengajaknya?

"Dia kan temanmu, bukan temanku."

"Byun Baekhyun, aku kan disini tinggal bersamamu dan juga aku tidak tahu seluk beluk kota Seoul. Ayolah, aku tahu kau kosong besok. Aku sudah menanyakannya pada Yuri nuna."

"Kenapa kau tidak pergi bersama Yuri nuna. Ide bagus bukan?"

Yixing bangkit lalu menoyor kepala Baekhyun cepat.

"Kau ingin aku dimarahi suami Yuri nuna haaah?"

Baekhyun tertawa hambar. Ucapan Yixing memang benar. Baekhyun sering melupakan kalau manajernya itu sudah mempunyai suami.

"Baiklah. Lagian aku juga bosan, aku ingin makan gratis."

"Jangan memalukanku disana!"

Baekhyun tertawa senang.

.

"Senangnya bisa menghirup udara Seoul lagi." Ucap Chanyeol kala melihat pemandangan luar dari balkon kamarnya. Menghirup pelan udara segar pagi hari kota Seoul yang amat sangat ia rindukan. Dibelakangnya beberapa pelayan keluar masuk membawakan menu sarapan untuk Chanyeol.  Ibunya juga nampak masuk ke kamar anak bungsu kesayangannya.

Chanyeol membalikkan badannya mendapati Ibunya sedang duduk di sisi tempat tidurnya. "Eomma,"

Ibunya tersenyum manis menerima sapaan itu. Senyumnya tak pernah berubah.

"Eomma ingin mengobrol denganmu. Mari duduk disamping eomma." Chanyeol mengangguk menuruti perintah Ibunya.

"Kemarin Baekhyun mengunjungi eomma." Chanyeol tersentak antara percaya tak percaya. Masih diam karena begitu syok.

"Dia menanyakanmu. Dari raut wajahnya dia begitu merasa bersalah padamu Chan. Selama ini dia kuliah dan tinggal di China. Baekhyun juga sudah menjadi bintang sekarang. Eomma sangat bangga padanya."

"Bintang?"

"Iya. Dia sudah menjadi penyanyi terkenal sekarang. Dia telah kehilangan kepercayaan sahabatnya namun usahanya selama ini terbalaskan sesuai ekspektasinya."

Chanyeol tersenyum terharu. Baekhyun menepati janjinya untuk menjadi bintang. Tidak, Baekhyun tidak bersalah. Chanyeol ingin menemui sahabatnya itu. Namun dimanakah ia bisa berjumpa kembali dengan Baekhyun?

.

"Kau akan mengundang banyak wartawan?" Laki-laki jangkung itu sangat berisik. Mulutnya tak kunjung diam.

"Chan, tolong diam sebentar. Aku sangat pusing sekarang."

Malam ini adalah malam perayaan atas keberhasilan mini album ketiganya yang telah menembus angka satu juta kopi. Betapa bangganya ia atas keberhasilannya kali ini. Ini jauh dari ekspektasinya. Ia akan merayakan kesuksesannya dengan mengundang beberapa temannya juga para tim dibelakang layar.

"Taeyeon eonni bisakah kau diam? Make up nya akan terlihat berantakan jika kau bergerak terus-terusan."

Taeyeon meringis. "Miaaan,"

Chanyeol tertawa keras menertawai Taeyeon didepannya. Taeyeon terlihat sangat cantik sekarang. Andai Baekhyun ada disini, pria itu pasti akan terhipnotis lalu akan melakukan hal-hal yang diluar nalar.

Para tamu memenuhi ruang yang telah disediakan Taeyeon. Warna merah muda dan putih terlihat dimana-mana, ini sesuai warna dari albumnya. Taeyeon menyambut ramah para tamu undangannya.

"Teman-teman terimakasih atas keluangan waktunya. Silahkan menikmati acaranya."

Riuh tepuk tangan menggema ke seluruh ruangan. Semuanya menikmati acara demi acara yang telah disusun rapi oleh Taeyeon. Gadis itu juga membawakan beberapa lagu dari mini albumnya.

"Taeng!"

Taeyeon tersenyum cerah melihat pria yang memanggilnya. Yixing, partnernya didunia permusikan. Keduanya saling berpelukan melepas rasa rindu.

"Kukira kau tak datang. Aku sangat khawatir."

Yixing tertawa. "Mana mungkin aku tak datang. Kebetulan aku juga mengunjungi sahabatku. Dia tinggal di Seoul. Berhubung aku tak tahu Seoul dengan jelas aku meminta bantuannya."

"Ooh begitu. Kau mengajaknya?" Yixing mengangguk.

"Dimana dia?"

Yixing mencari-cari teman yang ia geret kemari. Dimana bocah itu?

"BAEK!" Yixing memanggil Baekhyun keras setelah menemukannya di meja yang menyediakan beberapa makanan ringan.

Taeyeon terdiam. Otaknya mencerna dengan lambat kala Baekhyun melangkah kearahnya. Benarkah dia Baekhyun adik kelasnya?

Dilain sisi, Baekhyun juga sedang mengatur rasa gugupnya saat ini. Yixing adalah teman dari Taeyeon, Baekhyun baru tahu itu. Sama-sama bergelut dibidang musik mengapa Baekhyun baru menyadari kalau Taeyeon cukup terkenal?







Temen-temen, setuju ngga Coincidence endingnya sad ending? Comment ya :)

CoincidenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang