Only One

599 46 6
                                    

Jisoo. Gadis itu masih sama manisnya dan cantiknya saat terakhir kali bertemu. Tidak tidak, terakhir kali mereka jumpa Jisoo menangis hebat karena dirinya sendiri. Saat itu ia melimpahkan semua kesalahan oada Junmyeon dan Jisoo. Jisoo hebat karena ia berani meminta maaf duluan ketimbang Baekhyun.

Jisoo tersenyum manis kearahnya. Gadis itu menyisipkan anak rambutnya kebelakang telinga kanan. Masih tetap sama, sama-sama selalu menggoda Baekhyun. Kemudian gadis itu tertawa renyah saat melihat ekspresi manyun Baekhyun.

"YA! Aku tahu kau selalu terpesona akan kecantikankukan?" Ucap Jisoo berbangga diri.

"Kau memang cantik sayang. Tapi Taeyeon nuna lebih cantik darimu. Tidak ada yang bisa menandinginya. Ingat itu!"

"Baiklah baiklah Taeyeon eonni memang nomor satu dimatamu."

"Ohh jelas."

Jisoo memang pernah menaruh hati pada sahabatnya itu. Namun tetap saja Junmyeon tetap selalu merusak suasana hatinya. Baekhyun tak pernah tahu, cukup dirinya saja yang tahu serta Tuhan. Baekhyun selalu ada saat Jisoo membutuhkannya. Dia yang menemani hari-harinya kala Jisoo tak punya teman banyak semasa SMA.

"Bagaimana kau dan Taeyeon eonni?"

Baekhyun mendelik. "Bagaimana apanya?"

Jisoo memutar bola matanya jengah. Masih saja berpura-pura.

"Aku dan dia masih seperti dulu tak ada yang berubah. Sepertinya penantianku selama ini tak membuahkan hasil apapun. Aku suka saat menunggunya, tapi kadang pikiran untuk berhenti selalu datang. Yang aku tahu dia mempunyai teman bernama Kasper saat kuliah disana. Aku memang tak tahu hubungan apa yang terjalin antara mereka, tapi yang aku dengar dari Chanyeol mereka sangat dekat. Mereka juga  tetanggaan di apartemen. Jadi sepertinya aku mungkin akan berhenti untuk mengharapkannya lagi dan memulai kehidupanku tanpanya." Ucap Baekhyun dengan raut wajah sendu.

Jisoo mengelus pelan lengan sahabatnya. Semua orang berhak mendapatkan kasih sayang sama halnya dengan Baekhyun. Jika Taeyeon bukanlah pendampingnya dimasa depan mungkin saat ini Tuhan telah mempersiapkan yang lebih pantas untuk Baekhyun. Baekhyun adalah manusia terkuat yang pernah ia temui sepanjang sejarah hidupnya.

"Kau pantas bahagia Baekhyun."

Baekhyun mengangguk lemah. Dirinya sudah siap menerima kenyataan. Ia akan mengenang perjuangannya dulu. Memulai memang terlihat sulit, namun Baekhyun harus yakin kalau ia mampu.

"Kau butuh pelukan?" Baekhyun tertawa mendengar ucapan Jisoo barusan. Matanya berkaca-kaca sejak tadi.

"Ayolah, jangan sok kuat seperti karang."

Baekhyun mengernyit, " kenapa sepertu karang?"

"Karang adalah kau dan air laut adalah segala luka serta kegagalan. Kau memang kuat menahan semua itu, tapi tetap saja meninggalkan luka yang membekas. Hehe bagaimana? Aku sudah terlihat seperti motivator diluar sana kan?"

"Ya ya terserah kau saja."

Lalu Baekhyun memeluk Jisoo. Gadis itu menepuk-nepuk pelan bahu sahabatnya berusaha menyalurkan energi positif padanya. Bahwa semua orang juga pernah merasakan luka, jangan mengeluh kau punya tempat untuk bersandar. Baekhyun menghapus airmata yang keluar dari sudut matanya pelan.

.

Kabar buruk datang. Taeyeon dibawa ke rumah sakit karena tiba-tiba saja ia pingsan saat akan menuruni tangga rumahnya. Menurut penuturan dokter yang menangani, Taeyeon terserang usus buntu. Makanan pedas menjadi salah satu pemicunya. Sudah sering Chanyeol maupun seluruh orang terdekatnya mengingatkan Taeyeon untuk tidak maniak terhadap makanan pedas. Dasarnya batu Taeyeon tak mengindahkan semua saran itu.

Pihak rumah sakit sudah menghubungi keluarga Taeyeon, tentang operasi yang akan dilakukan satu jam lagi. Chanyeol juga sudah berada diperjalanan menuju rumah sakit. Sementara kedua orangtua Taeyeon sudah siaga mendampingi putrinya.

Sebelumnya Chanyeol juga menghubungi Baekhyun agar datang ke rumah sakit menengok Taeyeon. Laki-laki itu kelewat cemas. Ia mengabaikan panggilan Jisoo yang sedari tadi meneriakinya. Baekhyun segera melajukan kendaraannya dengan cepat.

"Bagaimana keadaan nuna?" Tanya Chanyeol pada bibinya, ibu dari Taeyeon.

Wanita itu tersenyum, "Dia ada didalam. Semoga operasinya berjalan dengan lancar."

Chanyeol belum bisa bernapas lega Taeyeon belum bisa dikatakan baik-baik saja. Ia mengusap wajahnya gusar. Baekhyun menghampiri Chanyeol dengan napas yang tersengal-sengal. Dari raut wajahnya sangat kentara ia sangat mengkhawatirkan Taeyeon.

"Bagaimana keadaannya?"

Chanyeol menepuk bahu Baekhyun, "Nuna sedang dioperasi. Mungkin sebentar lagi selesai."

Mendengar itu tubuh Baekhyun serasa lemas. Senyum manis Taeyeon tiba-tiba saja melintas dipikirkannya.

.

Taeyeon sudah keluar dari ruang operasi satu jam yang lalu. Operasinya telah berjalan lancar. Mungkin dua atau tiga hari lagi sudah dibolehkan pulang oleh dokter. Kedua orangtuanya pamit pulang sebentar. Mereka menitipkan Taeyeon pada  Chanyeol dan Baekhyun yang sedari tadi setia menunggu saat jalannya operasi.

Taeyeon sudah sadar wajahnya terlihat lebih baik. Kedua laki-laki itu duduk disamping ranjang Taeyeon. Ide licik Chanyeol tiba-tiba terlintas. Chanyeol pamit keluar untuk membeli makanan. Ia sengaja ingin meninggalkan kedua manusia itu.

"Nuna, apa masih sakit?" Tanya Baekhyun pelan.

Taeyeon hanya mengangguk sebagai jawaban. Kemudian dibalas senyum oleh Baekhyun.

Tangan Taeyeon bergerak memegang tangan Baekhyun, "Baek,"

"Aku ingin berjuang sepertimu. Masihkah ada waktu tersisa untukku?"

"Maksud nuna?"

"Kau..... apakah masih menungguku?"

Baekhyun mengangguk mantap.

"Perasaanku yang dulu masih sama sampai detik ini. Tapi aku benar-benar sadar kalau sudah waktunya untukku berhenti mengejarmu. Kau harus bahagia bersamanya. Jangan pedulikan aku, aku juga akan bahagia sepertimu kalau sudah waktunhya. Sungguh aku tak pernah menyesal mengenalmu juga menunggumu bertahun-tahun. Nuna jangan lupa undang aku saat menikah nanti." Senyum Baekhyun membuat Taeyeon menangis.

"Baek, aku tak bercanda dengan ucapanku kemarin. Aku benar-benar merindukanmu. Beri aku kesempatan lagi. Jika ruang itu sudah kau tutup rapat tolong buka lagi untukku. Aku hanya ingin kau yang mendampingi hidupku."

Baekhyun menatap Taeyeon seolah tak percaya akan ucapan yang gadis itu lontarkan tadi. Otaknya masih mencerna kata demi kata yang berhasil lolos dari mulut Taeyeon. Apa ia sedang bermimpi?

Dengan rasa percaya dirinya Baekhyun mendekap erat tubuh Taeyeon. Menghirup dalam-dalam wangi tubuh wanita yang tengah ia dekap.

"Nuna aku mencintaimu!"

"A aku juga mencintamu Baekhyun."

Taeyeon menangis bahagia. Ia baru merasakan cinta yang sesungguhnya. Taeyeon akan memulai semuanya bersama Baekhyun, laki-laki yang setia menunggunya.

    -End-  

Akhirnya COINCIDENCE tamat :")
Temen-temen makasih banget udah mau baca cerita ini. Kalian yang membuat cerita ini terus lanjut. Vote dan komen kalian menjadi semangat buat terus nulis.

Pokoknya makasih banyak untuk semua pembaca COINCIDENCE. Cerita ini akan saya revisi biar lebih hidup lagi.

Salam manis dari BaekYeon couple 💑

CoincidenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang