04.

448 25 0
                                    


~Hari Pertunangan~

Hari ini adalah hari yang sangat dinantikan oleh orangtua Aska dan Irina. Tepat hari ini, pertunangan anak mereka akan dilaksanakan di sebuah ballroom hotel mewah yang ada di pusat kota Jakarta. Para tamu undangan pun sudah  tiba di tempat dimana acara akan dilaksanakan.

"Cek satu dua tiga. Selamat malam saudara-saudara sekalian. Baiklah, berhubung semua tamu undangan sudah datang. Kita mulai saja acara pertunangan  Putra dan Putri kami yaitu Aska Zanuar Nugraha dan Irina Shabiya Lestari". Ucap papa Aska yang membuat para tamu terfokus ke arah panggung.

"Ayo, Aska dan Irina. Silakan naik ke panggung untuk proses pertukaran cincin". Ucap papa Aska.

Aska dan Irina pun berjalan menuju ke panggung diikuti tatapan kagum para tamu undangan dan siulan dari ke-4 sahabat mereka, yaitu Angga, Adjie, Indra, dan Rahmi.

"Wah mereka berdua cocok sekali ya".
"Iya, yang satu ganteng yang satu cantik".
"Bakalan jadi pasangan muda terfenomenal ini mah".

Para undangan terus menerus melontarkan pujian pujian dan kekaguman mereka terhadap pasangan yang akan bertunangan tersebut.

"Ayo, Aska. Kamu pasangkan cincin ini di jari manis Irina". Aska memasangkan sebuah cincin yang ditengahnya terdapat huruf A dan I. Yaitu inisial nama mereka berdua. Cincin itu terlihat sangat manis saat dipasangkan di jari lentik Irina.
"Sekarang giliran kamu Irina. Silakan pasangkan cincin ini di jari Aska". Irina memasangkan cincin tersebut dengan perlahan ke jari manis Aska dan pas. Cincin yang serupa dengan yang dikenakan Irina tersebut sangat pas di jari Aska. Setelah prosesi bertukar cincin tersebut dilaksanakan, Aska dan Irina turun dari panggung menuju ke arah keluarga dan sahabat-sahabatnya berada. Tamu undangan pun bertepuk tangan dengan meriah.

"Weis, gile lo bro. Gue kira lo bakalan jadi jones, eh sekarang gak ada angin gak ada hujan, lo malah tunangan sama si Rina, sahabat sendiri". Ucap Angga saat Aska dan Irina menghampiri mereka.

"Akhirnya dua sahabat gue udah gak jomblo lagi". Ucap Rahmi seraya memeluk Irina. Saat Rahmi hendak memeluk Aska, tiba-tiba Indra bersuara yang menghentikan niat Rahmi untuk memeluk sahabatnya itu.
"Astaghfirullahaladzim, bukan muhrim Mi". Ucap Indra menceramahi Rahmi.
"Eh astaghfirullahaladzim. Gue lupa Ndra. Untung lo ngingetin gue. Kalo nggak bakalan jadi dosa gue". Ucap Rahmi dengan polosnya.

"Nah mampus lo, diceramahin pak ustadz". Ucap Adjie.

"Selamat ya bro". Ucap Indra kepada Aska sambil ber tos ria ala cowok.

"Eh Rin, selamat ya. Lo gak jomblo lagi. Lo harus jaga mata jaga hati ya. Jangan suka liat cogan lagi lo". Ucap Indra sambil bergerak menuju Irina dan bertindak seolah ingin memeluknya. Namun, sebelum niatnya itu terwujud, seseorang menarik kerah baju belakangnya yang membuatnya tertarik kebelakang.

"Apa-apaan lo main meluk-meluk orang. Tadi lo sendiri yang ngomong gak boleh main peluk-peluk sembarangan. Gesrek lo ya". Ucap Aska dengan nada sedikit tinggi.

"Udah-udah. Kenapa pada berantem sih. Indra kan cuma becanda Ka". Ucap Irina menengahi perdebatan antara Aska dan Indra.

Setelah acara pertunangan Aska dan Irina berakhir. Ke empat sahabat mereka pun pamit karena malam sudah semakin larut. Sedangkan Irina dan Aska, mereka menginap di hotel tempat acara pertunangan  tersebut. Tapi tentu saja dengan kamar yang terpisah.

Aska dan Irina pun memasuki kamar mereka masing masing yang masih bersebelahan. Mereka membersihkan diri dan kemudian beranjak ke ranjang berukuran king size untuk beristirahat karena tenaga mereka terkuras habis saat acara pertunangan tadi.

Saat Irina akan beristirahat di ranjang nya. Angin bertiup cukup kencang dan juga disertai dengan bunyi petir dan geledek yang saling bersahutan. Irina tentu tidak bisa tidur karena ia sangat takut terhadap petir.

"Duh, suara geledeknya kenceng banget. Ma, Pa, Irin takut". Ucap Irina yang mulai terisak sambil duduk memeluk lututnya di tepi ranjangnya. Saat masih terisak, tiba-tiba terdengar bunyi geledek yang sangat besar yang sontak membuat Irina berteriak ketakutan.

"Aaaaaaa, Mama, Papa. Irina takut. Irina gak bisa tidur Ma, Pa. Irina takut". Ucap Irina sambil menangis.
Aska yang saat itu juga belum tidur seketika itu mendengar suara teriakan dari sebelah kamarnya yang ia yakini berasal dari kamar Irina. Karena merasa khawatir ia pun beranjak dari tempat tidurnya dan segera menuju kamar Irina.

Saat sampai didepan kamar Irina, ia mengetuk pintu sambil berteriak memanggil nama Irina. Karena merasa panggilannya tidak disahuti oleh Irina. Ia pun segera membuka pintunya yang ternyata tidak dikunci sama sekali oleh Irina. "Ah bego banget gue, gue ketok ketok dari Tadi juga ternyata gak dikunci". Gumam Aska.

Saat ia memasuki kamar Irina, terlihat wanita tersebut sedang meringkuk ketakutan sambil memeluk lututnya.
"Ternyata dia ketakutan". Gumam Aska dan segera menghampiri wanita tersebut.

"Hey, hey. Lo kenapa?". Tanya Aska dengan halus. Sungguh, ia pun juga bingung mengapa ia menjadi sehalus ini kepada Irina.
Ketika Irina mendengar suara Aska, ia pun mengangkat  kepalanya dan sontak memeluk Aska. "Gue takut banget Ka hiks hiks, gue gak bisa tidur hikss kalo ada petir gini hiks. Biasanya hikss gue ditemenin Mama gue kalo lagi petir gini". Ucap Irina sambil terisak.
Aska yang kaget saat mendapat pelukan dari Irina pun hanya bisa membalas pelukan Irina agar sahabatnya tersebut bisa tenang. Tapi justru membuat ia tidak tenang. Karena jantung nya berdegub kencang. Ia bingung dengan jantungnya sendiri. "Besok gue periksa ke dokter ah. Sapa tau aja gue ada kelainan jantung. Gak biasanya jantung gue berdebar-debar kayak gini". Batin Aska.

"Sstt, lo tenang aja. Jangan takut. Gue disini. Udah ya. Jangan nangis lagi. Cengeng banget lo ah. Gitu aja nangis". Canda Aska yang sebenarnya hanya menutupi kegugupannya saat dipeluk Irina.

"Sekarang mendingan lo tidur, gue temenin lo. Gue tidur di sofa ya". Ucap Aska seraya berlalu menuju sofa. Namun saat Aska hendak berjalan menuju sofa, Irina menahan lengannya.
"Ja..jangan. Jangan tidur di sofa". Ucap Irina terbata-bata.

"Kenapa? Oh iya, kalo misalnya lo keberatan gue tidur dikamar lo, gue bisa balik ke kamar gue kok. Yaudah ya, gue balik dulu. Lo istirahat ya". Ucap Aska hendak meninggalkan kamar Irina. Namun, saat Aska hendak berjalan, lagi-lagi lengannya di tahan oleh Irina. Ia menoleh dengan menaikkan sebelah alisnya dengan maksud "ada apa lagi?".
"Bu....bukan gitu maksud gue". Ucap Irina yang membuat Aska bingung.

"Terus mau lo apa Rin?". Tanya Aska masih dengan nada lembutnya.
"Gu.....gue mau lo tidur disini". Jawab Irina sambil menepuk ranjang disampingnya. Namun, belum sempat Aska mengeluarkan suara, Irina berkata. "Lo gak usah khawatir, gue kasih batas guling nih". Ucap Irina seraya meletakkan guling ditengah-tengah ranjang.

"Okelah, gue temenin. Yaudah lo istirahat gih. Ini udah tengah malam banget". Ucap Aska yang dibalas anggukan oleh Irina.
Dan pada malam itu mereka pun tidur berdua dalam satu ranjang.

















Hallo haii. Aku update lagi nih. Ceritanya agak gaje ya??
Maklumin aja ya guys, aku masih noob😂😅
Jangan lupa vote dan comment nya ya guys.
Jangan jadi silent reader okehh👌

Marriage With My Bestfriend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang