05.

451 21 0
                                    

~Dirumah Irina~

Mama Irina terlihat sangat gelisah dan tidak bisa tidur. Papa Irina yang menyadari istrinya belum tidur tersebut pun bertanya kepada istrinya. "Mama kenapa sih? Kok kayak orang gelisah gitu sih sampe gak bisa tidur kayak gini".
"Papa gimana sih. Mama gak bisa tidur gini juga karena mama tuh keinget sama Irin. Diluar lagi hujan deras ditambah bunyi geledek. Dia pasti gak bisa tidur pa. Dia kan takut banget sama geledek. Gimana mama bisa tidur tenang coba sementara anak mama disana gak bisa tidur". Ucap mama Irina dengan nada sedih.

"Sst, mama gak usah sedih. Irina disana kan gak sendiri. Ada Aska yang nemenin dia. Pasti Aska bisa buat Irina tenang". Ucap papa Irina mencoba menenangkan mama Irina.

"Tapi kalo Aska nya udah tidur dan gak peduliin Irin, gimana pa?". Tanya mama Irina lagi.
"Udah deh ma. Percaya sama papa. Aska pasti bisa jagain Irin. Meskipun mereka berdua terpaksa nerima pertunangannya, tapi kan mereka sahabatan. Pasti Aska peduli sama sahabatnya". Jawab papa Irina menenangkan istrinya. Meskipun ia juga sebenarnya mengkhawatirkan anaknya, tapi ia percaya kepada Aska bahwa Aska bisa menjaga anak gadisnya itu.

"Udah, mama istirahat ya. Besok pagi kita samperin mereka di hotel". Ucap papa Irina yang disambut anggukan pelan oleh mama Irina.

~keesokan harinya~

"Pa, Ayo dong buruan. Mama gak sabar pengen liat Irin". Ucap mama Irina tidak sabar.
"Iya iya ma, yaudah ayo berangkat".

Saat Papa dan Mama Irina hendak masuk ke mobil, tiba-tiba,
"Tunggu. Mama sama papa gak asik ih, masa Citra ditinggal sendiri dirumah". Ucap Citra setengah berteriak.
"Oh iya mama lupa bangunin kamu. Hehe maafin mama ya sayang. Yaudah ayo kita berangkat sekarang". Ucap mama Irina dengan semangat.

Papa Irina pun mengendarai mobilnya menuju ke arah hotel tempat acara pertunangan anaknya tadi malam dan juga tempat dimana anaknya menginap sekarang.

Sesampainya di hotel, mama Irina dan Citra yang tidak sabaran langsung menuju kamar tempat Irina menginap dan meninggalkan papa Irina dibelakang. "Cckk, dasar. Istri durhaka. Suami malah ditinggal". Omel papa Irina.

~Dihotel~

Entah bagaimana caranya, guling yang berada ditengah-tengah antara Irina dan Aska yang menjadi pembatas tidur mereka sudah raib entah kemana. Kini, Aska dan Irina tidur dengan posisi Irina yang memeluk Aska dan Aska juga memeluk Irina. Mereka tidak sadar jika posisi mereka saat ini akan menjadi bahan ejekan keluarga mereka saat melihat mereka tertidur dengan posisi berpelukan seperti ini.

Saat Mama Irina , Papa Irina, dan Citra sampai didepan pintu kamar yang sedang ditempati Irina, mereka mengetuk pintu kamar Irina.
Tok tok tok.
"Duh pa, kok Irin gak bukain pintunya sih. Apa jangan-jangan Irin pingsan? Duh gimana nih pa?". Terlihat raut wajah khawatir di wajah mama Irina.
"Hust,  Mama gak boleh ngomong gitu. Kali aja Irin masih tidur". Jawab papa Irina dengan santai.
"Iya ma. Mama gak boleh ngomong gitu. Kak Irin pasti capek gara-gara acara pertunangannya tadi malam". Ucap Citra mencoba menenangkan mamanya.
"Hm, iya deh pa". Jawab mama Irina sedikit lebih tenang.

Namun, saat Citra iseng membuka gagang pintu kamar Irin, ternyata pintunya tidak terkunci.
"Eh gak dikunci loh ma". Ucap Citra kaget.
"Yaudah ayo kita langsung masuk aja". Ajak mama Irina.

Dan saat mereka memasuki kamar Irina, pemandangan didepan mereka sungguh diluar pikiran mereka. Irina tidur dengan posisi berpelukan dengan Aska. Citra yang merasa mendapatkan moment yang pas pun langsung mengambil foto mesra kakaknya tersebut.

"Duh, mesra banget ya mereka pa. Jadi inget pas kita pengantin baru dulu". Ucap mama Irina flashback.
"Citra masih polos kok". Ujar Citra seraya  menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Padahal pas mau dijodohin,  Irina nolak banget tuh. Eh taunya mau juga". Kekeh mama Irina.
"Yaudah, Mama bangunin mereka deh. Suruh mereka sarapan". Ucap papa Irina sambil menuju kearah sofa.

Mama Irina berjalan menuju ke arah tirai. Kemudian membuka tirai tersebut dan membiarkan cahaya mentari pagi masuk kedalam kamar. Aska yang menyadari cahaya matahari yang masuk tersebut akhirnya terbangun, namun saat sadar bahwa ia tertidur dengan posisi yang sedang berpelukan dengan Irina pun sangat kaget. Bagaimana bisa posisi mereka berpelukan sedangkan tadi malam ada bantal guling yang menjadi pembatas mereka.

Dengan perlahan, Aska melepaskan pelukan Irina. Namun, tenyata, gerakan nya yang perlahan tersebut justru membangunkan Irina. Irina yang saat itu kesadarannya belum sepenuhnya utuh belum menyadari bahwa ia masih dalam posisi memeluk Aska. Tapi, saat kesadarannya mulai penuh, betapa kagetnya ia bahwa yang dipeluk sekarang ternyata adalah seorang Aska Zanuar Nugraha, sahabatnya sendiri. Bukan sebuah guling, yang sekarang entah kemana perginya.

Saking kagetnya, ia sampai berteriak yang membuat Aska hanya memutar bola matanya dengan malas.

"udah peluk-pelukannya?". Tanya mama Irina yang sontak membuat Aska dan Irina terkejut setengah mati.
"Loh, ma...mama kapan datengnya? Kok aku gak tau sih ma?". Tanya Irina gugup setengah mati karena malu telah kepergok tidur berpelukan dengan Aska.
"Gimana kamu mau tau, kamu aja asik banget kayaknya tidur dipelukan Aska".

"Ini semua gak kayak yang tante pikirin kok. Tadi malem Irina ketakutan sama suara geledek. Terus jadinya aku disini tidur nemenin dia. Tadi malam sebenarnya ada bantal guling ditengah-tengah kita. Tapi gak tau kenapa, gulingnya malah ilang tan". Jelas Aska dengan santai.

"Tapi kalian so sweet banget tau nggak kak. Mama sama papa aja tadi sampe flashback pas mereka masih pengantin baru". Kata Citra disertai dengan kikikan dan tawa kecil dari papa dan Mama Irina.

"Yaudah kalian cuci muka dulu deh. Habis itu sarapan. Mama sama papa tadi beliin kalian bubur ayam". Yang diangguki oleh Irina dan Aska. Setelah mereka mencuci muka dan menggosok gigi, mereka pun memakan sarapan yang dibelikan oleh mama dan Papa Irina.

"Kalo udah selesai sarapan, kalian siap-siap pulang ya". Ucap mama Irina.
"Iya tan" jawab Aska dengan sopan.
"Jangan manggil tante lagi nak Aska, panggil mama aja. Kan bentar lagi mama juga jadi mama mertua kamu. Hehe". Canda mama Aska.
"Mama apaan sih". Ucap Irina malu-malu.

Setelah mereka sarapan dan siap-siap, mereka pun pulang dan Aska, karena ia tidak membawa mobil. Maka ia pun ikut mobil papa Irina dan diantar oleh papa Irina.

























Hallo haii. Gimana? Seru gak.
Diseruin aja deh ya. Wkwk. Aku aja sampe baper nulis nya. Maklum lah guys. Aku jomblo akut hehe😂
Jangan lupa vote dan comment ya guys.
Oke see you soon

Marriage With My Bestfriend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang