***
Sebuah siluet menyilaukan penglihatan Irina saat ia membuka matanya. Cahaya matahari mulai mengintip melalui celah jendelanya. Saat ingin beranjak dari tempat tidurnya, Irina merasakan sesuatu yang berat ada diperutnya. Saat ia melihat ke arah perutnya, betapa kagetnya Irina melihat sebuah lengan kokoh melingkar di perutnya. Dan ya. Tangan itu tidak lain dan tidak bukan milik sahabatnya. Aska. Ia pun menyingkirkan tangan Aska dengan perlahan, kemudian ia membangunkan Aska.
"Ka, bangun. Kebo banget lo! Sekolah woy!" Teriak Irina agak kencang yang akhirnya membuat Aska dengan terpaksa membuka matanya.
"Hmm." Jawab Aska dengan suara serak khas bangun tidur.
"Yaudah. Gue mandi dulu." Ucap Irina dan segera beranjak menuju kamar mandi. Tidak lupa pula ia mengambil handuk dan juga seragamnya. Karena tidak mungkin kan jika ia harus memakainya didepan Aska.
Aska yang akhirnya sudah selesai mengumpulkan seluruh nyawanya beranjak dari ranjang dan menunggu Irina mandi dengan memainkan ponselnya.
Setelah 15 menit melaksanakan ritual mandinya, Irina keluar dari kamar mandi dengan seragam yang sudah melekat ditubuhnya.
Karena melihat Irina sudah selesai mandi, ia pun juga bergegas mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Selang beberapa menit..
"Rin, ambilin seragam gue di atas meja lo dong! Gue lupa bawa masuk kesini." Teriak Aska.
"Ck, ribet amat sih lo ah." Omel Irina dan beranjak mengambilkan seragam Aska di dalam paperbag.
"Jangan dibuka, ya. Bawa aja sama paperbag nya kesini!" Teriak Aska lagi.
"Iya ah. Bawel amat lo!" Ujar Irina dengan kesal menuju pintu kamar mandi.
"Gue taro dimana nih?" Tanya Irina
"Siniin!" Ujar Aska dan mengeluarkan tangannya lewat celah pintu kamar mandi.
"Yaudah. Gue tunggu dibawah ya. Jangan lama lo."
Irina pun meninggalkan Aska dikamar mandi dan turun ke lantai bawah untuk sarapan.
Tidak butuh waktu lama, Aska pun turun ke lantai bawah dengan menggendong tasnya dan juga menenteng sepatunya.
"Eh udah ada nak Aska. Ayo sarapan dulu." Ucap mama Irina lembut.
"Eh, iya ma." Balas Aska.
Setelah sarapan, Aska dan Irina pun berpamitan hanya dengan mama Irina karena papa Irina sudah lebih dulu berangkat ke kantornya.
Selama di perjalanan, tidak ada yang membuka suara. Aska sibuk berkonsentrasi mengendarai motornya, sedangkan dibelakangnya Irina sedang sibuk dengan pikiran nya.
"Ah, gila! Kenapa gue bisa deg-degan gini, sih. Perasaan kemaren-kemaren gue kalo diboncengin Aska gak pernah kayak gini, deh." Ucap Irina dalam hati.
Tanpa irina sadari, motor yang dikendarai Aska sudah sampai di gerbang sekolah SMA Pelita Jaya.
Aska pun segera memarkirkan motornya di tempat parkiran."Woy, lu masih mau duduk adem ayem disitu? Udah mau bel masuk, nih! Buruan, ck!" Ucap Aska menghentikan lamunan Irina.
"Eh, udah nyampe? Kapan?" Tanya Irina dengan tampang innocentnya.
"Ck, pake nanya lagi. Ayok ah buruan. Ntar telat, lu mau dihukum ?" Tanya Aska yang hanya dijawab gelengan dari Irina yang membuat ia gemas karena wanita itu belum juga turun dari motor.
Karena gemas, ia pun menarik tangan Irina agar turun dari motor, dan sedikit menyeret tangannya menuju kelasnya.
Sepanjang perjalanan mereka menjadi pusat perhatian karena tangan Aska menggenggam erat tangan Irina.Sesaat sebelum sampai di kelasnya, Aska dan Irina di hadang oleh Anita and the genk. Anita langsung bergelayut manja di lengan Aska yang tidak memegang tangan Irina.
"Sayang, kamu ngapain sih pegangan tangan sama dia? Najis tau gak!" Ucap Anita dengan melirik Irina secara sinis.
Irina yang sadar tangan Aska menggenggam erat tangan nya langsung melepaskan genggaman Aska.
"Sayang, sayang, pala lu peyang. Sono lu ah, males gue pagi-pagi liat muka menor lu!" Sinis Aska.
"Ih sayang. Kok kamu ngomongnya gitu, sih? Aku kan dandan juga buat kamu." Jawab Anita dengan nada sok manja yang membuat Irina semakin jijik.
"Jibang, eww. Cabe Kurbel kegatelan," sewot Irina.
"Udah yuk ah. Daripada ngeladenin nenek lampir ini mending kita ke kelas. Bye sayang. Muaachhh." Ucap Aska sambil berlari bersama Irina dan tertawa terbahak-bahak.
Saking asiknya mereka berlari-lari, mereka tidak menyadari bahwa mereka telah sampai di depan kelas. Mereka pun segera masuk dan menuju bangku masing-masing. Irina melangkahkan kakinya menuju kursi disebelah Angga dengan nafas yang tersengal. Begitu pula dengan Aska, ia juga sampai di bangkitnya dengan nafas yang ngos-ngosan.
"Lah, lu berdua ngapa dah?" Tanya Indra.
"Guehh... habis.. kabur dari... nenek lampir," Jawab Aska sambil mengontrol nafasnya.
"Nape lagi tuh cabe Kurbel? Mepetin lu lagi?" Tanya Rahmi.
"Iya. Bosen banget gue di pepetin mulu tiap hari." Jawab Aska.
"Haha. Makan tuh Cabe Kurbel." Balas Irina sambil tertawa.
Tak lama kemudian, guru yang mengajar mereka di pagi itu pun datang. Pelajaran mereka di pagi ini adalah Bahasa Inggris yang membuat Irina dan Rahmi bersemangat. Bukan karena pelajarannya, melainkan karena guru yang mengajar. Namanya Mr. Fitriadi. Mereka sangat tergila-gila dengan guru mereka yang satu itu karena sudah jelas yang pertama ganteng. Di tambah brewok dan kumis yg tumbuh di rahangnya menambah kesan seksi si guru itu. Itu sih menurut Irina dan Rahmi. Jadilah mereka pagi ini harus berkonsentrasi. Ya, berkonsentrasi memandangi wajah tampan gurunya.
❤❤
Haii. Astagaa. Lama banget ya aku ga muncul. Maaf aku lagi sibuk banget ngurusin kuliah hehe.
Tapi jangan bosen yaa. Insha allah bakalan update secepatnya lagi.
Jangan lupa vote dan comment ya❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With My Bestfriend?
Novela Juvenil" Irin, nanti malam kamu siap-siap ya. Kamu pake baju yang Mama beliin tadi. Nanti kita bakalan kedatangan tamu penting ". Kata Diah, Mamanya Irina. "Ah aku lagi mager Ma, sepenting apa sih tamunya sampe aku juga harus ikut nimbrung?". Ucap Irina ma...