~istirahat~Ketika Irina sedang asik bercengkrama dengan kelima sahabatnya, tiba-tiba ponselnya berdering yang menandakan ada seseorang yang menelepon nya.
Ketika melihat nama si pemanggil, kening Irina saling bertautan. Orang yang menelpon nya saat ini adalah tante Rahma. Mama Aska. Tentu saja hal itu membuat Irina kebingungan, karena tidak biasanya, atau bahkan tidak pernah Mama Aska menelponnya saat sedang di sekolah seperti ini.
Karena menurut nya mungkin ada sesuatu yang penting, Irina pun segera mengangkat telpon dari mama Aska tersebut.
"Halo, ada apa tan?" Tanya Irina halus.
"Halo nak Irina, Aska lagi sama kamu? Soalnya tante telponin gak diangkat-angkat sama dia. Papanya masuk rumah sakit nak, kamu bilangin Aska ya nak. Kalo bisa bilangin buat ke rumah sakit Medika sekarang, karena Papanya dirawat di situ." Panik Mama Aska.
"Apa? Masuk rumah sakit. Yaudah, tan. Aku sama Aska langsung nyusul kerumah sakit ya. Assalamualaikum tan." Ucap Irina setengah berteriak yang membuat ke lima sahabatnya melihatnya dengan wajah kebingungan.
"Siapa yang masuk rumah sakit, Rin? Itu tadi siapa yang nelpon?" Tanya Rahmi sedikit khawatir.
"Itu, Mi. Papanya Aska masuk rumah sakit, mamanya Aska nelpon aku karena Aska dari tadi gak ngangkat telpon mamanya." Jawab Irina sedikit panik.
"Apa? Papa masuk rumah sakit?" Tanya Aska penuh khawatir.
"Guys, gue sama Aska ke rumah sakit sekarang ya. Gue minta tolong sama kalian buat nanti izinin kita berdua." Pamit irina.
Aska dan Irina pun berjalan menuju parkiran dengan tergesa-gesa. Irina melihat raut wajah Aska yang sekarang terlihat sangat khawatir.
Aska dan Irina keluar dari area sekolah setelah meminta Pak Satpam penjaga gerbang sekolah membuka gerbang sekolah. Setelah itu, mereka pun melaju menuju rumah sakit tempat Papa Aska dirawat.
Aska mengendarai motornya dengan kecepatan yang membabi buta, sehingga membuat pengendara lain kesal dengan nya.
Irina yang merasa ketakutan pun hanya bisa memeluk Aska dengan erat, karena ia tahu, Aska sangat khawatir dengan Papanya sekarang.Saat sampai di Rumah Sakit Medika, Aska segera memarkirkan motornya di area parkir rumah sakit tersebut, kemudian menuju ke bagian informasi untuk menanyakan ruangan tempat Papa Aska dirawat.
Setelah mendapat informasi ruangan tempat Papa Aska dirawat, Aska dan Irina bergegas menuju ruangan tersebut.
Saat mereka berdua sampai di ruangan tersebut, terlihat Mama Aska sedang menangis dan Mama Irina sedang menenangkan wanita paruh baya tersebut. Aska setengah berlari menghampiri Mamanya yang masih menangis.
Saat melihat anaknya berdiri di depannya, Rahma - Mama Aska - segera memeluk anaknya dan tangisnya semakin pecah di dada anaknya.
Aska sangat sedih melihat Mamanya menangis seperti ini. Ia tidak suka jika melihat wanita menangis di depannya apalagi Mamanya.
"Ma, udah Ma. Mama gausah nangis. Mama percaya kan kalo Papa itu kuat. Mama gak usah khawatir, sebentar lagi Papa pasti sadar." Hibur Aska.
"Mama bukan istri yang baik nak, Mama gak becus jadi Istri, istri macam apa Mama sampai gak perhatiin kesehatan suaminya." Ucap Rahma sambil terus terisak.
"Mama itu istri yang baik dan juga Mama yang baik buat Aska . Mama positif thinking aja, mungkin Papa sengaja nyembunyiin penyakitnya supaya Mama gak khawatir." Ujar Aska.
Irina pun mendekat ke arah Aska dan Mamanya.
"Tante yang sabar ya, tante gak usah nangis lagi. Kita doain aja yang terbaik buat Om Ali - Papa Aska - . Yang ada nanti kalo Om Ali sadar, terus ngeliat keadaaan tante yang sedih kayak gini, Om Ali juga ikut sedih, dan keadaanya jadi semakin memburuk tan." Hibur Irina yang membuat Mama Aska menyudahi tangisan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With My Bestfriend?
Ficção Adolescente" Irin, nanti malam kamu siap-siap ya. Kamu pake baju yang Mama beliin tadi. Nanti kita bakalan kedatangan tamu penting ". Kata Diah, Mamanya Irina. "Ah aku lagi mager Ma, sepenting apa sih tamunya sampe aku juga harus ikut nimbrung?". Ucap Irina ma...