Bagian 1

3.9K 247 4
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Blood of darkness © Hayato Kuran
Sasufemnaru
Typo bertebaran, gaje

Di bawah sebuah pohon sakura terlihat dua orang yang berbedah gendarnya, satu gadis cantik dengan surai pirang dan mata sapphirenya yang sangat indah seperti langit di siang hari yang cerah dan seorang lagi remaja tampan dengan paduan sedikit manis sekaligus, remaja pemilik surai reven, mereka berdua terlihat sangat memukau hati siapun yang melihatnya jika dalam keadaan seperti sekarang, sayangnya sang gadis selalu menyembunyikan kecantikanya jika di depan orang banyak dengan penampilan nerdnya, terkecuali remaja yang bersamanya sekarang, keduanya terlihat sedang menikmati indahnya bunga sakura yang saat ini sedang mekar dengan indahnya.

"Ada apa dengan wajah mu itu" tanya sang gadis pirang.

"Hn, tidak, tidak apa" jawab remaja reven itu sambil memandang si pirang.

"Kamu mengatakan tidak apa, tapi wajahmu menujukan sebalikya, apa ini tentang yang kau katakan beberapa hari lalu itu" kata dan tanya gadis pirang tanpa menatap remaja di sampingnya saat ini, gadis itu telihat lebih tertarik memandang bunga sakura yang bergugura, meski begitu gadis itu tetap memasang telinganya baik-baik untuk mendengar jawab dari si remaja.

"Hn" jawab remaja reven itu dengan menundukan kepalanya menghadap rumput yang sedang di duduki sekarang.

Remaja itu kembali mengingat apa yang dikatakannya beberapa hari yang lalu pada gadis pirang itu.

"Naru menurutmu bagai mana jika kita menghakimi seseorah hanya karna orang itu terlahir cacat"

"Hmm, kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu"

"Haah, tidak, tidak apa-apa sebaiknya lupakan saja perkataanku tadi"

"Kau yakin tidak apa-apa, jika kau ingin bercerita ceritakan saja, aku pasti akan mendengarkanya sebagai sahabatmu"

"Hn, aku mengerti tapi lain kali saja aku ceritakan, karna sekarang aku harus pulang dan juga terimakasih karna Naru selalu mau menemaniku setiap hari"

"Kau itu, saharusnya aku yang mengatakan itu padamu karna kau selalu datang kesini jadi aku tidak perna kesepian lagi sekarang"

Remaja itu menghembuskan nafasnya lembut setelah memikirn apa yang baru saja teringat di kepalanya.

'Apa sebaiknya aku ceritakan saja masalah ini pada Naru ya'

"Hei kenapa malah melamun, kau mau cerita atau tidak"

"Hah, baiklah akan ku ceritakan.... Ini soal kakak ku..."

"Kakak, kamu punya kakak"

"Ck, kebiasaan dengar kan aku dulu jangan potong ucapanku"

"Iya iya maaf baiklah lanjutkan aku akan mendengarkanmu"

"Baik lah aku mulai ceritanya, Aku mempunyai dua orang kakak laki-laki, kakak pertamaku dia adalah sosok Yang sempurna bagiku dan juga bagi semuanya, dia adalah calon peminpin bangsa kami selanjutnya, dia sosok Yang tegas tapi sangat baik bagi Ku, dia juga sangat menyayangiku aku pun begitu.

Lalu kakak Ku Yang kedua dia berbedah dari kakak pertamaku lebih tempatnya berlawanan, jika kakak pertamaku adalah sosok Yang sempurna makan dia adalah sosok Yang mereka bilang cacat, lalu jika kakak pertamaku adalah calon pemimpin bangsa kami makan dia adalah seorang penghianat bangsa kami, Dan jika kakak pertamaku adalah sosok Yang tegas tapi sangat baiklah padaku Dan sangat menyayangi Ku, sedang kan kakak kedua ku aku tidak tau apa saja Yang di fikirkannya dalam kepalanya, tapi entah kenapa aku selalu merasa ingin selalu Ada di pihaknya, aku juga sangat menyayangi nya meski semua orang bilang dia adalah sosok cacat Dan penghianat di depan Ku, Dan semua orang selalu melarangku untuk menemuinya, tapi entah Dan bagaimana dengan berbagai macam Cara aku selalu menemuinya hanya untuk melihat nya melihat keadaannya di dalam sel penjara Kotor itu.

Aku tak tau entah kenapa aku selalu merasa jika di bukanlah sosok seperti yang mereka semua katakan padaku, meski dia tidak perna mengatakan apapun padaku saat aku menemuinya.

Dan entah kesalah apa Yang telah dia perbuatnya di masa lalu aku tak tau, Karna waktu itu aku mungkin belum lahir atau mungkin saat itu aku masih bayi aku tak tau.

Tapi aku tak perna bisa membencinya seperti Yang lain nya, aku justu sangat menyayangi nya meski aku tak tau apa dia juga memiliki perasaan Yang sama dengan Ku.

Dan sekarang apa Yang harus Ku lakukan aku sudah tidak tahan lagi melihat nya di siksa setiap hari di sel Kotor itu untuk menjalani hukumannya, aku ingin menyelamatkanya Dan membebaskanya tapi dia adalah seorang penghianat.

Katakan Naru aku harus bagaimana sekarang "

Gadis yang di panggil Naru itu tidak menjawab, dia hanya terus memandang pemuda Yang duduk di samping nya Yang terlihat sangat frustasi itu.

"Naru katakan apa Yang harus kulakukan" Tanya remaja itu lagi Kali ini remaja itu memadang kearah Naru Yang juga memandangnya.

"Hmm, lalu bagai mana dengan keluarga Ku apa mereka memiliki perasaan Yang sama sepertimu" Tanya Naru akhirnya.

"Kurasa tidak, justru ayahlah Yang memberikan hukuman padanya, sedang kan ibu terlihat tidak perduli padanya, lalu kakak pertamaku aku tak tau dia selalu bersikap biasa saja jika aku membicarakannya" jawab remaja itu lesuh.

"Jadi keluargamu sendiri yang memberi hukuman pada kakakmu itu" Tanya Naru

"Hn, Aku tak mengerti apa orang akan di sebut penghianat jika orang itu terlahir cacat" kata remaja itu lagi.

"Apa maksutmu dengan penghianat cacat,...." Tanya Naru masih bingung dengan ucapan remaja itu.

"Apa!? jangan bilang mereka menghukum kakakmu hanya Karna dia terlahir cacat" lanjut Naru dengan wajah kagetnya.

"Hn, itulah salah satu kesalahannya Yang mereka bilang padaku"

"Itu namanya discrimination pada seseorang, itu tidak boleh di lakukan, Karna itu adalah perbuatan jahat" Naru mengatakan sambil mencengkram pundak sang remaja reven.

"Lalu aku harus bagai mana"

"Aku juga tak tau jika Yang menghukumnya adalah keluarganya menurutku kau harus menolongnya, tapi jika kau melakukan itu kemungkinan kamu juga akan mengalami masalah dengan keluargamu nantinya"

"Jadi menurut mu aku harus menolongnya dan membebaskannya"

"Itu..." Kata Naru masih ragu.

"Kenapa!? Kau sendiri kan tadi Yang bilang aku harus menolongnya, tapi kenapa sekarang kau terlihat ragu Naru"

"Itu aku memang mengatakan itu padamu, tapi jika kau ketahuan keluargamu sendiri mungkin kau juga akan di anggap penghianat seperti nya, Dan mungkin kau bisa mendapatkan perlakuan seperti Yang kakakmu alami"

"Kurasa Itu tidak masalah jika mereka menghukumku Karna Ku rasa mereka tidak akan menghukumku terlalu lama, Yang penting adalah kakak bisa bebas saat ini itu lah Yang Ku pikirkan saat ini"

"Kenapa kau begitu yakin jika kakakmu itu bukanlah orang jahat jika keluargamu sendiri saja mengagapnya sebagai penghianat, meski alasan Yang kau tau hanya Karna kecacatanya sebagai Alaskan dia di jadi kan penghianat, mungkin saja dia melakukan tidakan Yang membuat nya di sebut penghianat di masa lalu Yang tak kau ketahui Karna itu...."

"Aku mempercayai kata hatiku, hati mengatakan jika kakak ku itu bukan lah orang jahat, aku tau ini terdengar gila tapi entah kenapa aku selalu meyakininya" kata remaja itu memotong kalimat Naru.

Naru menujukan cegiran Lima jarinya Yang mejadi ciri khas gadis itu.

"Kalau begitu lakukanlah aku akan mendukungmu" katanya yang di jawab gumaman tak jelas dari remaja reven itu.

"Hn"

"Sudah sore aku harus pulang sekarang" kata Naru sambil berdiri Dari duduknya.

"Hn, aku juga harus pulang" balas sang remaja reven.

"Baiklah sampai ketemu besok"Naru berjalan mambil melambaikan tangannya meningalkan si reven.

"Hn" gumam di reven, tak lama setelah itu sosok itu menghilang bagai angin.

Tbc.

BLOOD OF DARKNESS ( SASUFEMNARU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang