August, 23rd
17:00 PM
[from this chap on, conversation starts with Thalia]
"EHM, HM HM HM. Halo?"
"Halo, bisa bicara dengan Mario?"
"Mario? Mario lagi keluar rumah, maaf yah. Ada apa?"
"Keluar kemana?"
"Basket kayaknya sih. Eh, apa ke mall ya. Ah, lupa."
"Oh, jadi dia udah basket duluan?"
"He'em. Maaf ya ini siapa? Nanti gue sampein."
"Oke. Ini Zayn."
"[whispers] anyiNG demi apa lo"
"Ini Thalia ya?"
"Iyaahh... Zayn kok suaranya jadi berat? Gue gak sadar loh ahahah sampe pangling."
"Masa? Iya kali.
Kamu ga ikut kelas Kimia lagi, Thal?"
"Udah enggak, gue bosen dan mau beralih ke kelas Sosial heheh.
Eh Zayn kok ngomongnya aku-kamu sekarang?"
"Oh...
OHIYA SORRY. Sumpah gue suka keceplosan ngomong aku-kamu."
"HAHAHA selow aja."
"Kam- lo sendiri, kenapa jadi ngomong gue-lo?"
"Nggak apa-apa, iseng aja.
Eh Zayn, maaf nih gue harus ke dapur, lagi masak kue. Yeay!"
"Kue apa? Eh enggak maksudnya ya udah.
Ya udah. Bye."
"Kalo mau telpon Mario, gue saranin telpon ke telpon rumah aja ya."
"Emang yang aku telpon ini apa?"
"Telpon kamar gue.
Astaga selama ini lo ga tau??? Jahat."
"Oh... ga merhatiin. Hahah."
"Ya udah yaaaaa, bye!"
He used to be the one who hangs up first,
remember?
![](https://img.wattpad.com/cover/17028067-288-k3102.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
z a y n
FanficWaktu aku bicara 'aku-kamu', kamu menanggapi pakai 'gue-elo' Waktu aku udah terbiasa sama 'gue-elo', kamu malah pakai 'aku-kamu' Dunia bisa berubah sewaktu-waktu, ya? [this story contains only conversation on phone]