April, 8th
21:00 PM
"Halo?"
"Hey!"
"Mhm, ini siapa?"
"Ups, maaf. Ini Thalia. Kalau boleh tahu, aku lagi bicara sama siapa?"
"Safaa."
"Hai, Safaa. Aku mau bicara sama Zayn, sebentaaar saja."
"Zayn? Dia lagi keluar, maaf. Kamu Thalia sepupunya Mario?"
"Iya, hehehe. Keluar kemana?
Oh, oke, nggak seharusnya aku tanya itu. Thalia tolol."
"Hahahah, Zayn sering banget menggerutu! Dia sering bilang suka dapat telpon dari temannya Thalia."
"Wah, dia bilang gimana?"
"'Aduh Maaa, sambungan telponnya putusin aja kek. Pusing.'"
"Oh, wow. Agak aneh waktu kamu bilang Zayn menganggapku temannya."
"Jadi... kamu pacarnya?"
"BUKAN! Bukan itu maksudnya. Dia tuh, um, oke kenapa ngomongin ini.
Ga jadi. Aku ga jadi ngomong."
"Oke...? Hahahah.
By the way, kamu nanya ya Zayn kemana? Kayaknya dia pergi jalan sama seseorang."
"Seseorang?"
"Aku nggak yakin tapi kayaknya itu Julie, soalnya tadi sore Julie telpon Zayn, menanyakan soal malam ini."
"Oh... oke."
"Nanti aku sampaikan ke Zayn kalau kamu menelpon, ya?"
"Ng-nggak perlu. Thanks ya... Safaa."
KAMU SEDANG MEMBACA
z a y n
Hayran KurguWaktu aku bicara 'aku-kamu', kamu menanggapi pakai 'gue-elo' Waktu aku udah terbiasa sama 'gue-elo', kamu malah pakai 'aku-kamu' Dunia bisa berubah sewaktu-waktu, ya? [this story contains only conversation on phone]