PART II

134 21 0
                                    

          Aku masih marah mengingat kejadian siang tadi, dikelaspun aku selalu ditatap dengan tatapan seperti aku adalah penjahat. Mereka semua menampakkan wajah ketakutan mereka. Apa aku terlihat seperti itu? 

sekarang, malam semakin larut ditambah angin dingin yang membuat badanku kaku. Au! Suatu benda cair tiba-tiba mendarat di atas kepalaku. Sekarang apa lagi?! apa seseorang sedang meludah dikepalaku?! Aku tertawa kecil mengingat pikiran bodohku. Orang meludah? Ada-ada saja.

Tes tes tes..

Makin lama, semakin banyak menetes dikepalaku, bahkan sekarang dibahuku, dikakiku. Oh my! Ini bukan ludah orang! Tapi, awan sedang meludahiku sekarang. Ia pasti sedang membenciku.

Deg!! Entah kenapa, Perasaan sakit dan bayang-bayang masa lalu kembali merayap dikepala dan menghantuiku. Tanganku sudah mulai bergetar ketakutan tenggelam dalam pikiran masa lampau. Tidak! aku tidak boleh mengingatnya! Hujan tidak boleh membawaku kemasa itu! tidak boleh!

Seketika, aku berlari ditengah hujan deras ini. berlari masih dengan pikiran itu. Dengan cekatan, aku melangkahkan kakiku dijalan raya yang sunyi. sekarang hanya ada suara hujan! Suara yang kubenci!

Hujan.. hujan.. tolong berhentilah..! hujan! Tolong berhenti sekarangg!!

Sorot lampu berwarna putih silau tiba-tiba terlihat jauh di samping kiriku, semakin dekat, dan lama-lama lampu itu... laluu... menerpaku...

TIINNNN!!

Aku menutup mataku, menutup bahwa aku sekarang sudah tewas tertabrak mobil. Ya.. ini semua gara-gara hujan! Tapi, badanku seperti ditarik oleh seseorang. Dan terhempas disuatu tempat. Kali ini,  sepertinya benar seorang malaikat maut menjemputku. Tidak dapat dipungkiri aku sudah mati sekarang.

"Nona! Nona!" seseorang menepuk-nepuk pipiku agak kencang. Seperti sedang menamparku. Apa sekarang Ia sedang kesal denganku? Sedikit demi sedikit aku membuka mata, penglihatanku sedikit buram lalu seketika terdapat wajah besar tepat dihadapanku. Sontak aku langsung terjungkal kebelakang. Ah! Apa itu malaikat mautnya?! Sungguh Mengerikan!

"Kau tak apa?" Ia lalu berdiri dan menampakkan kaki panjangnya. Sesosok pria dengan jas hitam, ditangan kanannya Ia juga memegangi payung hitamnya yang lebar. Wuahh.. ini benar malaikat maut. 

Ia lalu membantuku berdiri, dan memayungiku dari hujan menyebalkan ini! tatapan kosongnya, sedang melihatku sekarang. tapi tiba-tiba berganti menjadi tatapan jijik dan jutek. Menyadari itu, aku langsung menatap baju dan rokku sekarang. semuanya basah tanpa terkecuali. Lalu, aku melihat luka gores dilutut kananku.

"Kamu sedang menghindari hujan?" tanyanya dengan suara berat tiba-tiba. Aku mengangguk kecil lalu kembali mengamati luka di lututku.

"Kenapa? Kenapa kamu tidak membeli payung di minimarket? Minimarket tepat di sampingmu tadi berdiri." Lanjutnya lagi lalu menunjuk kaku minimarket yang ada disebrang jalan tadi.

Huh.. buat apa juga membeli payung tidak berguna itu! payung hanya akan menaungi aku sendiri saja. tidak untuk menaungi seluruh jagat ini. lebih baik, aku membeli topokki untuk dimakan.. kan kenyang.

"A..aku tadi buru-buru!" aku berbohong lalu menatap malaikat maut itu lagi. wajahnya lumayan mengerikan.

"Lagipula, ini sudah terlambat. Sekarang, lebih baik kamu antarkan aku kesurga!" lanjutku kembali dengan wajah jutekku. 

Malaikat maut itu terdiam sejenak memandangiku dengan tatapan bingung dan bodohnya.

"HAHAHA!" tawa menggelegar ditengah hujan. Hah?? Malaikat apa yang tertawanya seperti kuda nil? Tawanya benar-benar lebar. Sepertinya aku salah.

"Apa? sur..surga?!" Ia lalu kembali tertawa terpingkal-pingkal sampai payung yang dibawanya menjadi bergoyang-goyang. Ini sungguh malaikat maut?! Apa ini malaikat.. gila?!

"Dasar gadis bodoh! Hanya wajahmu saja yang ketus, tapi.. tapi.. ucapanmu.. HAHAHA!" Ia kembali tertawa tak henti-hentinya dan kembali membuatku kesal. Akhirnya, aku menginjak kakinya dengan keras dan membuatnya teriak kesakitan. Mampus!

aduh! malu banget! Eunseo, kamu sudah gila ya?! kenapa bilang orang ini malaikat maut?! aku jadi dikira gila lagi. aku memukul pelan kepalaku ini. sungguh bodoh kamu! gerutuku dalam hati.

"Dasar gadis kasar!" gerutunya lagi lalu memasang wajah kesalnya.

"Jadi, kamu pikir aku ini malaikat maut? Dan sekarang, pikirmu kamu sudah mati?"

"Hey! Bangunlah dari mimpi ketinggianmu! Aku, Aku faktanya tadi yang menyelamatkanmu dari mobil gila itu! oh bukan.. sepertinya kamu yang gila." lanjutnya lagi, dari mulutnya aku tau Ia sekarang menahan tawanya. Grrh!

"Cukup! Aku tidak suka bercanda denganmu!" gerutuku kesal, pipiku sekarang benar-benar panas! segera saja aku melangkah pergi. tapi, Ia menarik tanganku dan membuatku masuk dalam payungnya.

"Kamu benci hujan ya?"

"Dari raut wajahmu... sekarang kamu terlihat ketakutan." Ia kembali menatap penasaran wajahku. Oh my.. kenapa.. kenapa Ia tau rahasia terbesarku? Aku menatap sekelilingku, untuk mencari jawaban yang tepat untuk berbohong.

"Ben..benci? untuk apa?" jawabku tanpa menatap matanya. Ia menyeringai kecil, lalu.. seketika bulu kudukku merinding.

"Aku tau dari matamu. kamu... menyimpan kesedihan dan ketakutan yang mendalam.."  kata-kata itu, seakan-akan menghipnotisku untuk kembali mengingat hal itu.

(bersambung)

Bagaimana cerita keduaku, setelah Is this love? Membosankan juga ya? Kasih saran dikomentar ya! Itu sangat membantu untuk kedepannya.

Terimakasih sudah membaca!

gomawooo!

Summer Rain (With You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang