Dahulukan vote sebelum membaca yaa..hehe..
***
"Lo kenapa sih,Bin?" tanya Rafa dengan raut wajah yang keheranan. Pasalnya,sudah seharian ini Bintang terlihat seolah menjauhinya. Padahal biasanya gadis itulah yang selalu menempel seperti lem.
"Gak,kok.Gue gak papa." sahut Bintang dengan jawaban khas perempuan,'Gak papa'.Okesip.
Rafa menghela napas lelah,"Jujur deh sama gue.Lo kenapa?masa dari tadi lo jawabannya gak papa terus?gak bosen?"
Bintang mendelik,"Yaudah,gue ganti. Jadi 'gue baik-baik aja.'Udah kan?"
Yaelah sama aja keless..
"Itu sih sama aja." cibir Rafa.
"Tau ah!bodo amat!pokoknya gue males ngomong sama lo!" Bintang mengambil tasnya dan berlalu keluar dari kelas,meninggalkan Rafa yang memandangnya dengan tatapan aneh plus heran.
"Kayaknya gue selalu salah." gumam Rafa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Baru saja Rafa akan keluar dari kelas,panggilan dari Vino lantas menghentikannya.
"Raf!"
Rafa menoleh,"Paan?"
"Lo pulang sama siapa?" tanya Vino seraya menyamai langkahnya dengan langkah Rafa yang bisa dibilang sangat cepat itu.
"Hm..sama Rana mungkin." jawab Rafa seadanya.Toh memang benar,kan?
"Ooh..gitu." Vino manggut-manggut mengerti."Tadinya gue mau nebeng sama lo,kayak biasa."
Mendengar ucapan Vino tadi,Rafa lantas menghentikan langkahnya dan beralih menatap tajam Vino.
"Yaampuuunn..lo itu bego atau apa,sih?lo gak inget kalo tangan gue lagi sakit kayak gini?ya gak mungkin lah gue bawa motor pake tangan gue sendiri,Vinooo." Ujar Rafa dengan sangat gemas.Sahabatnya yang satu ini terkadang memang agak gesrek.
mendengar penuturan Rafa barusan,Vino lantas memukul pelan jidatnya."Oh iya,ya!Raf,kok gue bego amat ya?"
Rafa memutar bola matanya malas."Udah takdir deh kayaknya."
"Yee,sialan lo."
***
"Raf,kita pulang bareng Zidan aja gak papa,kan?" tanya Rana begitu Rafa menghampirinya di parkiran.
"It's oke." sahut Rafa seraya menatap ke arah Zidan yang kelihatan agak..muram?
"Lo kenapa,Dan?"
Zidan menggeleng,"Gak.Gue gak papa."
"Yakin lo?"
"Yakin."
"Beneran?"
"Iya."
"Lo seriusan nih gak papa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RANA
Teen FictionDahulu sedekat nadi,sekarang sejauh matahari. Cinta datang karena terbiasa dibuat tersenyum. Dan cinta akan pergi karena terbiasa dibuat menangis. [END]