21*

2K 102 2
                                    

"Lo mau kemana,Raf?sebentar lagi juga bel masuk bunyi."tanya Zidan saat Rafa hendak keluar kelas sambil membawa buku komik.

"Kayaknya gue bolos dulu,deh.Cape." jawab Rafa seenaknya membuat Zidan berdecak sebal.

"Yaelah,Raf.Kita udah kelas 12.Bentar lagi UN.Lo ngapain sih,pake bolos segala?emang lo gak mau lulus?"

Memang,diantara mereka berempat Zidanlah yang paling sering mengingatkan mereka untuk belajar.
Apalagi kali ini adalah bagian pelajaran matematika,pelajaran yang sudah pasti muncul di ujian nasional nanti.Dan sekarang,Rafa mengatakan bahwa dia ingin bolos?bagaimana Zidan tidak sewot?!

"Ya mau lah,Dan.Cuma sekarang ini gue bener-bener mager banget.Males gerak plus males mikir juga." keluh Rafa.

"Dasar lo,mentang-mentang udah pinter matematika nya.Yaudah,deh.
Terserah lo aja.Cuma gue gak mau tanggung jawab ya,kalo nanti lo gak lulus."ujar Zidan pada akhirnya.

Rafa nyengir."Iya,iya.Gue pasti lulus, kok.Lo tenang aja,oke?"

Rafa pun melanjutkan langkahnya menuju rooftop sekolah.Tempat yang menurut Rafa sangat nyaman untuk membolos.Sebenarnya Rafa sendiri sangat jarang pergi ke rooftop. Biasanya ia dan kawan-kawannya selalu berkumpul di markas mereka, yaitu gudang belakang sekolah.

Rafa menaiki tangga menuju rooftop dengan sangat santai.Ia yakin tidak ada seorangpun di rooftop saat ini.
Tapi saat Rafa menginjakkan kaki di anak tangga terakhir,ia berhenti.

Dugaannya salah.Rupanya di rooftop ada dua orang yang sedang bercakap-cakap.Rafa memang tidak bisa memastikan,tapi dari suaranya Rafa yakin bahwa yang sedang berbicara didalam sana adalah dua orang.

Tangan Rafa terasa ragu untuk membuka pintu.Ia takut akan mengganggu orang yang ada di dalam.
Apa mungkin sebaiknya Rafa kembali saja ke kelas?

Baru saja Rafa akan beranjak,tiba-tiba terdengar suara lagi dari dalam. Namun kali ini suaranya begitu kencang sehingga kali ini Rafa bisa mendengarnya dengan jelas.

"Gue capek,Bin!gue capek!lo pikir jadi gue itu enak?nggak,Bintang!gak sama sekali!"

Rafa mengenal suara itu.Bahkan sangat mengenalnya.Itu suara Rana.
Apakah Rana sedang berbicara dengan Bintang?jika iya,maka Rafa harus berhati-hati.Ia tidak ingin Bintang berbuat yang tidak-tidak pada Rana.

"Karena itu gue minta maaf sama lo, Ran.Gue nyesel karena dulu pernah mikir kayak gitu."ucap Bintang dengan lirih.

Rafa yang mendengar perkataan Bintang barusan sontak membulatkan matanya karena terkejut.

Bintang minta maaf?

***

"Jadi?ngapain lo bawa gue kesini?" tanya Rana dengan ketus menunjuk-kan ketidaksukaannya pada Bintang.

Bukan pada Bintang saja.Tapi Rana juga tidak suka pada tempat ini. Tempat dimana dulu Rana dan Bintang selalu menghabiskan waktu dengan membaca buku di rooftop sekolah saat mereka masih SMP.

"Kenapa emangnya?" Bintang balik bertanya.

"Gue gak suka." jawab Rana lebih ketus dibandingkan yang tadi.

RANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang