"Kamu ini sebenernya kenapa,hmm?"
tanya Oma Amira pada cucu kesayangannya yang belum lama datang itu sembari menyuguhkan teh hangat.Rana tersenyum lalu menggeleng. Ia masih butuh waktu untuk bercerita pada oma."Ngga kok,oma. Rana gak papa. Emang lagi kangen aja sama oma."
"Hmm, yang bener?"
Rana mengangguk,"Bener kok, Oma."
"Oma tau kok, kamu lagi ada masalah. Oma itu udah khatam banget sama kelakuan kamu dari kecil."
Rana hanya tersenyum. Ia memang tidak bisa menyembunyikan ini dari Oma.
"Kalo kamu udah siap, ceritain semua sama Oma. Siapa tau Oma bisa bantu, kan?" Oma mengusap pelan bahu Rana."Oma keluar dulu, ya."
Rana mengernyit,"Oma mau kemana?"
"Oma mau ke kelurahan dulu sebentar. Kamu istirahat aja dulu, pasti kamu capek, Ran."
Rana mengangguk. Ia memang butuh istirahat. Sangat butuh.
Begitu Oma pergi, Rana pun masuk ke kamarnya. Ya, Rana memang punya kamar sendiri di rumah Omanya. Jadi jika sewaktu-waktu ia ingin menginap, ia sudah punya kamar untuk di tempati.
Tanpa mengganti baju seragamnya, ia langsung merebahkan diri diatas kasur empuk itu. Menatap kosong ke arah langit-langit kamar, sibuk memikirkan masalah yang ada pada dirinya.
Mulai dari masalahnya dengan Bintang, lalu ke permasalahan antara dirinya dengan Rafa. Sekarang kedua masalah itu seolah bersatu dan membuatnya jadi runyam.
Sebenarnya bisa saja Rana memaafkan kesalahan keduanya, tapi entah mengapa rasanya sangat sulit. Mendengar kata maaf yang terlontar dari keduanya malah membuat hatinya semakin merasa sakit.
Ia tidak tahu mengapa sampai seperti ini. Yang ia tahu, menyelesaikan masalah seperti ini tidaklah mudah.
Ini adalah masalah lama yang malah diungkit kembali setelah beberapa tahun lamanya. Disaat keadaan hati Rana sudah mulai membaik berkat hadirnya Zidan, kedua teman masa lalunya malah kembali merusuhi hari-harinya dan datang meminta maaf.
Memang sudah sangat terlambat, tapi apakah Rana bisa memaafkannya tanpa harus seperti ini?
Rana menggelengkan kepalanya pasrah. Ia sangat bingung dengan dirinya sendiri.
Ia hanya butuh istirahat, sungguh.
*
**
Rana mengerjapkan matanya tatkala terdengar seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Masuk." sahut Rana dengan suara khas orang baru bangun tidur.
Pintu kamar pun terbuka dan nampaklah Oma yang masuk sambil membawa berisi sepiring nasi goreng dan segelas air putih.
"Aduh, cucu Oma jam segini baru bangun." ucap Oma seraya menaruh nampan di atas nakas.
"Emangnya sekarang jam berapa Oma?" tanya Rana.
"Jam empat sore."
KAMU SEDANG MEMBACA
RANA
Novela JuvenilDahulu sedekat nadi,sekarang sejauh matahari. Cinta datang karena terbiasa dibuat tersenyum. Dan cinta akan pergi karena terbiasa dibuat menangis. [END]