"Permisi"
Suara orang terdengar dari pintu depan."Itu pasti Pak Dadang supir gue udah dateng."
"Ya udah kalau gitu cepet gih kamu pulang."
Suruh Airin dengan nada agak ketus.
"Lo nyusir gue apa gimana nih?""Aku ngak ngusir kamu Zio, tapi itu jemputan kamu udah dateng. Kan kasihan kalau harus nungguin kamu."
Zio mengangguk nganggukkan kepalaya dengan patuh, berserta tangan di pelipis menunjukkan hormat. "Siap komandan."
"Apaan sih Zio kayak upacara aja deh, ngak lucu tau." Airin mengatakan itu dengan bibir cemberut namun sebenarnya dia menahan tawa."Ih siapa yang mau ngelucu?"
Tanya Zio seperti itu lantas membuat Airin semakin malu dan pipinya merah saat ini."Ya udah ya rin gue cabut. Thanks udah bantuin gue."
"Iya sama sama."Saat Zio sampai di depan pintu dia kembali.
"Eh rin jam berapa nanti ulang tahunnya? Terus di mana? Gue boleh gabung dong?""Nanyanya satu satu yo, kan kalau gini aku jadi bingung jawabnya."
"ok, lo mau gue ulangin pertanyaannya?"
Saat zio hendak membuka mulutnya untuk mengulangi pertanyaan tadi, Airin menghentikannya.
"Ngak usah aku udah paham kok. Nanti itu acaranya habis sholat ashar, di Panti Kasih Bunda dan, kamu ngak boleh ikut."Zio mendongak,
Namun sedetik kemudian Airin tertawa "hahaha enggak enggak yo kamu boleh ikutan, semua orang boleh kok ikutan asal ngak bikin kacau aja di sana, bisa kan?""Ok, sipp"
Sambil mengacungkan jempolnya Zio berjalan keluar dari rumah Airin."Sampai jumpa nanti sore Airin."
"Waalaikumsalam." Airin mengucapkan itu untuk mengingatkan Zio kalau dia belum mengucap salam padanya.
Zio yang merasa tersinggung pun menjawab.
"Oh iya sampek lupa, Assalamuaalaikum betul kan ya?"
"Iya betul kok, Waalaikumsalam."Sepeninggalan Zio Airin melanjutkan aktivitasnya membuat kue.
***"Jadi nanti kamu siapin semuanya di meja depan yang udah dihias ya rin, kalau anak anak udah selesai ngajinya mereka pasti langsung ke sana."
"Iya bunda."
Yang dipanggil Airin bunda itu bukanlah ibunya melainkan ibu panti di Panti Asuhan Kasih Bunda.
Airin memang sudah menganggap Bu Mira seperti ibunya sendiri karena selama Airin di Jakarta jauh dari keluarga, Bu Mira lah yang selalu ada untuknya, memberikannya kasih sayang layaknya anak kandung.Waktu yang ditunggu tunggu anak anak panti sudah tiba.
"Ok semuanya duduk ya yang rapi nanti yang ngak rapi dudunya ngak kakak kasih kue loh."
Instruksi Airin pada anak anak yang sudah tidak sabar lagi menunggu acara dimulai terutama saat potong kue, itulah yang paling disukai anak anak."Ardi sini kamu maju buat buka acaranya."
"iya bunda."
"Teman teman makasih udah mau dateng ke ulangtahun aku."
"Iya Ardi" jawab anak anak serentak dan kompak"Ayo semuanya nyanyi."
Mereka semua menyanyikan lagu khas ulang tahun.
Selesai bernyanyi Ardi mulai membagikan kue pada teman temannya.
Tapi tiba tiba seorang cowok yang mengenakan kaus putih pendek dan celana jeans hitam masuk ke sana tanpa aba aba langsung merangkul Ardi
"Kamu kan yang ualangtahun?"
"Iya kak, kakak siapa?"
"Oh iya, kamu belum kenal ya sama kakak, kenalin nama kakak Zio temannya kak Airin."
"Oh temannya kak Airin ya. Tumben kak Airin punya temen cowok.""Nih kado buat kamu."
Zio memberikan sebuah kotak yang cukup besar pada Ardi.
"Wah, gede banget kak kadonya. Apaan nih isinya?"
"Bukak dong."Seketika mata Ardi langsung berbinar binar melihat hadiah yang ada di dalam kotak tersebut #sebuah mobil remote kontrol
"Gimana suka?"
"Suka banget kak, ini hadiah paling bagus yang pernah aku dapetin.""Eh Zio kamu dateng beneran ternyata."
Airin tiba tiba datang dan bertanya dengan nada datar.
"Iya dong, yang namanya Zio Alfero itu ngak pernah ingkar janji.""Wah ini hadiah dari siapa Ardi."
Tanya Airin pada Ardi
"Ini dari kak Zio kak, bagus kan?"
"Iya bagus banget.""Aku sama temen temen main dulu ya kak" pamit Ardi pada Zio dan Airin
"Makasih ya yo kamu udah bikin Ardi seneng banget."
"Ngak masalah, kan kata lo bikin orang seneng tuh dapet pahala ya kan?"
"Iya memang."
"Ayo Zio dimakan ini kue kuenya yang tadi aku bikin sama kamu."Zio mengamati kue ulangtahun itu dan melahapnya dalam satu suapan
"Rumayan lo jago juga bikin kue."
"Ah biasa aja."
"Ayo, aku kenalin ke ibu panti dan anak anak yang lain."
Zio menurut saja dan mengikuti langkah Airin. Dan sampailah mereka di sebuah ruangan tempat berkumpulnya semua penghuni panti."Halo semuanya ini ada kak Zio yang mau ikut pesta sama kita."
"Halo ibu, adek adek nama saya Zio Alfero. Seneng ketemu kalian semua."
Ternyata dibalik penampilan Zio yang terkesan urakan, dia sangat ramah pada anaka anak.
"Halo kak Zio, kita juga seneng ketemu kakak."
Saut anak anak bersamaan.......................
"Anak anak ayo semuanya wudhu buat sholat magrib." komando Airin pada anak anak. Karena pesta berakhir tepat saat adzan magrib.setelah memastikan anak anak melaksanakan wudhu, kini Airin beralih ke Zio " Zio kamu ngak sholat? "
"Enggak, gue ngak bisa."
Jawaban Zio sungguh membuat Airin terheran heran, bagaimana tidak. Orang sebesar Zio tidak tau cara sholat? Padahal Airin sejak
Tk sudah diajari sholat. Apa Zio nonmuslim? jika benar itu memang wajar saja jika ia tak bisa sholat.
"Ya Allah Zio sudah sebesar ini kamu ngak bisa sholat. Kamu muslim kan?"
Akhirnya Airin putuskan untuk bertanya
"Ehmmm iya deh kayaknya seinget gue gitu di ktp.""Kalau kamu seorang muslim kamu juga harus menjalankan semua kewajiban kamu sebagai orang muslin dan salah satunya itu ya sholat."
"Tapi gue bener bener ngak tau rin caranya."
"Ok itu ngak masalah nanti aku habis jamaah bakalan ngajarin kamu sholat. Gimana? Mau?...... Zio?"
"ehm"
Jawab Zio enteng.............................
Airin sungguh sangat sabar dalam mengajari Zio berbagai gerakan dari wudhu sampai sholat. Tapi memang Zio adalah orang yang cenderung mudah diajari jadilah dalam waktu beberapa saat saja Zio sudah bisa melakukan sholat dan wudhu."Zio, nanti kalau di rumah kamu jangan lupa sholat ya."
"Iya iya caranya yang kayak lo bilang tadi kan?"
Airin mengacungkan jempolnya
"Sip.""Rin, lo habis ini mau kemana?"
"Pulang."
Jawab Airin yakin karena memang sehabis sholat magrib sudah tidak ada acara lagi di panti."Gimana kalau lo ikut gue jalan jalan rin?"
"Kemana?"
"ehmmmm."
Terlihat mikir sambil cengar cengir sendiri.
"Udah deh percaya sama gue, nanti juga lo tau sendiri."
"Gimana ya yo?"
"udah ngak usah banyak mikir."Airin mengekor Zio hingga menuju ke mobilnya.
Zio membukakan pintu untuk Airin layaknya seorang sopir dan majikan.
"Silahkan masuk tuan puteri."
"Apaan sih yo lebay deh, aku kan bukan tuan puteri lagian ini juga mobil kamu.""Iya iya canda doang kali rin sekali kali. Masak serius terus cepet tua ntar."
Airin hanya membalas perkataan Zio dengan senyuman canggung. Ya yang benar saja Airin baru mengenal Zio bahkan belum genap seminggu tapi Airin merasa kalau dia nyaman berkomunikasi dengan Zio.
Mobil mercedes putih milik Zio itu mulai melaju entah kemana hanya Zio yang tau.
Hai, ini aku sempet sempetin buat update soalnya tugas sekolah banyak banget.
Sorry curhat😅
Jangan bosen ya baca cerita aku
Jangan lupa tinggalin jejak
KAMU SEDANG MEMBACA
Airin
Romance"Aku pergi bukan karena aku ingin meninggalkanmu. Aku hanya mempersiapkan diri untuk menjadi yang lebih baik. Dan pada saatnya nanti aku akan kembali padamu dengan sosok yang lebih baik dari yang kamu lihat saat ini. Aku janji" Itu salam terakhir Zi...