Airin tidak lagi pernah bertemu dengan sosok itu, sosok yang membuat Airin tersenyum bahagia belakangan ini. Sejak terakhir kali dia menceritakan masalahnya pada Airin dua minggu yang lalu,,,,, dia tak datang lagi
"Apa Zio udah baikan ya sama papanya? Mudah mudahan aja udah, terus kenapa Zio nggak pernah keliatan lagi ya? Oh pasti Zio balik ke rumah lamanya, kan Zio bilang papanya cuman pura pura bangkrut"
Airin terus memikirkan hal itu,bertanya pada diri sendiri lalu menjawabnya sendiri, karena tak tau juga harus tanya pada siapa"Airin,,,,rin,,,,, Aiiirin"
"Ha, iya ada apa tam?"
Panggilan tami membuat jantung Airin hampir copot karena kaget
"Kamu lagi mikirin apa sih rin? aku perhatiin dari tadi ngelamun aja, awas kesambet loh"
" Ha eng,,,engggak kok aku nggak mikirin apa apa cuman kecapekan aja kok"
Elak Airin pada sahabatnya itu
"Rin,aku udah kenal kamu lama dan aku tau persis karakter kamu, kamu nggak pernah kayak gini sebelumnya rin, apa lagi cuman karena kecapekan itu nggak mungkin ,aku yakin ada sesuatu yang kamu pikirin""Enggak tam beneran kok kamu nggak usah mikir aneh aneh"
Tami tau jika Airin menyembunyikan sesuatu padanya tapi dia juga harus paham jika Airin tidak mau cerita ia tidak boleh memaksa"Aku pulang dulu ya tam ini udah malem, aku udah ngantuk benget"
Untuk mencegah pertanyaan aneh aneh dari Tami, Airin harus segera pergi
"Iya rin hati hati di jalan"
"Siap tam Assalamualaikum"
"Waalaikum salam"........
Sampainya dirumah Airin dikejutkan oleh pemandangan tak biasa.
Sebuah mobil mewah terparkir di depan rumahnya, hal pertama yang muncul dipikiran Airin adalah Zio ,pasti Zio pemilik mobil itu karena selama ini hanya Zio lah yang pernah membawa kendaraan roda empat ke rumahnya.Airin menunggu sang pemilik mobil keluar dari dalam. Dan betapa terkejutnya Airin ketika melihat siapa yang turun dari mobil.
.
.
.
.
Seorang anak laki laki dan ayahnya turun dari mobil dan langsung menghampiri Airin."Maaf mbak saya terpaksa parkir di sini karena rumah saudara saya yang ada di dekat rumah mbak itu sedang direnovasi halamannya, boleh kan
mbak saya parkir di sini?""Oh iya pak tidak apa apa"
Airin salah ternyata itu bukan Zio
tapi anehnya kenapa Airin merasa kecewa?"Makasih mbak ??"
"Airin pak nama saya Airin"
Jawab Airin dengan sopan
" Oh ya mbak Airin sekali lagi terimakasih"
" Sama sama pak"Sepeninggalan bapak bapak itu Airin langsung masuk rumah dengan rasa kecewa
yang entah apa sebabnya***
Hari ini adalah hari pertama Zio pergi ke kantor untuk menggantikan posisi ayahnya. Awalnya Zio sempat menolak namun Bakti terus memaksa.Sebenarnya dari dulu juga sudah dipaksa tapi bedanya dulu Zio masih kekanak kanakan dan sekarang Zio sudah belajar untuk bersifat dewasa.Semua itu karena rangkaian kejadian yang telah ia alami akhir akhir ini dan..... Karena ada seorang yang menjadi inspirasinya, ya orang itu lah yang setiap saat selalu mengusik pikiran Zio. Siapa lagi kalau bukan Airin.
Pekerjaan Zio dikantor hari ini berjalan sangat lancar, walaupun hari ini banyak yang harus dicek,disetujui,dan ditandatangani tapi itu semua dapat dihandel oleh Zio dengan baik.
Saat ini Zio sedang duduk dengan segelas kopi di sebuah cafe berharap bisa menghilangkan kepenatannya setelah seharian bekerja di kantor.
"Zio"
Seketika Zio menoleh untuk melihat sosok yang memanggil namanya
"Tumben sendirian yo?"
Zio hanya menjawab pertanyaan Katty dengan anggukan kecil.
"Gue boleh duduk sini kan yo?"
"Silahkan"
Jawab Zio singkatSetelah memesan kopi Katty mulai mengajak Zio ngobrol lebih dekat
"Yo,penampilan lo resmi banget kayaknya, sekarang lo udah kerja di kantor ya?"
"Ya,,, kayak yang lo liat"
"Oh,sekarang lo udah mandiri ya, udah dewasa lagi. Nggak kayak dulu pas kuliah tuh, aduh lo bandelnya minta ampun"
"Ya namanya juga anak kuliahan, nakal itu wajib apa lagi anak cowok ya kan?"
"Thats right Zio"
"Hahahahaha"
Tawa Zio dan Katty pecah ketika mengenang masa masa kuliah mereka

KAMU SEDANG MEMBACA
Airin
Romance"Aku pergi bukan karena aku ingin meninggalkanmu. Aku hanya mempersiapkan diri untuk menjadi yang lebih baik. Dan pada saatnya nanti aku akan kembali padamu dengan sosok yang lebih baik dari yang kamu lihat saat ini. Aku janji" Itu salam terakhir Zi...