[Four.]

851 118 5
                                    

"Hujannya deras sekali."

Kamu menghela nafas untuk ke sekian kalinya. Sekarang ini kamu masih berada di perpustakaan sekolah.

Bagaimana bisa kamu berada  disana? Tentu saja bisa.

Sebenarnya, hari ini jadwalmu pulang cepat. Namun, ada temanmu dari kelas lain mengajakmu untuk belajar bersama.

Yah, sekaligus mendengarkan curhatan teman dan juga fangirlingan.

Sempat di dalam hati kamu merutukinya. Namun, apa boleh buat, semua sudah terjadi. Keadaan tidak bisa disalahkan ataupun diulang kembali.

Toh, kamu begini juga tidak begitu sia-sia karena sudah melakukan hal yang baik, menurutmu.

"Jihoon pasti sudah pulang."

"Ah! Mengapa aku bisa lupa sih mengabari dia?"

"Mengapa baru ingat saat handphoneku sudah mati?"

"Ah! Bodoh sekali! Kenapa juga aku lupa membawa payung?"

"Tapi, jika aku memberi kabar, nanti dia mengira, percaya diri sekali aku? Cih, dasar--"

DUAARRRR!


Suara petir yang cukup nyaring berhasil membuatmu mengakhiri acara bermonologmu. Kini, kamu benar-benar bingung dan ketakutan. Ingin rasanya kamu menangis, tapi, oh ayolah masa menangis?

Kamu pun terdiam sambil terus memanjatkan doa untuk menenangkan hatimu. Hujan tak kunjung reda, dan kamu pun sudah merasa kedinginan.

"Ternyata kamu disini."

Kamu pun menoleh. Orang yang kamu harapkan datang. Kamu sangat bersyukur dan merasa senang.

Kini, Ia sudah memakai baju santai yang dibalut jaket bomber miliknya.

Sepertinya ia sudah sempat pulang ke rumah, pikirmu.

"Aku belum sempat pulang, tadi aku bermain basket dahulu sepulang sekolah. Aku membawa baju ganti."

Bingo!


"Ayo pulang, jangan diam saja."

Melihat tubuhmu yang sedikit menggigil, dengan gerakan cepat ia sampirkan jaket bomber yang ia gunakan ke tubuhmu.

Lagi-lagi kamu tersipu.

"Hoon, kamu bawa payung?"

"Tidak."

"Lalu, bagaimana?"

"Ayo kita terjang saja hujannya!" Ia tersenyum menampakkan deretan giginya yang rapi.

Dan detik selanjutnya, ia pun menarik tanganmu untuk menerjang rintikan hujan di depan sana, bersamanya.














Walaupun sebenarnya, aku benci untuk hujan-hujanan, karena menurutku, ini akan membuatku repot. Aku pun khawatir jika kau sakit.

Tetapi, karena bersamamu, dan melihat wajahmu yang begitu senang, membuatku tidak ambil pusing untuk itu.

Toh, ini juga hanya hujan air.

Dan kenyataannya, selain menyegarkan, ini juga menyenangkan.

•••

Entre nós [Park Jihoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang