[Thirteen.]

499 90 9
                                    

"(Y/n),"

"Hmm?"

Kamu menoleh kearah Jihoon yang sedang berbaring di sampingmu.

Saat ini, kalian sedang berbaring di hamparan rerumputan hijau yang berada di atas bukit. Dimana di tempat ini kalian bisa menikmati sunset sekaligus pemandangan kota yang indah di sore hari.

"Hari ini cukup melelahkan ya?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya dari langit.

"Ya begitulah.. bukankah seperti biasanya?" Jawabmu.

Kemudian hening menyelimuti kalian berdua.

Sesekali terdengar suara gemerisik angin yang bergerak lembut menuntut dedaunan pohon untuk terbang dan berjatuhan.

"(Y/n)," ia berucap memecah keheningan.

"Hmm?"

"Sudah berapa lama kita berteman?"

"Hmm.. sudah hampir 14 tahun,"

"Tidak terasa ya? sudah selama itu," ucapnya sembari tertawa pelan.

"Iyaa," kamu pun duduk.

"Kau ingat tidak? Dulu, saat pertama kali kita bertemu di umur kita yang masih 4 tahun?" Tanyamu antusias.

"Yaa aku ingat. Saat kau pertama kali mengunjungi rumah kami bersama nenekmu untuk memberi bingkisan." Ia pun terbangun dan duduk menghadapmu.

"Haha iyaa. Aku menemukanmu yang sedang asyik menonton televisi di ruang tengah. Saat itu ibumu memanggilmu berkali-kali tetapi kau tidak menggubrisnya, ke--"

"Kemudian kau berlari mendekat ke arahku dan merebut remote yang ada di genggamanku dan menggunakannya untuk memukul kepalaku!"

Seketika tawamu pun pecah.

"Dan kau tahu? Pukulanmu itu sangat menyakitkan. Aku langsung beranggapan bahwa kau itu anak perempuan yang gila,"

"Aku sangat jengkel padamu yang tidak menggubris panggilan ibumu waktu itu!" Protesmu.

"Tapi itu kasar dan sakit tahu!" Ucapnya tak terima.

"Padahal, sepertinya aku pukulanku tidak terlalu keras,"

"Apanya yang tidak keras? Jelas-jelas bekas pukulanmu membuatku pusing dan memar di kepalaku!" Ia pun mengerucutkan bibirnya.

"Astaga.. maafkan aku," ucapmu merasa bersalah.

"Tidak mau." Ia memalingkan wajahnya darimu.

"Ya ampun, Jihoon, maafkan aku yaa?" Kini kamu pun mengguncang tangannya.

"Tidak."


"Jiiii!"


"Tidak."


"Hoonn!"


"...."


"Jihoonnnn maaf yaa? Jangan ngambek." Ucapmu memelas.





Astaga dia ngambek!

•••

a/n
Entah, seneng aja gitu liat atau bayangin Jihoon dalam ngambek mode on wkwk

Entre nós [Park Jihoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang