"Park Jihoon ayo cepat! Bisa-bisa kita terlambat!"
Sudah terhitung ke sekian kalinya kamu mengetuk pintu kamar Jihoon agar ia dapat bersiap dengan cepat.
"Apa Jihoon masih belum selesai juga?" Tanya ibu Jihoon tiba-tiba.Kamu menoleh ke arah ibu Jihoon dan menggeleng pelan, "belum Bu,"
"Astaga anak itu," Ibu Jihoon menatap pintu kamar anaknya lalu mengetuknya pelan,"Jihoon, ayo cepat, kasihan (y/n) sudah menunggumu,"
"(Y/n), maafkan Jihoon yang lama ya, ibu permisi pergi ke dapur dahulu," ucap ibu Jihoon hangat sembari mengusap bahumu.
"Iya tidak apa-apa Bu, terima kasih," jawabmu sembari tersenyum lalu membungkukan sedikit badanmu.
Hari ini kamu tidak mau terlambat untuk datang ke sekolah. Mengapa?
Yap, karena hari ini adalah hari kelulusan kalian.
Tidak terasa memang jika mengingat bahwa hari ini kamu akan dinyatakan lulus dari jenjang sekolah menengah atas. Rasanya, seperti baru kemarin kamu mendaftar sekolah ditemani kak Taehyung.
"Ayo kita berangkat," suara berat dari seseorang yang telah kamu tunggu sejak tadi berhasil menyadarkanmu dari nostalgia singkatmu.
Kamu menatapnya sebentar lalu berbalik akan beranjak, "Astaga Park Jihoon ini sudah pu-"
Tunggu dulu...
Detik selanjutnya kamu kembali berbalik menghadapnya, mencoba mencermati penampilannya.
"Kau..." Ucapmu menggantung.
Merasa diperhatikan olehmu ia balik bertanya, "Ada apa?"
Kamu masih diam memperhatikan penampilannya yang bisa dibilang sedikit berbeda dari biasanya-dengan seksama.
Kalau boleh jujur, sekarang kamu sedang terpesona dengan penampilan Jihoon kali ini. Bagaimana tidak? Surai rambut bagian depan yang biasanya dibiarkan oleh Jihoon menutupi dahi atau paling tidak messy hair ala Park Jihoon jika baru bangun tidur atau stress karena bermain game, kini berbeda.
Surai coklat miliknya kali ini terlihat lebih rapi. Tidak lupa bagian terpenting adalah beberapa surainya di bagian depan, ia biarkan sedikit terbuka dan cukup terangkat sehingga menampakkan dahinya.
"(Y/n)?" Panggil Jihoon berusaha menyadarkanmu.
Sedetik kemudian kamu memalingkan wajahmu ke arah lain. Mencoba mengatur detakan jantungmu.
"U-uhm, a-ayo kita berangkat sekarang," ucapmu sembari berjalan mendahuluinya.
"(Y/n)," Panggilnya lagi.
Kamu menoleh ke arahnya lalu mengerutkan dahimu seolah bertanya 'ada apa?'.
Ia pun hanya tersenyum dan menggeleng pelan, lalu berjalan mendekatimu, kemudian berbisik tepat di telinga kananmu, "Kalau sekarang aku jujur mengatakan padamu bahwa hari ini kau cantik, apa kau juga akan jujur kepadaku?"
Ia mengusap ujung bibirmu dengan ibu jarinya sambil menatapmu,
"Ayo berangkat, ini sudah hampir terlambat!"
"Ibu, Ayah, kami duluan!" Pamitnya segera, dan jangan lupa dengan tangannya yang segera meraih tanganmu agar berada dalam tuntunannya.
Semua orang perlu tahu,
jika dia, sekarang sudah dewasa.
•••
a/n
Holla aku kambek, ada yang kangen?
Kangen sama cerita ini maksudnya:")
KAMU SEDANG MEMBACA
Entre nós [Park Jihoon]
Короткий рассказSuatu hal yang perlu disadari adalah perasaan itu ada dan tumbuh karena terbiasa. • • • - Entre nós, 2018 Park Jihoon x OC