[Ten.]

542 88 9
                                    

"Akhirnya selesai juga!"

Kamu merenggangkan tubuhmu yang terasa pegal kemudian segera merapikan peralatanmu yang berserakan di meja.

"Hoon, bahan untuk presentasi besok sudah selesai, kan?"

Ia mengangguk, "materinya sudah aku lengkapi, hanya kurang mengedit saja."

Kamu pun mengangguk.

"(Y/n),"

"Hmm?"

Ia menatap langit malam lewat kaca jendela kamarmu, "Coba lihat! Langit malam ini indah ya?"

Dari posisimu sekarang yang sedang berhadapan dengannya, hanya berbatasan dengan sebuah meja, kamu ikut memandang langit malam di luar sana lewat jendela.

"Iyaa."

"Apa kau pernah mendengar tentang bintang Polaris?"

Kamu tersenyum tipis.

"Hmm.. Polaris?" Kamu nampak berfikir sesaat.

"Polaris, sang bintang kutub, bintang paling terang ketika kita lihat dengan mata telanjang sekalipun. Tetapi, walaupun begitu ia bukanlah yang paling terang di langit." Ucapmu.

"Ia masih kalah dengan Sirius."

Mendengar jawabanmu, Jihoon pun tertawa.

"Polaris tetaplah polaris, ia takkan terkalahkan atau bahkan mengalahkan Sirius maupun bintang lainnya,"sahutnya.

"Polaris adalah bintang di langit kutub utara, yang tidak akan terbit maupun tenggelam. Ia akan selalu berada di tempatnya meski bumi atau benda langit lain berotasi. Ia bintang yang setia."

"Aku jadi mengagumi Polaris." Ucapmu.

"Kalau begitu anggap saja aku polaris."

"Tidak mau."

"Kenapa?" Ia pun beralih menatapmu.

Kamu hanya tersenyum dan menggeleng pelan.



"Karena pada akhirnya, Polaris yang setia tetap akan terganti olehVega." Ujarmu nyaris tak terdengar.

•••

a/n
Masih adakah yang menunggu ss ini? Hehehe

Maaf banget kalau feel di part ini kurang 'ngena' :(

Entre nós [Park Jihoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang