BERSAMA

6 3 3
                                    

TING TONG TING TONG

Sebuah bunyi bell membangunkan Rei dari tidur singkatnya,di dalam kegelapan,Rei hanya terus mengucapkan sebuah mantra pengutuk bagi yang membunyikan bell apartemennya."Matialah kau dasar pengganggu.","matilah kau dasar pengganggu." Seperti itu kira-kira mantra yang di ucapkan Rei pada sang penyentuh bell apartemennya,Rei hanya dapat meratapi nasibnya yang kian hari kian malangnya sudah bertemu dengan cewek aneh dan juga nyebelin,kini dia harus berhadapan dengan sang pembunyi bell tersebut.

Dengan ekspresi yang cukup mengerikan,Rei melangkahkan kakinya menuju pintu untuk melihat siapa yang membunyikan bell tersebut.

CKLEK

"Selamat malam,Rei.Bisa temenin aku keluar sebentar." Ucap Airi dengan senyum penuh dosa.

Rei yang melihat itu hanya bisa menggeretakkan giginya dengan kesal,bukan karena senyumnya yang manis melainkan orang yang membuat senyuman manis tersebut.

Rei memandangnya dengan wajah yang mungkin cukup menakutkan, jika di dunia ini membunuh diperbolehkan tanpa harus bertanggung jawab,maka Rei akan menjadi orang pembunuh nomor satu yang akan membunuh siapa saja orang yang membangunkannya dari tidurnya.

"Kenapa ? Kenapa kau selalu menggangguku,Airi!!!" Ucap Rei dengan nada yang tidak bisa di bendung lagi.Airi hanya menutup telinganya saja, lalu berucap"Yah...karena aku butuh bantuanmu.hehhehe."Rei yang mendengar itu langsung menutup pintunya keras-keras lalu kembali ke tempat tidur.

"LOH!!!Rei buka pintunya,aku mau kau menemaniku pergi malam ini.Ayolah..,sebentar saja.!!!" Ucap Airi dengan keras sambil menggedor-gedor pintu apartemen milik Rei.

HENING

Tidak ada jawaban dari Rei,Airi yang melihat itu lalu menggedor-gedor pintu Rei lagi bahkan sampai menendangnya.mungkin jika pintu itu cuma pintu kayu biasa akan langsung hancur ketika di tendang oleh Airi.

Airi masih tetap sabar menunggu walau kenyataannya tidak,setelah beberapa menit dengan aktivitas barunya sang pemilik apartemen tersebut akhirnya membuka pintunya kembali.

"Nah...gitu dong-"Airi yang belum sempat menyelesaikan perkataannya langsung diam seketika melihat Rei yang berada di depan pintu dengan tatapan tajam sambil membawa...

""E-EH...Rei ?!!" Ucap Airi pelan lalu berjalan mundur selangkah demi selangkah.

"Kenapa kau membawa...,Pisau ?!" Tanya Airi."untuk membunuhmu."jawab Rei singkat.

"Hehehehe...tunggu Rei,nanti bakal heboh loe."

"Bodo amat...gak peduli gwe."

"Hmm...Rei.kau tidak sungguh-sungguhkan ?"

"Entahlah...tapi dulu aku pernah bunuh orang saat dia menggangguku,aku lupa namanya.tapi saat itu aku dapat melihat bahwa darah segar mengalir dari perutnya." Ucap Rei dingin sambil menjilat pisau tersebut.

Airi mulai ketakutan,kakinya mulai melemas lalu sebutir cairan dingin turun membasahi pipinya.

"Hiks...hiks... Rei aku minta ma-maaf.a-aku tid-tidak akan me-menggang-mu lagi,tapi jang-an bun-uh aku,please.hiks...hiks.."Rei yang melihat Airi menangis merasa tidak enak,mungkin kali ini bercandanya terlalu kelewatan.

Rei kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah langit malam yang berbintang seraya berkata"kenapa kau menangis,Airi ?"sontak pertanyaan itu membuat Airi kaget.

"Eh...bukannya hiks...kau mau hiks membunuhku ya..hiks."

"Untuk apa ?"

"Eh ?"

"Maaf,mungkin aku terlalu kelewatan." Ucap Rei seraya mengulurkan tangannya membantu Airi untuk berdiri.airi dengan senang hati menerima uluran tangan tersebut.

Negatife dan PositifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang