Dia

1 2 0
                                    

Aku menghentikan langkah kakiku di depan gerbang sekolah,sekolah yang ingin aku tuju serta sekolah yang lebih tinggi lagi kastanya serta melupakan semua masalahku saat aku berada di bangku sekolah dasar dulu.

Aku melihat kiri dan kananku,mereka sama sepertiku,seorang siswa baru yang tidak tau hewan seperti apa yang berada di dalam sana.mereka hanya terus tersenyum dan tertawa bersama teman baru mereka.

Sebuah dilema untukku,seorang siswa yang notabenenya murid yang buruk masuk ke sekolah ternama karena kecerdasaan yang di luar akal manusia.walau begitu aku sempat melirik beberapa orang tua mereka mengantar anak-anak mereka untuk melanjutkan sekolah.

Tapi tidak bagiku,jangankan orang tua bahkan temanku yang satu sekolah dariku pun lebih memilih menghindar dariku atau menganggapku tidak pernah ada sebagai teman mereka.

Walau begitu aku hanya dapat tersenyum dalam hatiku dan bertanya "apakah begini rasanya di jauhi ? Apakah begini hukuman bagi orang yang tidak salah ? Apakah begini cara hidup seseorang di dunia ini ?."Yah...,mungkin benar.

Sekarang aku tau bagaiman cara hidup di dunia ini,dunia yang sangat memuakkan,dunia yang suram untuk di tinggali.aku menatap ke depan melangkahkan kakiku menuju kelas untuk mengikuti pelajaran pertamaku di sekolah ini,SMP 1 Jakarta.

***

Sejuk...
Itulah kali pertama aku bertemu denganmu.
Tiupanmu dapat menenangkan hatiku.
Saat melihatmu menghempas dedaunan.

Aku tersenyum...
Kau sangat bebas berkeliaran atau berjalan.
Mengelilingi seluruh kota bahkan dunia.
Tapi,aku sangat takut saat kau marah
Kau dapat mengangkat apapun yang ada di hadapanmu.
Menghempaskan mereka dengan sangat kasar.
Itulah yang tidak Kusuka darimu.
Tapi...
Aku tau,karena mereka dulu yang membuatmu marah.

Aku menatap puisi tersebut dengan perasaan yang tak bisa di gambarkan,puisi tersebut seperti menyindir seseorang,seseorang yang melakukan atau membuatnya marah,yah...manusia.

"Kau tau ya  apa yang di maksud oleh sang penulis ?" Ucap seseorang yang mau tidak mau membuatku menoleh kesamping kanan.aku  terkejut sekaligus bingung kenapa dia bisa berada di sampingku dan sejak kapan.Dia menatapku lalu tersenyum.
"Misdirection.heehe"

"Apa !?"

"Yah...ketrampilan seseorang yang membuat mereka dapat mengelabuhi mata seseorang atau menyembunyikan sedikit hawa keberadaan mereka,itu kata Kuroko sih." Jelasnya.aku hanya di buat bingung olehnya karena dia dapat mengetahui apa yang aku pikirkan.

"Tunggu dulu.siapa kau ?" Aku bertanya kepadanya.

"Wah...to the point juga ya kamu.ku kira kamu langsung pergi entah kemana.hihihi." ucapnya mengalihkan pembicaraan.

"Jangan bilang kau sering melihatku menjauhi teman-teman sekelasnya." Ucapku tajam padanya.

"Hanya tidak sengaja." Ucapnya mengalihkan pandangannya dariku.

"Kau berbohong."

"Eh... bagaimana kau bisa tau ?" Ucapnya mengintrogasi.aku langsung gugup dan sedikit menjauh darinya.

"Matamu yang mengatakannya." Dia tersenyum saat aku mengatakan itu.lalu berjalan mendekatiku dan bertanya "apa kau juga belajar tentang kepribadian manusia ?"

"Tidak juga,saat aku diam,aku mengamati teman-temanku dari jauh lalu seketika momentum saat mereka ingin berbohong,tertawa,sedih aku dapat mengetahuinya dari mimik muka mereka." Terangku padanya.dia tersenyum lebar dan sedikit menjauh dariku.

"Wah...kukira kau hanya pandai dalam hal belajar saja tapi ternyata tidak."

"Siapa kau ?"

"Aku ? Aku murid kelas 1."

"Maksudku namamu." Aku memutar mataku karena terus terusan di kerjai olehnya.dia tersenyum.

"Namaku inori...inori juliana.dan kau ?"

"Rei...Rei Hotaro."

"Oww...Rei ya.nama yang bagus,tidak seperti orangnya yang dingin.hihihi." Sindirnya.

Aku tidak mempedulikan ucapannya dan beranjak pergi "Sudahlah aku pergi dulu."

"Eh...mau kemana ?" Tahannya.

"Memangnya kenapa ? Bukan urusanmu juga." Ucapku dengan nada meninggi.

"Urusanku dong,sekarang kita teman."

"Ha ? Bagaimana bisa ?"

"Yah...soalnya kau sudah tau identitasku dan aku juga tau identitasmu." Jelasnya ngawur.

Ucapannya membuatku tidak bisa mengontrol emosi lebih jauh lagi secara aku yang notabenenya murid yang rusak tidak pernah bisa mengobrol dengan orang lain "Ha ? Yang benar saja.sudah berapa persen dunia hancur sekarang ini.yang benar saja cuma nama saja bisa bawa-bawa status segala." Jelasku padanya.

Tapi pikiranku berbeda dari kenyataannya,dia tidak pergi bahkan tidak takut padaku.Padahal aku sudah melukai perasaanya.Dia masih tersenyum lalu berkata "kamu lucu juga ya."

"Ha ? Mananya ?" Ucapku sambil memalingkan wajahku.

Dia membuat pose berfikir lalu berucap "Saat kau marah tadi,tapi kau malah nyambung ke dunia."

"Karena bagiku dunia ini seperti pohon yang tinggal menunggu angin menggugurkan daunnya dan hancur." Jelasku padanya.

Dia tersenyum lalu menyeringai jahil "Eh...puitis juga ya.jangan-jangan kamu yang nulis puisi itu ?" Tuduhnya tanpa bukti.

Aku menggelengkan kepala lalu berkata "Bukan...tapi sepertinya dia sama sepertiku tidak menyukai keramaian." Simpulku tanpa bukti yang jelas.

"Dari mana kamu tau ?"

"Dari bahasanya,mungkin."

WHUSSS

Angin siang hari menghempas tubuhku dan dia,seolah tidak terjadi apa-apa dia tersenyum lalu mengalihkan pandangannya ke luar.

Dalam batinku"mungkin dia adalah orang yang dapat menuntunku kembali ke jalur yang benar."

Wah...wah...maaf ya udah lama gak update.hehhe
Chap kali ini engga sampe 1k word maaf ya kalau kependekan.

Mungkin karena author lagi banyak tugas makanya jarang update,maaf banget ya.

Note : jika sudah membaca silahkan mampir ke komentar sebentar setidaknya kasih coretan bahwa anda sudah membacanya.boleh juga di kritik lho,tenang aja ane gak pendendam kok.

Thanks
GamersDanzt

Negatife dan PositifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang