Maudya Alifia

21.4K 841 13
                                    

Publish ulang part awal, buat kalian yang kangen RenRen alias Reno...
Ini udah aku edit 📝 dan masih dalam proses... jadi tunggu aja ku post ulang perchapternya...

⚘⚘⚘

Gedung tinggi perkantoran berdiri nan megah di pusat kota. Perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan telah berskala multinasional. Banyak yang memimpikan bekerja di B&C Construction, perusahaan tempat Reno Chandri Bachsan bekerja. Pria yang kini tengah menggeluti pekerjaanya dengan serius yang enggan untuk diganggu meski keluarganya sekalipun. Sebenarnya owner perusahaan adalah ayahnya sendiri. Tapi Reno tidak ingin dianggap tidak berkompeten dalam bekerja. Reno menjabat sebagai direktur utama dengan prestasi dan usahanya sendiri.

Kertas-kertas bertebaran dan tumpukan dokumen laporan akhir tahun lalu yang tengah di geluti oleh pria dibalik meja kerja itu. Ia tak menampik bahwa pekerjaan ini menguras tenaga serta pikirannnya karena baginya ini adalah tuntutan gaya hidup dari keturunan Bachsan sepertinya. Meskipun sebenarnya ia tak dituntut untuk mengabdikan seluruh hidupnya untuk perusahaan. Seperti kakak perempuannya yang memilih menjadi dokter spesialis penyakit dalam, dan harus ia akui kakaknyalah orang yang pertama menjadi dokter dari keturunan Bachsan karena ayahnya pengusaha yang merupakan anak tunggal begitupula kakeknya yang seorang pengusaha. Sementara ibunya, merupakan keturunan keluarga Lesmana yang terpandang, ibunya memiliki 2 saudara perempuan dan satu saudara laki-laki.

Berbicara tentang keluarga Lesmana, ia jadi teringat kakak sepupunya, Arya. Ia hanya berbeda 4 tahun dengannya dan sangat mengagumi kakak sepupunya di usianya yang begitu muda sudah menduduki jabatan wakil presiden direktur.  Sebenarnya ia tak cemburu dengan pencapaian prestasi kerja kakak sepupunya namun ia sering dicekcoki mamanya karena masalah pendamping dan suka membandingkannya karena masalah itu. Jika berbicara tentang jodoh ibunya yang ceriwis dan nyentrik sangat suka menyindirnya karena tak kunjung membawa gadis manapun. Itu merisaukan ibunya. Tentu saja, ibu mana yang tidak khawatir di usia menjelang kepala tiga, putranya belum pernah sekalipun membawa gadis pujaan hati ke rumah. Ibunya membandingkan dirinya dengan kakak sepupunya karena ia tak pernah menjalin hubungan dengan wanita manapun.

Suara dering ponsel menyadarkannya. Reno melihat siapa yang menelepon dan ternyata itu atasannya, sang Ayah.

"Ada apa, pa?"

"Reno ke ruangan papa sekarang".
Reno memeriksa jam tangannya ternyata waktu berputar begitu cepat, sekarang setengah tiga sore. Seingatnya baru saja ia datang ke kantor tapi sekarang jam makan siangnya sudah lewat. Pantas saja sekarang perutnya menjerit lapar. Reno teringat ibunya. Pasti ini karena ibunya ia di panggil ke ruangan papanya.

"Reno sebentar lagi ke sana, pa".

"Harus sekarang Reno. Ayah perlu bicara denganmu". Di seberang sana Reno tau ayahnya sedang tak ingin dibantah.

"Oke. Reno ke sana". Reno hendak mengakhiri telponnya namun urung saat mendengar suara mamanya.

"Reno sekarang juga kamu ke sini. Mama tau kamu pasti nunda ke sini dan pasti nanti cari alasan. Mama juga tau kamu juga belum makan siang. Makanya cari calon istri bukannya pacaran sama kerjaan kamu itu. Kapan mama dapet cucunya. Kalo kamu sakit nanti gimana? sibuk terus sama kerjaan. Kamu mau papamu mama laporin ke serikat kerja karena semena-mena sama bawahannya! Atau kamu mama jodohin aja sama anak temen mama. Orangnya cantik, baik, santun lagi".

Reno mendengar mamanya begitu menggebu menyudutkannya kemudian berubah seperti SPG mempromosikan barang dagangannya. Mamanya ini tak bisa sehari saja tak berdrama. Segera ia tutup berkas pekerjaannya dengaan asal. Jika sang nyonya sudah bertitah dia bisa apa. Setelah ini pasti ayahnya ikutan menyudutkannya. Ah mamanya memang membuat suasana menjadi ramai.

Tentang Kamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang