Kamu Ternyata Arogan

4.3K 325 7
                                    

Note: pasti ada typo-nya nih. Bantu benerin ya gengs.

🍃🍁🍃

Dy merindukan tempat kelahirannya. Reno tidak bisa menghalangi keinginan dy. Mungkin kenangan dy selama di jakarta menyedihkan bagi dy. Tak banyak yang ia tau tentang dy.
Dan ia punya hak apa untuk melarang dy pergi?

Semalaman ia begadang berusaha membuang jauh-jauh kegundahannya. Paginya ia bersikap biasa saja seperti tidak ada yang mengganggunya. Walaupun reno bersikap seperti itu rendra sejak dari rumah hingga ke kantor memperhatikan gelagat putranya. Sekitar jam sebelas rendra meminta putranya ke ruangannya.

Begitu reno tiba di ruangan papanya. Ia disambut dengan tatapan menginterogasi ala papanya. Bukan hanya mama indi yang bisa menginterogasinya hingga membuatnya jengah. Tapi papanya juga, reno jengah karena ini bukan waktu yang tepat. Pikirannya sedang semrawut. Jika mama indira bisa mengomelinya di setiap pertemuan maka jika itu papanya berarti ia dalam masalah lebih besar.

"Kinerja kamu lumayan bagus. Tapi tidak terlalu bagus untuk kebaikanmu. Kenapa kamu seolah-olah menganggap pekerjaan sebagai beban yang harus kamu pikul jika kamu tidak suka. Tinggalkan pekerjaanmu".

"Tapi, pa..."

"Kita di kantor dan aku atasanmu bukan papamu yang dirumah".

Reno diam jika ayahnya turun tangan langsung menegurnya, itu artinya ia benar-benar melakukan kesalahan.

"Kamu butuh cuti."

Reno menatap papanya dan kemudian mengerti maksudnya. Papanya punya penyampaian yang unik dalam menegur putra-putrinya. Terkesan dingin tapi perhatian.

"Kamu belum mengerti juga. Jangan sampai perusahaanku bangkrut diurus oleh orang-orang sepertimu. Apa kamu sedang berpikir untuk memanfaatkan koneksi? Sayangnya tidak bisa. Papamu yang dirumah kupingnya sudah panas karena mamamu".

Reno kali ini tersenyum lebar.

"Maaf, pa. Reno melakukan kesalahan".

"Jangan ulangi lagi. Kamu hanya punya waktu seminggu liburan. Asal jangan liburan berdiam diri di rumah".

"Baik pak".

Sepeninggal reno pria paruh baya itu menelpon istrinya.

🍀🍀🍀


Papanya seolah memberi izin untuknya melakukan yang menurut reno ingin ia lakukan. Kenapa tidak dari kemarin ia terpikirkan. Ia bisa buat alasan tentang cutinya dan berlibur ke bali. Salah satu alasan yang cukup bagus bukan. Ia akan menjadikan dy tour guide nya dan tentunya dy harus mau.

Ia tidak tau pesawat dy akan berangkat jam berapa. Berulang kali reno mengetuk-ngetuk setir mobilnya. Apalagi sekarang? Tentu saja macet.

Bibirnya mengatup gemas melihat pergerakan mobil di depannya yang lamban. Jarak menuju penthousenya tinggal satu blok lagi.

Di sana!

Reno rasa air mukanya sudah tegang. Sedetik saja ia terlambat dy mungkin sudah menghilang dari pandangannya. Dy sepertinya akan menyetop taksi.

"Reno?".

"Ikut aku".

"Pesawatku berangkat sekitar sejam lagi reno. Aku akan terlambat".

"Kucingnya dimana?".
Bukannya langsung to the point reno malah menanyakan kucingnya.

"Kucingnya kutinggal dipenthousemu. Aku pikir kamu akan merawatnya di sini. Aku juga sudah memberinya makan. Syukurlah kamu sudah datang. Dia ada yang mengurus". Dy berbicara dengan ekspresi sendu mengingat baru dua hari ia sempat mengurusnya. Sempat terpikirkan untuk membawanya tapi kucing itu milik reno.

Tentang Kamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang