Seminggu setelah keterlambatannya datang ke pesta, mamanya benar-benar merealisasikan ucapannya. Mamanya bersikeras mengenalkannya dengan putri teman mamanya.
Wanita itu adalah teman sekelasnya di SMA-nya dulu. Reno mengenal wanita itu. Namanya Diana dan Reno hanya menganggapnya teman lama seperti kebanyakan. Tidak ada getaran apapun apalagi menyukainya. Reno murni memperlakukannya sebagai teman. Tak mungkin menjalin hubungan yang lebih jauh apalagi Reno tau sebenarnya Diana ini adalah mantan pacar temannya, Rico. Diana baru putus dengan Enrico seminggu lalu. Tentu saja Reno mengenali pacar temannya ini. Apa kata Rico nanti jika Reno menjalin hubungan dengan Diana? Meski Diana terlihat menaruh minat padanya. Sayangnya Reno tidak. Reno masih memikirkan solidaritas dalam pertemanan. Apalagi Rico sepenuhnya belum move on dengan pacarnya ini. Reno tak mau mengambil resiko memecah belah pertemanannya.
Mamanya ini ada-ada saja kenapa membuatnya malah terjebak. Sepanjang makan malam Reno setengah hati mendengarkan Diana berkeluh kesah.
Reno juga tak mau mengambil bekas dari orang terdekatnya. Dia bukan tipenya. Sekali lagi Reno ingin mengingatkan jika wanita yang bisa bersanding denganya adalah wanita yang mirip mamanya. Itu sudah keharusan.
"Reno. Mama kamu pasti terkejut kalo kita udah saling kenal. Lucu ya. Kita malah dijodohin. Aku gak nyesel terima usulan mamaku. Lagipula aku memang harus cepat cari pengganti Riko. Kamu jangan salah paham kenapa aku mutusin dia. Dia itu kekanakan dan aku punya pekerjaan yang menyita peerhatianku lebih banyak. Kamu juga tau kan bagaimana sibuknya kerja di perusahaan besar daripada dia yang cuma kerja jadi fotographer. Beda sama kamu yang baik terus kamu sosok yang bertanggung jawab".
Diana menunggu respon Reno. Memang tidak terkesan agresif namun Reno tau Diana berharap lebih padanya. Sayangnya itu tidak mungkin.
Reno mengelap bibirnya dengan tisu hendak mengakhiri makan malamnya. Menyusun kalimat yang tidak menyinggung Diana.
"Diana. Riko masih mengharapkanmu dan masih mencintaimu. Aku harap kita tidak bertemu lagi berdua saja. Orang-orang akan salah paham".
Diana speechless. Reno menolaknya. Diana salah tingkah takut terkesan agresif karena dia tau dari cerita ibunya, Reno tak suka gadis agresif. Akhirnya dia memanggil pelayan dan memintanya menuangkan wine.
"Kalau begitu bisa antar aku pulang. Aku tak membawa mobilku. Tadi ibuku yang mengantar". Diana menatapnya berharap. Sungguh Reno tak ingin berlama-lama lagi berdua dengan Diana. Setelah digosipkan sebagai pebinor apa sekarang dia akan digosipkan lagi. Nyatanya dia memang dipusingkan dengan hal itu.
"Aku akan pesan taxi online untukmu". Reno menyahut singkat.
"Gak bisa Ren. Aku takut naik taxi online. Bahaya kalo naik itu". Reno menaikan alisnya tak percaya begitu saja. Diana sedang mencari alasan supaya bisa diantar olehnya. Reno menarik statement nya tadi tentang tidak agresif. Nyatanya Diana sedang bertindak agresif.
Mengantarkannya? Sama saja Reno membuka kesempatan bagi orang lain untuk menjelekannya."Gak bisa aku ada urusan pekerjaan setelah ini". Reno menolak lagi.
"Tapi Ren apa kamu tega ngebiarin aku pulang sendiri?".
"Tid...
Reno berhenti bicara saat menyadari ada yang aneh dengan kemeja kemudian celananya yang mulai basah.Itu tumpahan wine. Untung saja kemeja dan celana yang dia pake adalah hitam. Namun cetakan wine itu akan terlihat basah. Orang-orang yang tidak tau pasti mengiranya mengompol. Memalukan.
Reno meringis. Pelayan wanita itu membuka mulutnya lebar dan mukanya memucat karena tela melakukan kesalahan.
"Ya ampun. Apa kamu tidak bisa bekerja dengan benar?" Diana memarahi pelayan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kamu (END)
RomanceReno didesak ibunya mencari pendamping hidup, karena gosip yang beredar dikantornya. Dia bukan gay atau perebut istri orang. Seringkali reno merasa terganggu dengan gadis-gadis yang berusaha mendapatkan perhatiannya. Termasuk istri temannya yang bah...