Berteman

5K 394 20
                                    

Dy tidak mau merepotkan siapapun lagi. Termasuk reno yang membuatnya merasa salah karena pria itu memberi efek tak nyaman baginya.

Mengenai rencana kedepannya sementara ini adalah menunggu kedatangan arya pulang dari luar negeri. Menanti kejelasan. Katakan saja dy bodoh. Bukan hanya bodoh tapi sangat bodoh. Hanya saja dy merasa tidak akan pernah bisa menerima kenyataan jika ia menyerah begitu saja. Jika takdirnya memang tak mengizinkannya berjodoh dengan pria yang ia inginkan. Ia bisa apa selain memasrahkan. Tapi sebelum kata mengikhlaskan terlisankan ia harus berjuang.

Pagi ini ia berencana menyelesaikan permasalahannya dengan kartu ATM nya yang dipatahkan arya. Sepertinya dy mulai berpikir beralih menggunakan Kartu virtual saja. Ia juga memikirkan bantuan reno. Rasanya ia tak berhak tinggal di penthousenya secara cuma-cuma. Ia harus pindah secepatnya dan yang lebih utama saat ini mengurus rekening bank-nya.

Tiba di sebuah bank ternama dy tak menyangka bertemu dengan wanita paruh baya yang dikenalnya.

"Kamu?".

Dy tersenyum dan mengangguk saat indira menyapanya. Ia merasa was-was dengan sikap indira nanti. Pasti keluarga besar Arya sudah tau pembatalan pernikahannya. Termasuk tante indira yang kini semakin mendekat ke arahnya.

"Bisa kita bicara? Kebetulan urusan tante di sini sudah selesai. Kamu tidak keberatan ikut tante?".

Terpaksa dy membatalkan rencananya hari ini. Karena ia tau

🍃🍃🍃

Mereka sudah ada di lobi ketika dy baru menyadari tempat tujuan indira.

"Ini kantornya suami tante. Kamu udah kenal reno kan? Putra tante juga kerja di sini".

Mengetahui hal itu sontak membuat dy semakin cemas. Belum bicara saja dengan tante indi dia sudah deg-degan. Apalagi ia akan bertemu reno di kantornya? Ia belum menyelesaikan urusan rekeningnya. Padahal hari ini juga ia berniat mencari tempat lain.

Mereka naik lift dan sampai di di pantai 21. Dy tetap mengekori indira namun tertinggal di belakang saat sadar indira memanggilnya.

"Ayo dy kita masuk".

"Kenapa dia di sini?".

Ternyata bukan hanya dy saja yang merasa nada reno berbeda ketika melihatnya. Padahal kemarin reno bersikap baik padanya walaupun setelah itu ia dibuat bingung dengan sikap reno sesampai di penthouse nya.

"Jangan lakukan ini".

Suara serak reno terngiang lagi ditelinganya. Berbeda dengan sekarang nada bicara reno terkesan ketus seakan tidak menyukai kedatangan dy. Walaupun begitu dy tidak menyukai kedua nada suara reno yang seperti itu. Selain membuatnya tak nyaman ia juga merasa sedikit tertekan berdekatan dengan reno. Reno membuatnya bingung mengartikan jika reno itu baik padanya atau malah sebaliknya?Maka bertambahlah alasannya untuk segera pergi dari penthousenya.

Indira yang menyadari situasi canggung di antara mereka. Padahal ia tadi sudah memperingatkan reno. Tak mungkin ia memberi petuah pada putra kebanggaannya di depan bawahannya. Ia tak mau dicap buruk oleh bawahannya. Tapi putranya masih menatap dy lekat. Indira perlu mencairkan suasana dan membuat putranya sadar mereka berlima masih berada di depan pintu. Karena siapapun selain dia tidak ada yang berani menegur putranya. Apalagi ia melihat karyawan baru hari ini.

Tentang Kamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang