"Gak ada yang ketinggalan lagi kan ren? Kamu udah packing semuanya?".
"Iya".
"Bagus. Jangan tebar pesona di sana. Nanti di sini ada yang patah hati".
"Mama!".
"Patah hati? Siapa ma?". Junita atau yang sering dipanggil Jun menimpali pembicaraan antara mamanya dan adiknya itu.
"Ups. Mama lupa. Itu rahasia jun. Gak boleh diungkap sekarang".
"Maksud mama apa?". Reno mencurigai mamanya.
"Maksud mama itu... kamu gak boleh tebar pesona sama turis di sana. Bahaya dan kamu harus hati-hati."
"...". Reno diam saja.
"Mama bakalan kangen sama kamu".
Indira mewanti-wanti putranya agar berhati-hati selama liburan. Seakan reno akan pergi lama saja. Jatah cutinya hanya seminggu. Setelah empat tahun bekerja di perusahaan ayahnya, ia memang hampir tak pernah mengambil jatah cutinya.
"Mam. Reno udah besar jangan diperlakukan kayak anak kecil. Malu dia nya".
Jun, si sulung dalam keluarga ini menatap jengah pemandangan antara mama dan adik laki-lakinya. Jun memang sudah menikah dan sesekali menjenguk orangtuanya di rumah masa kecilnya ini. Tapi akhir-akhir ini dalam seminggu jun berkunjung tiga kali. Sebenarnya boleh-boleh saja tapi indira tau tabiat putrinya jun, pasti putrinya sedang bertengkar dengan menantunya. Jika sedang bertengkar menantu dan putrinya sering mendiamkan satu sama lain. Indira mendesah seharusnya ia mempercayakan keputusan anak-anaknya tapi tetap saja sebagai orang tua rasanya ia ingin mencampuri urusan mereka tapi tentu saja dengan cara yang bijak. Sesekali ia akan menasehati putrinya jun jika ia merasa putrinya melakukan kesalahan.
"Mama rasanya gak rela aja ngeliat kalian udah besar. Jun selalu nempel ke papanya dan reno menuruni sifat papanya yang ngebuat mama cemas sifat cueknya ke perempuan bisa membuat masalah di masa depan".
"Mama...
Jun memeluk mamanya dari samping ia tau secara tak langsung mamanya sedang menyindirnya juga. Bukan hanya reno yang menuruni sifat papanya tapi jun juga. Berbeda dengan cintya dan reza mereka cenderung mirip dengan mamanya.
Reno memperhatikan dalam diam. Ia tau mamanya sangat sayang pada mereka.
"Ekhem... reno dan jun memang mirip papa tapi mereka berdua bisa sukses karena papa juga".
Rendra rupanya sudah berada di belakang mereka.
"Iya tapi sosialisasi mereka itu kurang. Terus gak peka".
"Lalu reza yang jelas-jelas tebar pesona dan mulutnya sering berisik itu bukannya buat kamu sering uring-uringan? Cintya juga udah berani centil ke lawan jenis".
Reno tau papanya sebenarnya sangat perhatian. Jika mereka melakukan kesalahan maka papanya akan turun tangan menegurnya dan tidak akan selamanya diam. Papa orang yang bijak.
"Papa ngejelekin gen mama ya?".
"Mama kalian yang duluan".
Papa mereka sudah pandai membalas kecerewetan mamanya.
"Papa tumben bisa balas mama?". Jun menyeringai ke papanya.
"Hidup bertahun-tahun sama mamamu bukan berarti papa gak tau tabiat mamamu. Semuanya bisa berubah seiring waktu. Kamu juga selesaikan masalahmu dengan suamimu jangan saling mendiamkan. Apa kamu mau mamamu menindas kita? Kita dibilang tidak pandai bersosialisasi jun". Rendra menasehati jun sambil menyindir istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kamu (END)
RomanceReno didesak ibunya mencari pendamping hidup, karena gosip yang beredar dikantornya. Dia bukan gay atau perebut istri orang. Seringkali reno merasa terganggu dengan gadis-gadis yang berusaha mendapatkan perhatiannya. Termasuk istri temannya yang bah...