B-8

312 26 9
                                    

Peak berjalan masuk ke rumah yang sudah ia tinggali selama satu tahun ini, dengan lemah ia berjalan sambil menundukkan kepala, setelah sampai di depan ranjang empuk nya yang ia beli hasil menabung dari gaji part time nya, sungguh selama ini peak sangat menyayangi dan menjaga kasur itu, tapi sekarang ia menjatuhkan dirinya kasar.

"Huaahhh apa yang baru saja ku lakukan.." dengan gusar peak mengusap wajahnya berkali-kali. "darimana keberanian itu muncul?" peak menutupi wajahnya dengan bantal.

Tring. Suara dering yang masuk di ponsel peak. Pemilik ponsel itu bangun dan meraihnya, membuka pesannya hati-hati dan membacanya dengan seksama.

"Iya p'peak aku sangat menikmati hari ini😁" itu balasan kana, saat peak bertanya apa kana bahagia hari ini dengan waktu yang ia habiskan dengan seseorang yang ia sukai.

"Jadi orang itu boom?" ucap peak lirih saat melihat postingan Kana sejam yang lalu, ia sedang memakan ice cream bersama seseorang yang ternyata peak kenal.

Boom adalah teman lama Peak saat ia tinggal di  Udonthani, saat ia dan kakaknya masih kecil mereka pernah tinggal disana bersama ibu mereka untuk menemani bibi nya yang saat itu tinggal sendiri disana.

Peak mengenal Boom karena bibi nya mengenal keluarga boom, meski tidak dalam lingkungan yang sama tapi boom sering diajak ibunya berkunjung ke rumah bibi peak yang juga peak tinggali. Karena seumuran mereka cepat untuk akrab, saat itu boom juga mengajari pelajaran matematika yang sangat ditakuti oleh peak kecil saat itu.

Tentu peak harus kembali ke rumahnya, ke sekolahnya sehingga perpisahan tidak dapat dihindari saat itu. Satu kenangan yang tidak pernah Peak lupa adalah saat ia memakan ice cream bersama Boom disalah satu market yang dekat dengan komplek rumah boom, saat itu peak diajak sang bibi berkunjung ke rumah boom sehingga boom mengajak peak untuk berjalan-jalan di lingkungan tempat tinggalnya.

"Sungguh.. ternyata mereka saling mengenal" ucap Peak pada dirinya sendiri.

*****

Blue merapikan berkas yang ada di meja nya, belum ada kabar dari Boom ataupun Kana. Sejenak blue melupakan pekerjaannya ia harus tahu keadaan 2 orang terdekatnya itu. Di satu sisi ia ingin sekali menceritakan semuanya pada Boom tapi ia tidak tahu harus bagaimana memulainya, terlebih pamannya, Krit yaitu ayah Boom melarangnya untuk mengatakan apapun. Ia masih saja memandang kosong sampai sebuah dering telepon menyadarkannya.

"Halo" ucap Blue.

"Tuan ada yang mencari anda di luar, saya sudah mengatakan bahwa ada sibuk tapi.."

"P'blue ini Kana"

Blue memijat pelipisnya ia tahu hari ini akan datang saat ia tidak bisa lagi mengelak di hadapan Kana.

"Biarkan dia masuk" ucap blue lirih dan tak lama kemudian pintu ruangannya dibuka secara tidak sabar.

Kana berdiri di depan pintu dengan pandangan yang sulit diartikan oleh Blue, dengan perlahan Blue menarik lembut tangan Kana dan mempersilahkannya duduk. Kana, gadis itu masih diam dengan tatapan yang seperti meminta penjelasan pada Phi nya.

"Jadi ada apa kamu disini? Boom tidak ada di sini" ucap Blue langsung dengan nada cool dan tangan terlipat di depan dada.

"Aku tidak membenci p'boom tapi semua orang seakan meminta kami untuk tidak saling sapa" ucap Kana yang tidak dimengerti oleh Blue.

"P'blue sudah tahu? itu alasan p'blue tidak mau menjemputku ke bandara? dan saat mengajakku jalan-jalan kemarin itu untuk perpisahan kita?"

My Business Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang