Peak Peemapol Panichtamrong. Siapa yang tidak kenal dengannya? Siapa yang tidak tahu pengusaha sukses Panichtamrong yang memiliki perusahaan sukses dan beberapa usaha lainnya, siapa yang tidak mengetahui bahwa Peak adalah anak dari orang besar itu?
Tapi nyatanya Peak hanya lah pemuda berumur 19 tahun yang berusaha mandiri dengan membiayai sendiri study nya, sewa rumah sederhana dan juga makanan sehari-harinya. Peak adalah mahasiswa tahun kedua di Chulalongkorn University jurusan akutansi, ia sudah memantapkan hatinya untuk menyelesaikan kuliahnya setelah waktu 3 tahunnya ia habiskan untuk bersekolah di Jepang.
Peak lebih memilih untuk tinggal dirumah bibi nya sementara, dan itu bukan jarak yang dekat ia harus meninggalkan rumahnya dan bersekolah di Jepang agar bisa menghentikan kehendak ayahnya yang terus memaksanya belajar tentang bisnis, peak bukannya tidak tahu ia sangat tahu sebenarnya kakak nya lah yang tertarik dengan dunia bisnis, setidaknya walaupun nanti peak yang akan meneruskan perusahaan keluarganya, ia ingin ayahnya memberikan kesempatan bagi kakaknya. Ada Prim yang begitu ingin di bimbing bagaimana agar menjadi pembisnis yang baik dan sukses.
Peak berharap selama 3 tahun di Jepang ayahnya dapat merasakan kesungguhan hati kakaknya, selama ini ayahnya selalu fokus pada Peak dengan alasan karena anak laki-laki satu-satunya.
Tidak mudah bagi peak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru. Apalagi keterbatasan peak menggunakan bahasa jepang. Sehingga membuat peak hanya bicara seperlunya dan juga sering menghabiskan waktunya sendiri.
Saat itu peak sedang iseng membawa makanannya ke loteng atas, biasanya anak-anak di jepang suka memakan bekal di atap sekolah, tapi alasan peak makan disana adalah karena saat itu atap sekolah sedang sepi.
Baru peak berjalan beberapa langkah ia mendengar suara tangisan, ada seseorang yang sedang terduduk sambil menangis. Peak khawatir kalau terjadi apa-apa, akhirnya peak memberanikan diri mendekat.
"Ano.."
"Namida.."
Peak tidak bisa merangkai kata, bagaimana mengucapkan "kamu jangan menangis" dalam kalimat yang benar?
"Maksud ku kamu kenapa? kenapa menangis sendiri disini? aku..aku tidak bisa berbahasa jepang.." ucap peak dengan cepat karena bingung harus mengatakan apa lagi.
Tak lama tangis gadis itu tak terdengar lagi, perlahan ia berdiri dan menyeka air matanya.
"Thank you" ucapnya.
Peak mengangguk dan memberikan sapu tangan. Gadis itu menerimanya dan berucap hal yang membuat peak sedikit terkejut.
"Kalau phi tidak bisa bahasa jepang kenapa phi pindah ke sini? ikut orang tua ya?"
Peak berlonjak kaget, anak ini, gadis didepannya ternyata bisa bahasa Thailand.
"Ayahku orang jepang dan aku memang lahir disini, tapi ibu ku adalah orang thailand phi, mama lahir di Bangkok" jelasnya.
"O-oh begitu tapi syukurlah sudah tidak menangis lagi" ucap Peak.
Dan sejak kejadian itulah peak memiliki teman sekaligus adik kecilnya disekolah. Gadis kecil itu adalah Kana, itulah awal pertemuan Peak dengan Kana yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri, Kana juga yang mengajari peak sedikit demi sedikit bahasa jepang sehingga memudahkan peak dalam berinteraksi selama disekolah. Sebenarnya Kana adalah anak yang baik dan sopan, tapi ia sering di bully dan dijauhi oleh teman sekelasnya karena ia dari keluarga kaya raya dan memiliki wajah yang cantik, padahal kana tidak pernah memilih untuk berteman, ia juga tidak memandang status sosial tapi banyak rumor tentangnya yang membuat kana sedih dan saat itulah Peak selalu menghiburnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Business Love
FanficBoom Krittapak Udompanich adalah CEO termuda yang menjadi pemilik perusahaan elektronik terbesar di Thailand. Ketampanan dan Kekayaan yang dimilikinya membuat siapapun ingin selalu berada di dekatnya. Ia selalu membuat iri siapapun yang mengenalnya...