Nih, aku kasih yang seger-seger. Mendung-mendung cus liatin babang chris yang gantengnya kebangetan aja.
******************************
Hepi reading
******************************
Chapter 7
"Aku perlu ke toilet." Isabel berucap.
"Biar kuantar."
"Permisi."
Ketika merasa sudah cukup jauh dari pandangan dan pendengaran kedua adiknya, Marc menarik lengan Isabel dan membawa gadis itu ke perpustakaan yang letaknya di sudut paling depan.
"Jangan pernah bersikap kasar padaku!" desis Isabel marah. Ia menepis tangan Marc yang mencengkeram lengannya yang mulai terasa sakit.
Mata pria itu menyala-nyala oleh emosi, mengakibatkan kening Isabel bertaut bingung. "Kenapa kau mengatakan kita akan menikah di Patterson House?" sergah Marc.
Isabel terkesiap oleh penyebab kemarahan Marc. Jadi hanya perkara ia mengatakan di mana pesta pernikahan mereka diadakan pria ini menyeretnya begitu saja ke perpustakaan? Terkutuklah pria arogan ini! Ia mengibaskan rambutnya ke belakang bahu dengan tidak sabar. "Bukankah Patterson House adalah rumah yang akan diwariskan padamu setelah kau menikah? Lalu memangnya mengapa kalau kita mengadakan pesta pernikahan di sana?"
Marc menyugar rambut dengan tidak sabar. Ia tidak ingin pesta pernikahannya menambah daftar panjang kenangan buruk rumah itu, tapi juga tidak ingin membeberkan penyebabnya kepada Isabel. Perempuan itu tidak perlu tahu seburuk apa masa lalu keluarganya. Ia sendiri yakin wanita itu tidak akan mengerti kerumitan yang sudah terjadi dalam keluarganya.
"Seharusnya kau bertanya dulu padaku!" seru Marc.
Isabel menggertakkan gigi mendengar bentakan kasar itu. Dagunya terangkat penuh harga diri. "Lalu mengapa kau tidak membantahnya saja tadi?"
"Aku tidak ingin menjawab pertanyaan adik-adikku mengapa aku harus menolak permintaanmu."
Isabel mendengus kasar. "Oh, please! Memangnya kau tidak bisa menemukan cara halus lainnya?" Marc membuka mulut hendak membantah, tapi Isabel menambahkan. "Oh, benar. Kau tidak memiliki sisi halus dalam dirimu!"
Rahang Marc mengeras.
Isabel menambahkan, "Kalau kau tidak ingin acara itu diadakan di sana, sampaikan saja. Memangnya aku peduli pernikahan itu diadakan di mana."
Gigi Marc bergemeretak menahan kekesalan. Wanita ini telah berhasil membuat emosinya semakin meningkat. Yang bisa ia lakukan sekarang hanya menerima pengaturan itu. Menambah satu ladi ke dalam daftar kenangan buruk untuk rumah itu juga tidak berpengaruh buruk pada hidupnya. Dengan embusan napas kasar ia mendesis, "Lupakan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine In The Moonlight
Ficción GeneralThe Heritage Series, #1 . . . Yang dunia tahu, Marc Ridley lahir dalam keluarga yang harmonis dan bahagia. Namun kegagalan orangtuanya dalam membina pernikahan lah membuatnya enggan merasakan hal yang sama. Sampai akhirnya ayahnya malah memberi wasi...