^New Classmate^
Dont trust everything you see, even salt looks like sugar
->->->
"Beri saya alasan kenapa kamu nggak suka dekat-dekat saya?" Tanya Ghazie mengunci manik mata Anne.
"Lo aneh, gue nggak suka." Jawab Anne menormalkan debar jantungnya sambil meremas jari-jarinya.
"Apa salahnya saya mau akrab sama kamu?" Pertanyaan Ghazie membuat Anne kembali diserang debaran jantungnya.
"Salah besar! Udah ah kita belajar aja." Anne mengalihkan topik, Ghazie mau nggak mau menyudahi kontak mata mereka.
Ghazie mulai menuliskan beberapa rumus dan teori yang berhubungan dengan materi Anne.
"Nih, coba kerjakan." Ucap Ghazie setelah selesai membuat beberapa contoh soal dengan berbagai variasi. Anne mengerjapkan matanya mendapati 25 buah soal di meja.
Anne dengan setengah percaya diri mulai menggoreskan pensil mekaniknya, matanya berulang kali menatap buku catatan sambil mencocoki rumus. Sampai akhirnya matanya menatap puas pada buku tulis yang penuh dengan rumus serta jawabannya.
"Udah?" tanya Ghazie mengambil alih buku tulis Anne.
"Yaampun Ne! dari 25 soal kamu cuma bener 15?" ucap Ghazie menatap horor ke arah Anne.
"Itu udah setengahnya tau!" balas Anne disertai cengiran kudanya. Ghazie menghela napas panjang kemudian mulai menuliskan beberapa soal lagi.
"Ini terakhir, kerjakan dengan benar!" kata Ghazie lalu berlalu pergi mengangkat panggilan yang tiba-tiba masuk.
Anne menatap sebal ke arah soal-soal di depannya, semenit kemudian dia larut dalam rumus-rumus dan jari-jarinya mulai menghitung cepat.
Hampir satu jam Ghazie menghilang dari ruang keluarga, cowok itu berjalan menghampiri Anne dengan gigi yang bergemeletuk sambil meremas ponsel dalam genggamannya.
"Shit!" Ghazie mengumpat lalu mengusap wajahnya kasar, jelas masih terngiang perkataan perempuan paruh baya yang tadi mengeluarkan ancaman.
Langkah Ghazie terhenti ketika mendapati Anne menelungkupkan kepalanya di meja dengan tumpukan buku yang tersusun menjadi bantal. Gadis itu bahkan sudah sibuk dengan mimpinya.
Ghazie menghela napas panjang, ia merasa bersalah juga pada Anne karena meninggalkannya sendiri. Ghazie melirik jarum jam yang menunjukan angka 11. Sudah larut.
Dengan berat hati serta kehati-hatian Ghazie membawa Anne dalam dada bidangnya, ia membopong Anne sampai kamarnya. Anne terlihat bergerak sedikit dalam gendongan Ghazie tapi terlelap lagi. Ghazie tersenyum tipis dalam langkahnya. Ia membaringkan tubuh Anne pelan-pelan, setelah itu Ghazie mulai mengamati seisi ruangan itu.
Kamar itu di dominasi warna biru tua yang terlihat lembut berpadu dengan glitter-glitter di dindingnya yang berkerlap-kerlip, banyak sticker serta poster glow in the dark yang memunculkan berbagai warna neon ketika lampu dimatikan. Langit-langit kamarnya di tempeli gantungan-gantungan bergambar bintang dan roket yang glow in the dark. Dan juga yang pasti tertempel sticker yang menunjukan gambar rasi bintang Andromeda, nama rasi bintang yang kini gadis itu pakai. Ghazie menyimpulkan bahwa Anne menyukai semua hal yang berbau luar angkasa, terlebih terhadap rasi bintang Andromeda, Antares, dan Aldebaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guardian [Secret Relationship Series]
Roman pour Adolescents"Nurut sama Masmu!" Suara Aras meninggi, ia baru saja membentak adik kesayangannya. Bila ada yang bertanya padanya, apa yang ia rasakan saat ini? maka ia akan menjawab: 50% benci Aras 50% benci Ares Gadis itu benci sekali jika ada yang men...