#8. Malam

657 49 8
                                    

^Malam^

Don't give up on anybody.
Miracles happen everyday

->->->

     "Aku menunggu gadis itu,"

     "Mengapa kau sangat mengincar dia?"

     "Karena aku ingin membalas dendamku,"

     "Harus banget?"

     "Ini kan sudah cita-citaku sejak remaja! Mengapa kau pembangkang sekali?!"

     "Oke, ku tutup teleponnya, kak."

     Ghazie mendengus sambil membanting ponselnya ke ranjang, tidak habis pikir dengan wanita yang ia anggap sebagai kakaknya. Ia tahu, sedari dulu impian kakaknya adalah membalas dendam pada cinta pertamanya. Kakaknya sangat haus akan kekuasaan juga serakah, Ghazie sedikit menyesal ia sedikit telat mengetahui motif kakaknya selama ini.

     Sempat ia membenci kakaknya dulu, tapi tidak dengan sekarang. Ghazie dan kakaknya hanya berusaha menjalankan tugas masing-masing. Kakaknya membalas dendam dan dia menjaga cinta pertamanya dari serangan kakaknya. Hanya sesimpel itu tapi butuh waktu lama bagi Ghazie untuk kembali berdamai dengan kakak serta rencananya.

     Walaupun begitu, kakak perempuannya adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki di dunia ini. Ghazie bersyukur atas hal itu.

->->->

     "Lo beneran nggak apa-apa gue tinggal?" Tanya Chio dengan nada khawatir.

     "Nggak apa-apa sumpah deh, lagian adek lo kasian sendirian." Jawab Anne meyakinkan.

     "Oke deh, kalo udah sampai rumah chat gue atau Seruni ya." Anne menjawabnya dengan anggukan.

     Hujan turun menerus sepanjang hari di kota Jakarta, hari hampir magrib namun Anne belum menunjukkan tanda-tanda akan pulang. Berkali-kali kepalanya menunduk mengecek arloji maupun ponselnya, bolak-balik mengecek room chat dirinya dengan Ghazie juga.

     Ghazie terjebak macet karena ada kecelakaan truk serta banjir di beberapa titik di Kota Jakarta. Anne jadi geli membayangkan ekspresi Ghazie ketika mengumpat atau mengerang frustrasi karena macet yang tak kunjung menyusut.

     Sambil menunggu Ghazie datang menjemput, Anne ditemani Sigra dan beberapa teman cowok lainnya. Mereka tengah membuat tugas kelompok.

     "Gra, cari info tentang perang dunia kedua dong." Pinta Anne dengan fokusnya pada gambar peta-peta dunia. Tangannya lihai menggoreskan pensil pada kertas A3, ia tengah membuat peta dunia.

     Anne dari dulu memang hobi menggambar, ia sering menggambar ketika terserang perasaan bosan atau ketika ia butuh waktu untuk sendiri.

     Sebenarnya Anne takut juga ditinggal seorang diri dengan 4 cowok, tapi ia percaya Sigra. Cowok itu tak pernah beniat jahat pada dirinya.

     Hari semakin gelap, hujan makin terdengar rintikannya. Anne sudah mulai bosan menggambar peta yang sudah rampung daritadi. Menunggu adalah salah satu hal yang amat menyebalkan.

     Anne larut dalam pr fisikanya yang mulai ia kerjakan. Suasana semakin sepi ketika angka menunjukan pukul tujuh malam.

     Ia tahu, cepat atau lambat satpam pasti akan mengusirnya dari kelas. Sekolah akan ditutup dan gerbang akan dikunci beberapa menit lagi. Tapi, semoga saja Ghazie datang sebelum satpam mengusir dirinya.

The Guardian [Secret Relationship Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang