#6. A Sundate

603 50 0
                                    

^A Sundate^

Rasa? Ada sih
Berharap? Nggak terlalu
Mengapa? Karena aku sadar diri

->->->

Anne mengibaskan rambutnya yang lembut dengan minyak rambut. Minggu adalah hari bebasnya Anne, gadis itu bertekad tidak akan mandi hingga fajar tenggelam.

Sayangnya, itu hanyalah imajinasi menyenangkan dari otak malas milik Anne. Realita berkata lain, sejak subuh Ghazie menggeret Anne bangun dari kasurnya untuk berolahraga. Anne mengerang tak suka, tapi tetap ia lakukan juga.

"Masa segini aja udah capek sih," kata Ghazie dengan nada meledek, Anne cemberut di kursi taman.

"Jangan harap ada hari hibernasi selama masih ada saya." Ancam Ghazie membuat Anne mendelik tajam.

"Yuk, saya traktir bubur ayam disitu." Lagi-lagi Ghazie menarik paksa tangan Anne membawanya makan bubur ayam.

Belum puas menyiksa Anne dengan 10 putaran sejak subuh, Ghazie mengajak Anne membersihkan seluruh rumah beserta garasi dan mengajak Anne bercocok tanam. Ghazie bahkan sudah menyiapkan bibit-bibit tomat serta cabai siap tanam.

Anne mengambil sapu dengan malas, ia mulai menyapu kamarnya sendiri. Karpet-karpet beludru serta meja mulai digeser-geser, belum puas dengan sapu Anne mengambil vacum cleaner dan menyedot debu-debu di sofa.

Ghazie tertawa melihat Anne mulai bersin-bersin kala mereka menyapu bersih debu-debu di ruangannya. Seolah belum mau menyudahi permainannya, Ghazie menyuruh Anne belajar mencuci mobil.

Anne menatap malas pada selang beserta sabun di hadapannya, gadis itu mengikat tinggi-tinggi rambutnya memperlihatkan lehernya jenjangnya yang mulus.

"Gue harus apalagi?!" Ucap Anne melempar kanebo ketika ia selesai mengelap mobil. Matanya berkilat sementara pipinya menggelembung menahan kesal. Ghazie malah terbahak melihat ekspresi yang dihadirkan Anne.

Teriknya matahari mampu membuat emosi Anne terpancing 2 kali lipat lebih cepat, ia gemas sekali dengan Ghazie yang sedari tadi menertawainya tanpa ampun.

"Sialan lo!" Teriak Anne berlari mengejar Ghazie dan memukul pria itu keras.

"Eh! Pasal 2 ayat 1 dan 2 'tidak boleh berkata kasar dan melukai sesama!' Kamu melanggarnya, Anne." Ujar Ghazie disertai seringai kecil.

Semalam mereka memang tidur larut karena membuat surat perjanjian dengan isi hampir 30 lembar kertas dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Anne mengambil selang air kemudian mengarahkannya ke Ghazie, semburat air yang langsung keluar dari selang langsung menghantam wajah Ghazie tanpa ampun.

"An, saya nggak bisa lihat!" Ucap Ghazie berusaha menghindar dari serangan Anne.

"Betapa lo nyebelinnya!" Anne dengan sengaja menimpuk Ghazie dengan tanah humus yang rencananya mau mereka buat bercocok tanam.

"An, yaampun." Ghazie berinisiatif mengambil ember berisi air sabun yang tadi dipakai Anne untuk mencuci mobil. Ghazie yang gemas langsung mengguyur balik Anne dengan air sabun tersebut.

"GILA YA LO!"

Kini menguar bau sabun cuci mobil yang kental dari tubuh Anne, gadis itu berdecak kesal sambil menghentak-hentakan kakinya di tanah yang becek. Air yang sudah bercampur dengan tanah pun terciprat hingga baju dan wajah Ghazie. Tubuh mereka berdua dipenuhi noda berwarna coklat.

"Gue benci sama lo, gue kesel tau!" Anne mendesis tajam dengan kilat matanya yang menyeramkan. Ghazie mengarahkan selang air ke wajah Anne untuk menggoda gadis itu.

The Guardian [Secret Relationship Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang